Sunday, March 15, 2020

Makan Puas Selera Pas di Bakso Popeye Balikpapan Baru





Beberapa waktu lalu, aku diajak salah satu tetanggaku untuk mampir di salah satu warung bakso favorite-nya. Sebagai pecinta kuliner, dia selalu merekomendasikan tempat makan yang enak menurut seleranya.
Yah, bukan hanya menurut seleranya saja. Tapi juga selera kebanyakan orang.

Setelah berkeliling belanja. Kami mampir di Bakso Popeye yang berada di kawasan Mall Fantasy Balikpapan Baru.
Di sini, aku lihat tempatnya sangat ramai dan padat. 

Yang selalu terpikirkan dalam benakku ketika masuk ke warung makan atau restoran adalah intensitas pengunjungnya. Kalau pengunjungnya ramai, artinya makanan yang disajikan sangat cocok dengan selera kebanyakan orang. Pastinya, bakal cocok juga dengan selera lidahku juga.


Hmm ... waktu disodorin menunya, aku bener-bener bingung deh. Mau pilih variant bakso yang mana. Soalnya ada banyak. Pengennya sih dicobain semua, biar tahu perbedaan rasanya tiap varian.

Tapi karena keterbatasan waktu dan dana (duh, kok jujur banget ya?) akhirnya aku memilih untuk mencoba bakso jumbo isi daging.

Awalnya, aku pikir bakalan eneg kalo pesen bakso jumbo. Soalnya, pernah nyobain bakso jumbo di tempat lain dan aku eneg dengan bau daging sapi yang begitu menyengat. Lama-lama jadi nggak selera makan. Akhirnya, nggak bida habisin.

Tapi, waktu udah nyobain bakso jumbo ala Popeye, aku nggak berhenti makan sampe tetes terakhir. Kenapa?
Jelas karena rasanya enak, nggak eneg. Isinya bener-bener full daging cincang yang masih seger dan nggak mengandung lemak yang suka nempel di langit-langit lidah.
Aku sampe nanya. "Gimana caranya masak daging bisa kayak gini ya?"
Aku yang nggak demen masak tapi demen makan ini, pasti bisa bedain makanan mana yang enak di lidah dan mana yang kurang bersahabat di lidah.

Aku seneg banget sih makan di sini. Selain pengunjungnya yang rame, penjual dan pelayannya juga sangat manis dan ramah.







Sampai suatu waktu, aku kembali lagi ke tempat ini sambil ngajak salah satu anak di taman bacaku. Aku memilih memesan bakso jontor. Yah, pengen nyobain variant yang lain lah ceritanya.
Hasilnya, aku yang pecinta makanan pedas, ternyata nggak sanggup ngabisin bakso jontor yang super pedas. Bukan karena nggak enak, tapi karena cabainya yang pedes banget. Baksonya sih habis ... bis ... bis ... sampe bersih. Tapi, kuahnya nggak sanggup aku habisin.

Itu bakso ukurannya gede, terus isinya bener-bener cabe semua. Nggak ada campurannya sama sekali. Yah, namanya juga bakso jontor. Kalo nggak bener-bener bikin bibir jontor, bukan bakso jontor namanya.

Akhirnya, tempat ini jadi salah satu tujuan kulinerku setiap kali jalan ke Balikpapan. Sesuai dengan slogan Bakso Popeye "Makan Puas, Selera Pas". Bener-bener enak, nyaman, nagih dan harganya juga terjangkau.

Kamu ... udah pernah singgah ke sini juga atau belum?
Kalo udah, bisa share pengalamannya di kolom komentar. Buat yang belum, bisa memulai pengalaman baru dengan nyobain Bakso Popeye yang satu ini.


Salam manis,

@rin.muna





Saturday, March 14, 2020

Bersama Penari dari Rumah Literasi Kreatif Bunga Kertas


Jum'at lalu, lima gadis cantik ini menarikan tarian tradisional Kalimantan di hadapan Dirjen Kementerian PKP2Trans beserta jajarannya dalam acara "Monitoring Program Pengembangan Masyarakat PT. PHSS di Areal HPL Transmigrasi Samboja" yang diadakan di Rumah Literasi Kreatif Bunga Kertas.

Lima gadis cantik ini adalah penari di Rumah Literasi Kreatif Bunga Kertas. Joice Patricia Angelica Hasibuan, siswa kelas XI SMK Duta Bangsa ini menjadi koordinator penari di taman baca bersama Margaretha Apriliana. Mereka berdua adalah anak muda yang punya semangat berkarya dan menginspirasi. Mereka juga mengajak adik-adiknya ikut serta berpartisipasi dalam melestarikan tarian daerah Kalimantan Timur. Sekalipun berdarah Batak, ia sangat bersemangat melestarikan budaya daerah Kalimantan Timur. Joice dan Margaretha mengajak serta adik kelasnya Lisda dan Selly dari SMP 5 Samboja juga Cinta dari SMA Negeri 1 Samboja.

Harapannya, anak-anak remaja yang punya kegemaran menari bisa terus menyalurkan bakatnya dan berlatih bersama di taman baca. Mereka juga punya kesempatan untuk tampil di luar, sehingga bisa terus aktif dan menginspirasi anak-anak muda lain untuk terus berkarya dan melestarikan budaya daerah.

Terus semangat berkarya dan menginspirasi buat anak-anak remaja ya!

Salam budaya,
@rin.muna

Friday, March 13, 2020

Kenapa Latar (Setting) Tempat di Indonesia Nggak Marketable?

Source : Canva.com

Aku kadang sering bertanya-tanya sendiri saat mencari latar (setting) tempat untuk penulisan novel. Kalau pakai latar lokal, katanya nggak marketable. Nggak menjual sama sekali dan nggak ada yang berminat baca tulisannya. Kenapa? Yah, mungkin karena pasar pembaca lebih suka dengan latar (setting) luar negeri yang jauh lebih 'WAH ...!' daripada latar lokal.

Hmm ... bener juga, sih. Hampir semua pembaca selalu menyukai latar tempat yang ada di luar negeri. Di sana, tempatnya lebih asyik dan membuat pembaca berimajinasi, berada di tempat yang dideskripsikan dalam cerita.

Sebagai salah satu penulis novel adaptasi dari luar negeri, kadang aku juga ngerasa bingung. Aku nggak bisa menarik pembaca karena latar tempat yang aku pakai. Sementara, secara tuntutan, aku harus menggunakan latar tempat asli Indonesia alias nggak boleh pake latar yang ada di luar negeri. Alhasil, pembacaku nggak sebanyak penulis novel yang memakai latar (setting) luar negeri.

Kalau dipikir-pikir, sayang banget kan ya? Novel adaptasi dengan project puluhan juta, tapi nggak bisa dapetin pembaca karena pemilihan latar (tempat) yang nggak bisa pakai lokasi di luar negeri.
Tapi ... karena itu merupakan syarat dari negara pemilik naskah, mau nggak mau ya harus tetap dijalani juga. Dengan tertatih-tatih, berusaha memperkenalkan tempat-tempat menarik yang ada di dalam negeri.

Kenapa sih, latar (setting) di Indonesia nggak marketable banget?
Aku sudah mencoba menganalisa selama beberapa tahun belakangan ini. Bukannya penulis tidak mau memperkenalkan dan membanggakan daerahnya sendiri. Semuanya kembali pada permintaan pasar.

Ketika pembaca mayoritas lebih menyukai latar (setting) di luar negeri, maka si penulis akan berusaha membuatkan hidangan sesuai keinginan pembacanya.
Sama halnya dengan konten mature yang memiliki pembaca jauh lebih banyak daripada novel teenlit atau novel-novel inspirasi. Semuanya, kembali pada selera pasar, pada selera pembacanya.


So, gimana caranya biar latar (setting) tempat di dalam negeri bisa diterima oleh pembaca?
Yah, dengan memberikan pengertian dan mengajak pembaca untuk cinta pada Indonesia. Pembaca harus bisa menghargai para penulis yang memilih untuk mengambil setting tempat di dalam negeri. Selain itu, penulisnya juga harus tahu diri. Wkwkwk ... (ngatain diri sendiri).

Penulis juga nggak asal nulis, artinya ... kualitas dan kuantitas tulisan juga harus diperhatikan. Biar pembaca juga nggak kecewa, walau latar tempatnya di dalam negeri, kalau ceritanya menarik, bakalan bikin pembaca setia terus menikmati tulisan-tulisan kita.

Latar tempat memang sangat penting, tapi isi cerita juga menjadi bagian terpenting. Asalkan ceritanya menarik, pembaca tidak akan mempermasalahkan di mana tempat cerita itu berasal. Yah, pandai-pandai saja menarik minat pembaca supaya latar (setting) tempat di Indonesia juga jadi marketable.


Cukup sampai di sini tulisan kecil dari aku.

Buat kamu yang punya kritik, saran dan masukan-masukan, atau yang pengen diskusi tentang ini juga, bisa komen di bawah ya! Ditunggu kripiknya!


Salam manis,
@rin.muna



Asinan Acil - Jajanan Hits Samboja

Source : Asinan Acil Libiyah

Hai ... hai ...!
Buat kamu pecinta kuliner yang ada di Samboja, udah pada cobain Asinan Acil atau belum nih?
Kalau belum, bisa loh cobain Asinan Acil dengan cara hubungi orangnya di link ini : Asinan Acil Libiyah

Buat yang udah pernah cobain, bisa sharing di kolom komentar, menurut kalian, Asinan Acil ini cocok nggak sih di lidah kalian para pecinta kuliner di Samboja.

Kalau menurut aku sih ... ini jajanan cocok banget di lidahku. Karena aku emang pecinta makanan pedas dan suka banget makan buah-buahan. Nah, apalagi dibuat asinan kayak gini. Rasanya makin nge-hits di lidah.

Dengan harga yang terjangkau, kamu udah bisa menikmati Asinan Acil dengan beraneka ragam buah yang enak banget.

Waktu aku beli, buahnya bener-bener bervariasi banget. Ada buah nanas, kedondong, salak, rambutan, mangga muda, mangga matang, apel dan pir. Duh, rasanya tuh enak banget dan bikin nagih. Apalagi kuah asinannya, bener-bener bikin lidah ketagihan. Aku makan dua pouch sekaligus aja masih kurang dan rasa enaknya tuh masih terus terasa walau sudah berhari-hari nggak makan. Ngangenin banget kan jajanan yang satu ini.

Kamu yang jalan-jalan ke Samboja atau tinggal di wilayah Samboja, wajib cobain Asinan yang satu ini. Cara dapetinnya gampang banget, kok. Kamu bisa hubungi langsung pemilik facebook yang udah aku kasih linknya di atas.

Nah, kebetulan si pemilik Asinan Acil ini juga kerja di RSUD ABADI Samboja. Kamu bisa dateng langsung ke sana atau ke rumah si empunya produk yang ada di daerah Wonotirto. Biasanya sih harus keep barang dulu biar nggak kehabisan. Saking larisnya, kalau nggak pesen sehari sebelumnya, kamu bakal nggak kebagian. Jadi, buat kamu yang pengen nyobain ini, wajib pesan dulu. Biar nggak ketinggalan nge-hits, kudu cobain Asinan Acil ini.


Biar nggak ketinggalan hits, jangan lupa tinggalin komentar juga di bawah ini ya!


Salam manis,

@rin.muna


Mempercantik Kebaya dengan Mutsin Sederhana


Hai ... hai ...!

Buat kalian yang suka fashion, pasti suka juga dong dengan hal yang manis-manis kayak gini. 
Kebetulan, aku juga suka sama fashion. Hmm ... walau penampilanku belum bisa fashionable karena memang lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah daripada di luar rumah. Alhasil, baju yang paling sering aku pake ya cuma daster doang. Tapi ... aku seneng banget kalo bisa bikinkan baju yang cantik buat orang lain.

Hmm ... emang sih, selain hobi nulis dan gambar, aku juga suka menjahit. Mmh ... dibilang suka banget sih enggak juga. Tapi ... suka aja bisa bikin baju sendiri. Yah ... ujung-ujungnya ya tetep aja suka. Hahaha ...

Di sela-sela kesibukan aku sebagai ibu rumah tangga, aku juga selalu menjalankan hobiku bikin baju. Bikin baju buat siapa? 

Awalnya, aku bikin baju cuma buat si kecil dan buat aku pribadi. Seiring berjalannya waktu, banyak orang yang berdatangan dan minta tolong dijahitkan bajunya. Yah, namanya orang minta tolong, nggak tega sih nolaknya. Sampai akhirnya ... ini kebaya yang ke-6 yang aku buat.

Nggak ada pelatihan khusus. Aku belajar menjahit secara otodidak. Nggak ada yang ngajarin aku buat jahit. Aku cuma suka gambar fashion. Yah, walau sekarang sketsa fashionku udah aku bakarin semua. 

Awalnya belajar jahit, karena berambisi pengen bikinin baju sendiri buat si kecil. Jadi, belajarnya cuma bikinin baju untuk si kecil aja. Belajar bikin fashion yang mudah-mudah dulu, seperti sarung bantal atau rok untuk Livia.

Seiring berjalannya waktu, banyak yang minta potong dan rombak bajunya. Dari situ aku benar-benar mempelajari dan meneliti alur dan pola jahitan serta teknik menjahit yang baik.

Malam ini, aku masih berkutat memasang manik-manik di atas brukat supaya hasilnya jadi lebih manis lagi. Memang sudah larut malam. Tapi, aku tetap semangat dan merasa bahagia melakukannya. Aku menambahkan beberapa mutiara sintetis di bagian leher supaya terlihat lebih manis dan elegan. Alhasil, kebaya brukat yang awalnya terlihat sangat sederhana akan berubah menjadi lebih elegan ketika dipadukan dengan bahan batik di bagian rok/bawahannya. Kalian juga bisa coba di rumah untuk mempercantik gaun-gaun pesta kamu dengan mutsin yang harganya sangat terjangkau. Tampil cantik nggak harus mahal, kok. Asal hatinya juga tetep cantik... 

Ada satu kekhawatiran ketika aku membuatkan baju untuk orang lain. Aku terlalu takut kalau orang yang memesan tidak menyukai hasil karyaku.

Selama ini, aku belum pernah mendapatkan kripik (Kritik) pedas dari pelanggan. Padahal, kritiknya selalu aku rindukan supaya aku bisa memberikan pelayanan yang lebih baik lagi.

Saya harap, teman-teman juga bisa mampir untuk memberikan kripik dan sarannya, hehehe ...


Sampai jumpa ...!
Cukup sampai di sini aja tulisan dari aku. semoga menginspirasi dan aku jadi rajin berbagi...


Wednesday, March 11, 2020

Ruang Bermain Anak, Pentingkah?

Source : pixabay.com

Beberapa waktu lalu, aku bertemu dengan seorang ibu muda dan banyak berdiskusi tentang anak bungsunya yang memiliki keterlambatan dalam belajar dan merespon sekitarnya. Kebetulan, di taman baca ada banyak mainan edukasi dan anaknya dengan cepat merespon setiap permainan balok huruf. Anakku juga ikut aktif mengajak teman barunya bermain sambil belajar.

Di sela-sela mengawasi anak bermain, kami membicarakan hal-hal ringan terkait perkembangan anak. Ada satu hal yang terkadang membuat kita tidak pernah memikirkannya. Yakni, ruang bermain anak di rumah. Mungkin, setiap rumah memiliki ruangan gudang untuk menyimpan perkakas. Tapi, terkadang kita lupa menyiapkan satu ruang khusus untuk anak-anak bermain.

Awalnya, aku juga tidak pernah terpikir tentang ruang bermain anak ini. Namun, setelah bercerita ringan, akhirnya terpikir juga di kepalaku untuk membuatkan ruang khusus bermain anak. Yah, mungkin sebagian orang menganggap kalau ruang bermain anak tidak terlalu penting karena seiring berjalannya waktu dan bertambah dewasa, anak-anak tidak lagi memerlukan ruang bermain.

Aku tetap merasa kalau ruang bermain anak sangat penting. Di dalam ruang bermain, anak-anak bisa dengan bebas dan leluasa mengeksplore dirinya. Ruang bermain anak harus dibuat dan dirancang sedemikian rupa untuk membuat anak-anak nyaman saat bermain. Orang tua juga harus menyiapkan kegiatan yang disukai anak-anaknya. Misalnya, si anak tertarik dengan otomotif atau boneka. Maka kita harus menyediakan berbagai permainan edukasi yang dapat menarik minat dan bakat si kecil.

Terus, kalo si kecil udah besar. Ruangannya bakal jadi apa? Apa bakal jadi gudang lagi karena si anak udah nggak doyan main?

Yah ... nggak juga seperti itu. Ruang bermain anak, bisa berubah menjadi ruang berkreasi bagi anak ketika ia beranjak remaja.

Misalnya, si anak yang suka menari. Kita bisa setting ruang bermain menjadi ruang untuk berlatih menari. Ketika si anak memiliki ruang kreasi sendiri, ia akan rajin berlatih untuk menggali potensi bakatnya. Juga mengajak teman-teman sebayanya untuk berlatih bersama di dalam rumah. Seru banget kan kalau masa-masa remaja anak kita juga bisa bermanfaat karena kita sudah terbiasa memberikan fasilitas untuk minat dan bakatnya.

Yah, mungkin sebagian orang sudah punya ruang bermain untuk anaknya. Sebagian lagi, masih menganggap kalau ruang bermain untuk anak tidak terlalu penting.

Kalau menurut aku, ruang bermain anak sangat penting karena permainan yang diminati anak mampu merangsang kecerdasan otaknya. Kita juga bisa melihat minat dan bakat anak sejak dini saat melihat ruang bermain, permainan apa yang dominan dimainkan oleh anak kita.

Aku sendiri belum punya ruangan khusus untuk anak-anak bermain. Harapannya, bisa membuatkan ruang khusus untuk anak-anak bermain. Selain si anak bebas bermain di dalam ruangannya, juga untuk menghindari koleksi mainannya tercecer dan berhamburan ke mana-mana.

Menurut para Moms gimana? Apakah ruang bermain anak penting ada di rumah kita?

Silakan komen di bawah buat yang udah punya pengalaman tentang ruang bermain anak ini ya!


Salam Manis,

@rin.muna

Monday, March 9, 2020

Mamuja Bersama Dirjen Kementerian PKP2Trans (Hari Pramudiono)


Kamis, 05 Maret 2020 menjadi hal yang membahagiakan bagi Rumah Literasi Kreatif Bunga Kertas dan Mamuja. Pasalnya, rumah kami dipercaya untuk menjadi tuan rumah dalam acara penyambutan Dirjen Kementerian PKP2Trans.

Kunjungan kali ini bertujuan untuk melakukan Monitoring Program Pengembangan Masyarakat PT. Pertamina Hulu Sanga-Sanga di Area HPL Transmigrasi Samboja.

Pada kesempatan kali ini, Rumah Literasi Kreatif mendapat bantuan berupa 1 unit mesin jahit yang diberikan langsung oleh Bpk. Hari Pramudiono selaku Dirjen Kementerian PKP2Trans kepada Walrina (Pendiri Rumah Literasi Kreatif Bunga Kertas). Harapannya, bantuan ini bisa bermanfaat untuk ibu-ibu dan anak-anak remaja yang sedang belajar menjahit di rumah literasi kreatif.

Mamuja (Mama Muda Samboja) adalah salah satu klub/komunitas bagian dari rumah literasi sebagai penerapan literasi finansial. Dengan adanya komunitas ini, saya berharap bisa menggali potensi dan kreatifitas ibu-ibu di desa Beringin Agung dan sekitarnya. 

Tepat di tahun pertama, Mamuja mendapatkan sebuah keberuntungan untuk bertemu dengan menteri. Ke depannya, kami berharap kalau Mamuja terus konsisten berkarya dan bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang. Membuat banyak orang terinspirasi untuk membentuk sebuah komunitas kreatif yang memiliki tujuan untuk membangun Desa Beringin Agung bersama-sama.

Saya selaku pendiri Rumah Literasi Kreatif merasa sangat senang karena akhirnya bisa mendapat secercah harapan untuk anak-anak dan warga desa yang beraktifitas di desa Beringin Agung. Selama dua tahun berdiri, saya memfasilitasi kebutuhan rumah literasi setiap bulannya dengan dana pribadi. Dengan adanya kerjasama pihak desa dan pertamina, saya berharap bisa meringankan beban yang saya pikul dan mampu membawa rumah literasi kreatif menjadi tempat yang jauh lebih baik lagi.



Demikian tulisan kecil dari saya tentang foto ini. Semoga foto ini bisa menjadi kenangan yang terus memotivasi diri sendiri dan orang-orang yang ada di sekitar.


Salam literasi,

@rin.muna

Thursday, March 5, 2020

Buktikan Saja dengan Prestasi

Pertama kali buka taman baca, tentu ada yang nyinyir. Di zaman modern gini, masih aja nekat bikin taman baca. Nggak menghasilkan apa-apa. Malah keluar uang banyak buat beli buku, alat tulis dll.

Yah, pernah sih mau nyerah di awal2 karena aku ngerasa dapet bantuan buku sulit banget. Sampai akhirnya program kirim buku gratis dihentikan, aku nggak bisa dpet sumbangan buku dari temen2 di luar jawa krna ongkir mahal. Aku pikir, tutup aja gin taman bacaku. Apalagi aku ini pengangguran dan nggak punya penghasilan tetap.

Tapi, setiap kali ada anak yang datang ke taman baca mau pinjem buku. Aku selalu nggak tega kalau harus nutup taman baca. Mereka yang selalu bikin aku bangkit dan bangkit lagi.

Sampai akhirnya ... Hari ini taman baca bisa menjadi tempat bertemu dan berkumpulnya orang-orang hebat. I feel blue ...

Yang dulu dipandang sebelah mata, sekarang sudah bisa bikin gebrakan baru di lingkungan sekitarku. Aku bisa kayak gini juga bukan karena diriku, tapi karena orang2 yang ada di sekelilingku.

Sejak mendirikan taman baca 2018 lalu. Aku sendiri nggak nyangka kalau bakal dapet beban baru setiap tahunnya.
Jadi Juara Favorite Duta Baca Kaltim 2018.
Jadi Juara Pemuda Pelopor Tingkat Kabupaten 2019

Tahun ini, aku juga sedang ikut berkompetisi lagi. Semoga bisa menang lagi dan membawa nama baik Desa Beringin Agung. 

Tahun ini, tugasku juga makin berat. Kenapa?
Karena aku harus bisa menjadikan Rumah Literasi Kreatif sebagai tempat yang nyama untuk siapa saja dan berkegiatan apa saja seperti di rumah sendiri.

Aku selalu ingat kata mutiara bijak. 
"Tak perlu membalas cacian dengan caci maki pula, balaslah dengan prestasi. Itu sudah cukup membuktikan kalau kamu lebih baik dari orang yang mencacimu."

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas