Sunday, May 17, 2020

Puisi Akrostik | Muhammad Hafidz Anshori | Kaulah Harapan Segala Cita dan Asa

Judul Puisi 
"Kaulah Harapan Segala Cita dan Asa"
 
Source: pixabay.com
Malam-malam aku habiskan untuk memanjatkan syukur
Untuk anugerah yang telah engkau berikan
Hari indah yang aku tunggu dalam penantian panjang
Anak yang akan jadi penerus jalan imanku
Memegang teguh kebenaran dan ketakwaan
Memegang teguh keimanan dan kesabaran
Angkara murka jadi musuh dalam jiwamu
Damaikan dunia dengan senyum dan sapamu

Hati ini percaya bahwa kau kan bisa
Antarkan kami ke pintu surga
Firdaus yang harum dan megah
Ingatlah bahwa kau lah kafilah
Doa kupanjatkan untuk mengisi setiap aliran darahmu
Zat Yang Esa yang akan bawamu jadi perkasa

Anganku melayang tinggi tentang harapan dan doa
Nanti kau kan jadi imam kehidupan
Salatmu, ibadahmu kan jadi penolong alam
Hati ini akan selalu mengirim ayat-ayat suci untukmu
Ombak sebesar apapun kan mampu kau taklukan
Raihlah citamu setinggi angkasa
Inginku... kaulah harapan segala cita dan asa

-Rin Muna-
Kutai Kartanegara, 30 Juli 2018

Thursday, May 14, 2020

Hijabers, Perhatikan Jarum di Sekitarmu! Pakai Bantalan Biar Lebih Aman

www.rinmuna.com



Hai ... temen-temen!
Apa kabar?

Buat temen-temen hijabers, kalian pernah nggak sih pakai jarum pentul buat menahan hijab kalian biar nggak mudah lepas?

Kalau aku sih, selalu punya jarum pentul karena selain untuk menahan hijab, juga aku gunakan untuk menjahit. Sehingga, aku punya banyak koleksi jarum pentul yang aku gunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Ada banyak cara untuk menyimpan jarum pentul.
Dulu sih, aku suka naroh sembarangan aja. Asal taroh sana-sini, kadang cuma dimasukkin ke dalam cup atau botol kecil aja. Nggak pernah kepikiran kalau itu jarum bakalan tercecer dan bisa aja keinjak karena ngasal narohnya.

Nah, setelah aku punya anak ... sebagai seorang ibu, pastinya aku bakal khawatir dong kalau naroh jarum pentul sembarangan. Takutnya, aku yang pakai dan naroh asal-asalan, eh ... si kecil yang suka lari-larian ke sana ke mari itu jadi korban karena nginjak jarum pentul. Bakal ngerasa bersalah banget kan kalau jadi seorang ibu yang nggak hati-hati.


Kalau aku sih, lebih nyaman pakai bantalan jarum karena nggak mudah tercecer. Asalkan tetap selalu berhati-hati, setelah dipakai harus langsung dimasukkan lagi ke bantalan jarum supaya tetap aman dan nyaman.

 


www.rinmuna.com

Alhasil, aku bikin beberapa bantalan jarum yang aku gunakan untuk menyimpan jarum pentul. Supaya aman dan nyaman saat si kecil lari-larian di dalam rumah tanpa takut kakinya bakalan kena jarum pentul.

Kalian juga bisa bikin bantalan jarum pentul sendiri di rumah. Nggak perlu banyak bahan, cukup menggunakan kain perca dan dakron secukupnya saja. 

Tutorialnya, bisa kalian intip di dua video ini :




Buat kalian yang males ribet, bisa request sama aku. Bisa dateng langsung ke rumah aku buat dapetin bantalan jarum pentul murah meriah supaya si kecil tetap aman dan nyaman tanpa ada jarum-jarum yang tercecer. Karena aku biasa bikin dan punya beberapa stock bantalan jarum yang model biasa. 
Kalian juga bisa order online lewat Tokopedia, tinggal klik link di bawah ini :

Bantalan Jarum Biasa 6 Ribuan 


Nah, itu dia salah satu andalan aku buat nyimpan jarum pentul dan jarum jahit lain supaya tidak khawatir dengan jarum-jarum yang tercecer ke mana-mana.

Kalau kamu, sukanya simpan jarum di mana? Di box, di laci lemari atau pakai bantalan  jarum kayak aku?
 

Wednesday, May 13, 2020

Mamuja Peduli Covid-19, Donasikan 100 Pcs Masker Kain untuk Warga Samboja

www.rinmuna.com

Senin, 11 Mei 2020 menjadi hari yang bersejarah dan tidak akan pernah terlupakan dalam hidup kami. Pasalnya, di tengah wabah Covid-19 yang terus meresahkan masyarakat. Mamuja masih diberikan berkah untuk bisa membantu orang lain dengan memberikan donasi Masker Kain Steril product dari Mamuja Gallery.


 Baca juga : Profil Mamuja


Saat semua orang ribut karena masalah pembagian sembako yang tidak merata, kami sibuk di dalam sebuah ruang kecil "Rumah Literasi Kreatif Bunga Kertas" untuk memproduksi masker kain sebanyak 2.235 buah yang merupakan pesanan dari Pertamina Hulu Sanga-Sanga ( 1.650 Pcs) sebagai bagian dari program binaan Pertamina Hulu Sanga-Sanga untuk membantu menyejahterakan UMKM (Usama Mikro Kecil Menengah) yang ada di kecamatan Samboja. Pesanan dari Kecamatan Samboja sebanyak 225 Pcs dan dari SDN 036 Samboja sebanyak 360 Pcs. Total masker yang kami buat sesuai pesanan sebanyak 2.235 Pcs.



Sesuai dengan niat baik kami untuk menyisihkan sebagian keuntungan dengan memberikan masker gratis kepada warga Samboja, maka kami memberikan donasi sebanyak 100 Pcs masker kain yang pendistribusiannya kami serahkan pada salah satu kelompok pemuda yakni KNPI Kecamatan Samboja. Artinya, Mamuja telah memproduksi 2.335 Pcs masker kain dan masih ada beberapa masker yang kami jual secara ecer dan sesuai pesanan pembeli.


Awalnya, aku nggak nyangka kalau bener-bener bisa memproduksi hingga 2.000 lebih masker kain dengan anggota yang hanya 7 orang karena 1 orang  anggota sedang sakit dan tidak bisa bergabung untuk memproduksi masker kain. Alhamdulillah, karena niat baik semua ibu-ibu Mamuja diberikan kemudahan oleh Allah SWT. Kami bisa mendapat pesanan dan juga menyisihkan sebagian uang yang kami peroleh untuk didonasikan kepada warga yang membutuhkan.

Selain donasi 100 Pcs masker lewat KNPI Kecamatan Samboja, kami juga memberikan donasi masker kain khusus untuk anak-anak balita yang membutuhkan. Kami berikan cuma-cuma selama persediaan masih ada dan yang membutuhkan mau datang ke Rumah Literasi Kreatif Bunga Kertas. Kami tidak bisa mempromosikan ke media sosial kalau ada masker gratis yang kami berikan untuk anak-anak mengingat tenaga kami yang terbatas dalam memproduksi masker. Sehingga, hanya bisa kami berikan kepada orang-orang yang tinggal dekat dengan kami.

Sebelumnya, aku memang ingin sekali bisa bermanfaat selama masa Pandemi Covid-19 ini. Terinspirasi dari Bunda Anne Avantie yang menyulap butiknya menjadi rumah produksi APD untuk tenaga medis yang ada di Indonesia. Aku pikir, aku memang hanya manusia kecil yang akan pernah bisa berguna untuk orang lain. Punya keinginan besar untuk membantu, tapi tak punya modal untuk bisa melakukannya. Tapi, Tuhan tak pernah tidur dan selalu menunjukkan jalan yang terbaik. Sampai akhirnya, kami mendapat pesanan tiba-tiba dalam jumlah besar dan akhirnya bisa menyisihkan sebagian keuntungannya untuk kami donasikan.


 Mamuja juga bisa mengisi waktu luangnya dengan kegiatan yang positif. Saya sangat berharap kalau ke depannya, Mamuja bisa sukses dan menjadi bagian dari Divisi Finansial Taman Bacaan Masyarakat yang patut dicontoh. Karena, produk lokal memang sulit sekali bersaing dengan produk luar. Kebanyakan orang lebih suka membeli barang hasil produksi pabrik yang harganya jauh lebih murah ketimbang produk homemade. Semoga, ke depannya karya-karya lokal bisa lebih dihargai oleh masyarakat luas. Karena semuanya akan kembali kepada masyarakat itu sendiri.

Mengingat kesibukan menjelang lebaran Idul Fitri, maka kami memutuskan untuk menunda pesanan dalam jumlah besar. Hanya menyediakan masker kain yang dijual ecer. Kami baru akan membuka pemesanan kembali usai lebaran Idul Fitri.

Semangat terus untuk ibu-ibu Mamuja. Semoga, karya-karyanya terus mendunia. Selalu memberikan yang terbaik, menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.


Salam berkarya,

Tetap #StayatHome ya! Jangan lupa pakai masker kalau keluar dari rumah.



Much Love,


Rin Muna

Founder Rumah Literasi Kreatif Bunga Kertas





 

Kenapa Jatuh Cinta Sama Novelme?



www.rinmuna.com

Kak Rin, kenapa milih nulis di Novelme?

Aku seringkali mendapat pertanyaan yang satu ini. Kenapa ya?

Eh, kenapa ya nanyanya kenapa? Hahahah ...  udahlah, nggak usah hirauin pertanyaanku yang rada sakau itu.

Mending, fokus aja ke jawabannya. Aku tulis ini Cuma ingin berbagi pengalamanku sama temen-temen semuanya.



Aku ... awalnya bukanlah seorang penulis murni. Penulis murni adalah orang yang full time menulis seperti seorang seniman murni.

Aku bekerja di salah satu perusahaan swasta sebagai admin pembukuan. Menulis, hanya menjadi bagian dari hobby dan sama sekali nggak terpikirkan bakal dapet duit dari nulis. Yang aku pikirin saat itu adalah ... bagaimana aku bisa mewariskan sesuatu untuk anakku. Sesuatu yang bisa dia kenang dan tidak akan hilang begitu saja sampai ratusan tahun ke depan. Awalnya, Cuma iseng-iseng aja belajar nulis. Eh, lama-lama jadi candu.



1.       Berawal dari Status di Facebook



Kalau ditanya, kapan mulai nulis, aku sendiri nggak pernah tahu. Yang jelas, aku adalah salah satu orang yang suka berceloteh di facebook dan twitter pada masa itu.

Saat itu, aku memang suka membaca novel dan salah satu penulis favorite aku adalah Tere Liye. Ada hal yang menggelitik dan menyentuh hatiku sehingga aku memutuskan untuk belajar menulis dengan sungguh-sungguh.

Dalam salah satu acara jumpa fans, Tere Liye pernah berkata kalau status di Facebook kita bisa menjadi sebuah novel kalau dikumpulin. Bener banget kan?

Bayangin aja kalau setiap mau melakukan sesuatu kita selalu update status facebook. Bangun tidur, mau mandi, mau makan, mau berak sampai mau tidur lagi, kita selalu aja bikin status.

Anggap aja, kita menulis minimal 100 kata dalam sehari. Maka, kita sudah menulis 1000 kata dalam sepuluh hari, 3000 kata dalam sebulan, 30.000 kata dalam 10 bulan dan 60.000 ribu kata dalam kurun waktu 20 bulan. Artinya, kita bisa menghasilkan 1 novel hanya dalam waktu 2 tahun, Cuma ngumpulin status facebook doang. Produktif banget kan?

Itulah salah satu pemantik semangatku dan membuatku belajar menulis novel.


2.       Ikut Lomba Menulis Sejak SD


Kalau ditanya, kapan mulai suka nulis? Aku pasti bakal jawab sejak kelas tiga SD. Tapi, saat itu aku sama sekali nggak pernah serius atau pun bercita-cita menjadi seorang penulis. Tapi, aku sangat menyukai pelajaran Bahasa Indonesia dan menjadi juara 1 lomba Sinopsis se-Kecamatan Samboja. Dulu, menang lomba mah seneng baanget. Sayangnya, piagam aku nggak disimpan dengan baik dan entah ke mana. Jadi, aku bener-bener nggak punya kenangan masa kecil. Orang tuaku bukanlah tipe orang tua yang suka membanggakan prestasi anaknya dan tidak pernah menyimpan piagam-piagamku dengan baik. Berbeda dengan aÄ·u yang sendirinya gila prestasi dan senang berkompetisi.

Saat itu, aku masih terlalu kecil dan tidak menyadari bakat menulisku memang sudah ada. Aku juga suka menulis diary, mencurahkan isi hati dalam bentuk syair atau puisi. Nggak kayak zaman sekarang yang kalau punya masalah, ngedumel lewat sosmed. Yah, termasuk aku juga karena ngikutin trend. Wkwkwk ...



3.       Pernah Bercita-Cita Menjadi Novelis



Kalau ditanya soal cita-cita, waktu SD aku bercita-cita jadi guru atai dokter. Kenapa? Karena saat itu, guru Cuma memperkenalkan beberapa profesi yang umum. Padahal, ada banyak profesi di dunia ini. Tapi, di sekolah kita dikenalkan oleh profesi yang itu-itu aja. Dokter, Guru, Tentara, Polisi, Presiden. Yah, itu-itu lagi. Sama sekali nggak tahu tentang profesi lain. So, wajar kalau waktu SD, aku punya cita-cita jadi guru.

Setelah beranjak remaja, aku tetep aja suka nulis. Nulis buku diary. Bahkan, aku seringkali nge-remake novel yang udah aku baca dan aku tulis ulang pakai tangan. Maklum, saat itu belum punya komputer atau mesin ketik. Jadi, ya nulis tangan aja. Hasil tulisan tanganku itu sering banget dipinjam sama temen buat dibaca-baca dan akhirnya menghilang entah ke mana. Selalu saja begitu sampai beberapa kali.

Saat aku duduk di bangku SMA, aku bercita-cita menjadi seorang novelis. Kenapa? Yah, nggak tahu juga. Mungkin karena aku suka nulis. Mungkin juga karena novelis itu kerjaannya santai. Cuma menghayal doang bisa dapet duit. Selain itu, aku bisa mengubah kehidupan seseorang di dalam sebuah novel.



4.       Sempat Hopeless



Waktu akhirnya aku kerja di salah satu perusahaan, aku bener-bener hopeless. Saat itu, aku mengubur dalam-dalam keinginanku untuk menjadi seorang novelis. Apalagi, saat aku mengetahui kalau masuk dalam dunia kepenulisan itu tidaklah mudah. Nggak ada orang yang mau baca tulisanku. Nyoba buat nulis lagi, tapi setelahnya langsung nge-down lagi karena karyaku bener-bener buruk. Jangankan mau baca, lihatnya aja orang sudah malas.

Selain itu, juga harus bersaing dengan penulis-penulis senior. Aku yang nggak punya ilmu sama sekali, sering banget dihina karna karyaku emang jelek banget. Bahkan sampai sekarang, aku masih ingat sama penulis yang udah meremehkan dan menghina tulisanku. Aku bersyukur, dari dia ... akh akhirnya punya semangat untuk membuktikan kalau aku bisa berkarya lebih baik dari dia.



5.       Serius Belajar Nulis Sejak Tahun 2016



Mungkin, semua orang mengira kalau aku emang udah demen nulis dari kecil. Demennya emang bener sih. Tapi ... aki justru serius belajar nulis sejak tahun 2016. Saat aku sudah punya satu orang anak. Sebelumnya, aku Cuma gabung-gabung di komunitas penulis dan Cuma jadi pembaca doang.

Saat itu, aku coba buat ngirim naskah puisi aku ke FAM Indonesia. Salah satu penerbit buku Indie. Alhamdulillah, naskahku terpilih untuk dibukukan. Aku wajib membeli satu eksemplar buku terbit. Bagiku nggak masalah, yang penting ... aku bisa mewariskan buku-buku itu untuk anak cucuku kelak.



6.       Menjelajah Semua Platform Online



Karena masih belajar nulis, banyak hal yang harus aku pelajari. Aku emang pengen banget jadi novelis. Ceritanya sih, nulis novel di platform sana-sini. Tapi, nggak ada yang cocok. Pembacanya minim banget dan kalah sama penulis senior yang udah lama di platform tersebut. Aku sampai beberapa kali memindahkan novelku. Yah, karena nggak ada perjanjian yang mengikat karyaku di platform-platform itu. Akhirnya, aku pindah-pindahin gitu aja sesukaku. Hampir semua sudah aku coba dan nggak ada satu pun platform yang cocok dan bikin aku nyaman.

Sampai akhirnya, aku nemuin Novelme di akun instagram dan langsung deh aku coba-coba buat gabung di platform tersebut.



7.       Alluna Wedding Party, Novel Pertama yang Kelar Aku Tulis di Novelme


Saat itu, aku nggak tahu apa bedanya novel dan webnovel. Aku pikir, di Novelme itu semuanya adalah novel  yang standar. Setidaknya terdiri dari 100rb kata. Ternyata ... di sana bisa menulis ratusan bab dan ratusan ribu kata. Aku juga mengetahuinya dari komunitas novelme. Alhasil, novelku selanjutnya aku tulis sebanyak 262 bab dan mengandung 421.537 kata. Ini merupakan pencapaian yang baik buat aku.



8.       Jatuh Cinta Sama Novelme



Awal menulis, aku cuma menyalurkan hobby aku aja. Nggak pernah terpikir kalau akan mendapatkan uang beneran dari menulis sebuah novel. Aku bener-bener jatuh cinta sama platform yang satu ini karena telah menghargai jerih payah penulis. Selain itu juga sangat menjaga hak cipta penulisnya. Beberapa kasus plagiarisme memang sempat masuk ke Novelme dan diselesaikan dengan cepat oleh pihak Novelme.

Semenjak bergabung dengan Novelme, aku sampai kepikiran menjadi seorang penulis full time. Why? Karena, hasil dari menulis novel bisa buat jajan dan hasilnya juga lumayan. Dari hasil menulis, aku sudah bisa beli 1 unit sepeda motor dan sisanya aku simpan.

Sebagai seorang ibu rumah tangga, pekerjaan yang paling cocok memang menulis. Kenapa? Karena menjadi seorang penulis nggak harus keluar rumah dan berinteraksi dengan orang banyak. Selain bisa tetap mengurus rumah dan anak, juga menghasilkan uang tanpa mengabaikan anak-anak.

Novelku yang rilis selanjutnya, mendapat sambutan baik dari pembaca. “Perfect Hero” yang aku rilis sejak 20 April 2020, kini sudah dibaca sebanyak 184.4 Ribu kali sampai 12 Mei 2020. Belum genap sebulan, sudah bisa masuk ke Ranking 18 Kategori Novel Terpopuler. Juga mendapat sambutan baik dari para pembaca Novelme. Rasanya, seneng banget dan bikin aku makin jatuh cinta sama Novelme.



Kamu juga bisa jadi penulis di Novelme dan dapet uang jajan kayak aku. Caranya gampang banget. Tinggal Download Aplikasi Novelme dan Daftar Jadi Penulis lewat website : tulis.novelme.com


Selamat Mencoba!

Semua bisa jadi penulis dan menghasilkan uang loh....

Salam Literasi,







Saturday, May 9, 2020

Sinopsis Novel "THEN LOVE" Karya Vella Nine

www.rinmuna.com

Judul Buku           : THEN LOVE
Penulis                  : Vella Nine
Genre                   : Romance
Jenis Buku           : Webnovel (E-Book)
Tahun Rilis          : 2019
Platform               : Novelme

Blurb :

Sejak pertama masuk universitas, Delana menyukai Chilton, salah satu bintang di kampusnya. Mereka menjalani banyak hari bersama.

Namun semakin tinggi sebuah pohon, semakin kencang angin yang menerpa. Begitupun hubungan mereka.
Setelah melewati masa yang rumit saat terpisah jarak dan waktu, menikmati rasa sakit, kecewa, patah hati dan putus asa.

Bagaimana perasaan Chilton saat ia tahu kalau Delana adalah pacar Hesa, kakaknya sendiri? Akankah Delana dan Chilton bisa bersatu kembali?


Sinopsis :

Delana sangat menyukai Chilton sejak ia masuk kuliah. Namun, cintanya tak pernah terbalas walau ia sangat dekat dengan Chilton. Mereka saling menyukai, tapi Chilton terus memungkiri perasaannya hingga ia memutuskan untuk pergi dari kehidupan Delana dan memilih melanjutkan pendidikannya ke Auckland.

Setelah berpisah lama dengan Chilton, Delana menjalin hubungan cinta dengan Hesa, kakak Chilton.
Saat Chilton kembali ke Indonesia, ia harus menelan pil pahit karena Delana telah menjadi milik orang lain. Namun, saat Delana dan Hesa putus, ia berniat mengejar cinta Delana dan membayar semua kesalahan yang telah ia lakukan di masa lalu. Ia berjuang dan berkorban banyak hal untuk bisa membahagiakan Delana.


Baca kisah lengkapnya hanya di Aplikasi Novelme.

Caranya mudah, cukup download aplikasi Novelme di Playstore:
Kemudian, search keyword "Then Love" di aplikasi Novelme:




Selamat Membaca ...!!

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas