Thursday, July 4, 2019

Mamuja Bersama Dispora Kukar

Dokumen Pribadi 

Selasa, 02 Juli 2019

Taman Bacaan Bunga Kertas, Desa Beringin Agung berkesempatan untuk dikunjungi oleh Dispora Kukar dalam rangka peninjauan lapangan atas keikutsertaan saya dalam Seleksi Pemilihan Pemuda Pelopor Tingkat Kabupaten Kutai Kartanegara.

Syukur alhamdulillah... Ibu-Ibu kreatif yang saya bina di taman baca yang saya beri nama Mamuja (Mama Muda Samboja) diberi kesempatan untuk bertatap muka dengan Bapak-Bapak dari Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kutai Kartanegara.

Klub kreatif yang merupakan bagian dari aplikasi literasi finansial di taman baca ini saya bentuk pada tanggal 03 Februari lalu.
Alhamdulillah berjaland dengan baik dan mampu menginspirasi banyak ibu-ibu rumah tangga untuk lebih aktif lagi dalam berkreatifitas serta bisa memanfaatkan potensi-potensi yang ada di lingkungan sekitar.
Dalam peninjauan kali ini, saya dinilai sebagai pemuda pelopor yang harus bisa menunjukkan kepeloporan saya di bidang yang saya tekuni ini. Tidak banyak hal yang bisa saya lakukan. Semuanya berjalan berkat kerjasama semua masyarakat dan pemuda-pemuda Desa Beringin Agung. Jika para pemudanya sendiri tidak memiliki keinginan untuk maju, maka satu orang perempuan seperti saya tidak akan pernah bisa membuat Desa yang kami tinggali ini bergerak maju dan bersaing dengan wilayah-wilayah lain dalam berbagai sektor industri.
Harapan ke depannya, Mamuja akan terus memberikan inspirasi dan motivasi bagi ibu-ibu muda dan juga anak-anak muda di Samboja. Mampu memberikan prestasi yang bisa membawa nama baik desa dan mampu bersaing dengan industri-industri lain agar perekonomian warga bisa tetap terjaga dengan baik.
Dari beberapa testimoni yang diberikan oleh lembaga-lembaga terkait. Saya sangat bersyukur karena keberadaan saya dianggap sebagai hal yang positif dan menginspirasi. Bagi saya, yang bisa menilai tindakan saya baik atau tidak adalah orang-orang yang ada di sekitar saya. Saya tidak bisa mengatakan bahwa pribadi saya baik, sebab setiap orang selalu punya sisi baik dan buruk. Yang saya lakukan adalah berusaha berbuat baik dan semoga masyarakat sekitar dapat menerima positif setiap kegiatan yang saya lakukan untuk Desa Beringin Agung.




Salam Literasi,

Rin Muna

Taman Bacaan Bunga Kertas
Desa Beringin Agung


Monday, July 1, 2019

Song Song Couple on Sunset Song

Dok.Pri
Saat ini lagi heboh berita Song-Song Couple ( Song Hye Kyo & Song Joong Ki) di dunia maya karena kasus perceraian mereka.
Terus? Apa hubungannya sama aku?
Yah, nggak ada sih.

Tapi, tentunya ada hikmah di balik setiap peristiwa yang membuat kita harus belajar lebih dewasa dan bijaksana untuk menghadapi kehidupan ini.

Dua artis korea yang menjadi copule di drama "Descendent of the Sun" dan menjadi couple di dunia nyata ini terlihat serasi dan sangat bahagia. Terutama bagi orang awam sepertiku ini. Siapa yang nggak iri lihat kedua pasangan ini? Cantik-ganteng, sama-sama populer, punya banyak fans, punya banyak uang dan terlihat sangat romantis. Namun, kenapa pada akhirnya mereka harus bercerai di usia pernikahan yang masih  seumur jagung?

Itulah satu hal yang harus bisa kita ambil hikmahnya, bahwa rupa/paras seseorang tidak menjamin sebuah kebahagiaan. Cantik/ganteng bisa pudar seiring berjalannya waktu. Lihat si A cantik, sekalinya si B lebih cantik dari si A. Lihat si B cantik, ternyata si C lebih cantik dari si B dan seterusnya. Kita tidak akan pernah ada puasnya ketika kita memilih seseorang dari parasnya saja. Sebab paras hanya bisa kita nikmati dari luar dan untuk dikagumi sesaat. Tidak menjamin akan membuat kita hidup bahagisa dengan pasangan kita. Ada beberapa orang yang beruntung memiliki pasangan yang cantik/ganteng, baik pula hati dan akhlaknya. Tentulah itu menjadi dambaan bagi setiap orang.

Kalau mau cari pasangan yang kaya, kita juga tidak akan pernah ada puasnya. Sebab harta itu hanya titipan semata. Allah bisa mengambil harta kita kapan saja, bahkan di saat kita sangat mencintai harta yang telah dilimpahkan oleh Allah SWT. Sebab, harta itu bagian dari ujian. Apakah kita akan bersyukur mengingat Allah atau justru lalai ditenggelamkan oleh lautan harta yang melimpah hingga lupa pada kewajiban sebagai ummat.

Menjadi terkenal dan populer juga bukan jaminan orang itu akan bahagia selamanya. Mungkin punya banyak fans yang mencintai. Tapi, setiap manusia selalu punya sisi baik dan sisi buruk dalam hidupnya. Tidak mungkin hanya sisi baiknya saja yang akan diperlihatkan pada pasangan kita. Tentunya ada sisi buruk yang terkadang sulit untuk diterima. Sedangkan orang lain tidak akan pernah memahami keseharian dan kehidupan pribadi kita secara mendalam. Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa masuk ke dalam kehidupan pribadi.

Di sinilah kita harus banyak belajar. Belajar apa?
Belajar tentang arti pentingnya bersyukur atas apa yang diberikan Allah SWT. Belajar untuk lebih bertakwa dan mencintai Sang Pemberi Nikmat kehidupan. Saat kita bersyukur, kita akan selalu merasa lebih tenang, bisa menerima apa pun kehendak Tuhan tanpa harus memaki atau menyalahkan Tuhan walau kita berada dalam keadaan paling sulit sekalipun.

Apa yang terlihat indah di pandang mata, biasanya hanya sejenak dapat kita rasakan. Seperti senja yang menemaniku di ujung dermaga ini. Ada keindahan yang tersirat di setiap pancaran cahyanya. Namun hanya sekejap hadir dan tak lagi terlihat. Dan itulah yang disukai banyak orang. Mungkin lagu senja lebih populer. Banyak orang berburu momen Sunset atau Sunrise yang bahkan munculnya hanya sekejap. Kenapa? Jelas karena keindahannya. Allah telah menciptakan keindahan di dunia itu hanya sekejap. Lalu menghilang dalam gelap.

Dari Senja kita belajar kehidupan
Keindahan yang tercipta tak akan abadi
Hanya hadir sekejap lalu pergi
Menyisakan malam kelam...
Terkadang hadir bintang-bintang menghampiri
Terkadang pula tidak.

Jika jingga hadir di pagi hari,
maka kamu akan menemukan siang.
Jika jingga hadir di sore hari,
maka kamu akan menemukan malam.
Malam yang bahkan belum tentu berhiaskan bintang-bintang.
Malam yang bahkan belum tentu ditemani sang rembulan.
Namun senja tetaplah bernyanyi.
Menyanyikan lagu pertemuan dan perpisahan.
Dalam hitungan menit ... dalam hitungan detik.
Dan detak-detak nadi menjadi nada-nada perpisahan.
Perpisahan yang pahit, tapi bisa membuat kita tersenyum dalam gelap.



Ditulis oleh Rin Muna
Samboja, 01 Juli 2019



Saturday, June 29, 2019

Remaja yang Mempertanyakan Masa Depan

Pixabay.com

Membicarakan dunia remaja memang tidak akan ada habisnya. Dunia remaja adalah dunia yang asyik untuk dibahas dengan beragam permasalahannya. Salah satunya adalah tentang bagaimana remaja memikirkan masa depannya. Tentu banyak anak remaja yang kerap mempertanyakan masa depannya ketika ia mulai memasuki dunia remaja.

Remaja seringkali mempertanyakan apa yang akan mereka lakukan dalam kehidupannya terlebih menyangkut soal pekerjaan. Banyak remaja yang bertanya pada dirinya sendiri apakah di masa depan dia akan kuliah, bekerja atau masuk ke dalam dunia militer.

Banyak remaja yang bingung mempertanyakan masa depannya akan bahagia atau tidak, bisa memberikan kontribusi besar atau tidak dan di mana mereka akan memperoleh tempat yang nyaman sesuai dengan minat dan pemikiran mereka. Tentunya remaja harus memahami bahwa pilihan-pilihan yang ia buat akan menuntunnya ke suatu tempat.

Ketika remaja memilih untuk kuliah, tentu ia sedang dalam proses menuju ke suatu tempat yang memiliki makna lebih jauh dan lebih dalam dari sekedar dunia pendidikan. Anak-anak dengan pemikiran ini biasanya bisa lebih sukses dan cerdas dalam menghadapi setiap persoalan hidupnya.

Ada remaja yang memilih bekerja dengan dalih memenuhi kebutuhan keluarga atau tidak ingin menyusahkan keluarga karena faktor ekonomi.

Ada pula remaja yang memilih untuk menikah karena tidak tahu apa yang harus ia lakukan di masa depan. Baginya, menikah adalah pilihan paling mudah dan menjadi ibu rumah tangga di usia muda adalah hal yang biasa. Walau banyak pernikahan muda yang justru berakhir dengan perceraian.


Sebagai orang tua yang ingin membantu anak remajanya akan menceritakan sesuatu tentang pergumulan mereka, kekecewaan mereka dan juga sukacita mereka sendiri. Sebagai orang tua kita tidak bisa memberikan jawaban atau tanggapan yang asal-asalan, kita harus bisa mendorong anak remaja kita untuk mencari jawabannya dan mungkin memperkenalkannya kepada orang-orang dari bermacam bidang pekerjaan untuk menceritakan tentang pengalaman hidup mereka atau biasa disebut sebagai inspirator.

Sebagai orang tua hendaknya kita bisa mendorong anak remaja untuk mengikuti teladan yang baik. Dan tokoh teladan paling baik di dunia ialah Nabi Muhammad SAW. Anak-anak remaja akil balik akan lebih terarah hidupnya ketika orang tua bisa menghadirkan atau menceritakan sosok yang mampu menginspirasi hidup mereka.

Pria dan wanita yang memberikan dampak besar dalam sejarah manusia adalah mereka yang merasakan panggilan Illahi dan yang mengamalkan panggilan tersebut dalam berbagai kegiatan sehari-hari dan pekerjaan mereka.

Permasalahan di atas adalah permasalahan yang dihadapi oleh hampir semua remaja di dunia dari semua generasi. Tetapi, remaja modern hidup di dunia yang sangat berbeda dengan remaja pada masa lampau dan pastinya jauh berbeda dengan kehidupan orang tuanya saat remaja.




Sumber Referensi : Buku The Five Love Languages of Teenagers, Gary Chapman

Friday, June 28, 2019

Remaja Memikirkan Tentang Seksualitas serta Pernikahan


pixabay.com

Hai ... bunda...!
Punya anak remaja? Seperti apa sih menyikapi perubahan pada anak-anak di usia remajanya.
Tentunya ada banyak perubahan pada diri remaja baik secara fisik maupun perilaku.
Ada satu hal yang perlu kita perhatikan sebagai orang tua yang memiliki anak remaja.
Salah satunya adalah pemikiran tentang seksualitas dan pernikahan.

Remaja memiliki sebuah tantangan besar untuk bisa memahami seksualitasnya sendiri dan mempelajari peran-peran yang ia lakoni ialah peran maskulin atau feminin. Hal yang pantas dan tidak pantas dalam berhubungan dengan lawan jenis. Bagaimana remaja itu sendiri menangani pikiran-pikiran dan perasaan seksualnya sendiri. Pertanyaan-pertanyaan ini seringkali diabaikan oleh orang tua namun tak bisa diabaikan oleh remaja tersebut.

Munculnya seksualitas remaja adalah bagian dari dirinya, tentang siapa dia. Berhubungan dengan lawan jenis adalah suatu kenyataan yang selalu ada. Kebanyakan remaja memiliki sebuah impian untuk menikah dan memiliki sebuah keluarga.

Orang tua sejatinya menjadi salah satu tempat yang nyaman bagi anak-anak remaja untuk bisa mengungkapkan perubahan dalam diri dan perasaannya tanpa harus merasa akan mendapatkan komentar pedas apalagi merasa diintervensi oleh orang tuanya. Kita bisa memulai dengan percakapan normal untuk membahas persoalan-persoalan yang berhubungan dengan seksualitas, pacaran dan pernikahan.

Selain memberikan pendidikan seksual di dalam keluarga sejak usia remaja. Orang tua dan lingkungan masyarakatnya harus bisa bersinergi dalam memberikan ruang bagi remaja untuk belajar dan mendiskusikan aspek penting dari perkembangan remaja dengan cara terbuka juga penuh dengan kepedulian.

Anak-anak remaja yang memiliki nilai kepedulian dalam kehidupan sehari-harinya, maka ia adalah anak remaja yang peka terhadap perubahan di sekitar dan mampu menempatkan dirinya dalam lingkungan yang positif.

Anak remaja adalah anak yang selalu ingin dipahami. Oleh karenanya, ketika ia melakukan sebuah kesalahan, ia tidak langsung menceritakan kesalahannya pada kedua orang tuanya. Sebab, sebagian orang tua memang beranggapan bahwa anak tidak boleh melakukan sebuah kesalahan apalagi hal yang memalukan. Hal seperti itulah yang akhirnya remaja tidak nyaman untuk bercerita dengan orang tuanya, sehingga lebih memilih tempat lain untuk bisa membantu mengeluarkan dari masalah. Namun, hal seperti itu tetaplah menimbulkan masalah karena pada akhirnya ia akan mencari tempat lain (kelompok/geng/teman) untuk bisa membuatnya nyaman dan juga menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam hati remaja. Pertanyaan dengan jawaban yang salah dapat membuat seorang akhirnya salah memilih tujuan hidup mereka.

Oleh karenanya, peran serta orang tua sangat dibutuhkan dalam memahami dan menanggapi setiap permasalahan yang sedang di hadapi.





Buku referensi : The Five Love Languange of Teenagers


Saturday, June 22, 2019

Pengalaman Pertama Mengikuti Seleksi Pemuda Pelopor Tingkat Kabupaten

Kamis, 20 Juni 2019 adalah sebuah perjalanan yang patut untuk aku abadikan dalam hidupku.
Pukul 04.00 pagi aku sudah bersiap untuk berangkat ke kantor Dispora Kab. Kukar. Awalnya Pak Kades sepakat berangkat usai sholat subuh, tapi sampa jam 05.30 WITA belum juga datang menjemputku. Ternyata, beliau masih menunggu salah satu staff desa yang awalnya tidak mau ikut berangkat ke Tenggarong. Alhasil, aku berangkat dari rumah hampir jam setengah 6. Untungnya pihak Dispora memberikan kompensasi waktu atas ketidakdisiplinanku. Terlebih lagi, Pak Kades salah alamat, beliau membawaku ke kantor Dispora lama, sementara kantor Dispora sudah pindah ke wilayah Stadion Aji Imbut.

Pertama kali aku masuk kota tenggarong, aku sedikit tercengang karena ada beberapa bangunan yang aku lihat tidak selesai dikerjakan alias mangkrak. Padahal, ada beberapa taman kota yang konsepnya terlihat sangat menarik.

Aku juga tercengang ketika masuk ke stadion Aji Imbut yang terkenal sebagai stadion termahal versi 6 Stadion Termahal di Asia Tenggara. Sebelum masuk ke sini, yang terlintas di pikiranku adalah sebuah stadion dengan berbagai fasilitas lengkap, baik dan ramai pengunjung. Aku membayangkan stadion ini seperti supermarket atau Bandara Internasional. Eh, ternyata sangat jauh dari yang aku bayangkan. Stadion ini seperti bangunan mati. Hampir semua bangunannya terlihat tidak pernah tersentuh aktivitas manusia. Pantas saja kalau Mitra Kukar tak mau lagi memakai stadion ini sebagai rumah latihan mereka. Padahal, bangunan di sini termasuk bangunan yang lengkap. Tapi, entah kenapa tidak terawat sama sekali dan ini sangat disayangkan. Terlebih lagi bagi orang dari kampung sepertiku, melihat bangunan sebesar ini terbengkalai begitu saja.

Apakah APBD tidak cukup untuk membiayai perawatan gedung sebesar ini? Lalu, pemerintah diam saja dan membiarkan bangunan ini mangkrak. Sepertinya gedung ini hanya akan diperbaiki dan dipoles menjelang laga nasional atau internasional. Kalau melihat kondisinya, miris sekali. Padahal, bisa saja pemerintah membuat sekolah di dalamnya supaya aktivitas di stadion ini bisa hidup daripada dibiarkan mangkrak, hanya membuat kondisi gedung rapuh termakan cuaca.

Yah, itulah pengalaman pertama kali aku masuk ke Stadion Aji Imbut. Aku merasa payah karena aku tidak bisa melakukan apa-apa. Rasanya hati ini sudah nggak sabar pengen cabutin rumput kalau melihat rumput yang sudah meninggi di taman stadion tersebut. Tapi, memang begitulah kondisinya. Orang yang setiap hari ada di dalamnya saja mungkin tidak akan bisa merawat stadion sebesar itu hanya dengan tenaga beberapa orang.

Bukan hanya bangunan luar, tapi ruangan di dalamnya juga terlihat tidak begitu terawat. Saat aku baru sampai, aku langsung pamit ke kamar kecil dan ... kalau nggak kebelet banget karena udah 2 jam menahan pipis di dalam mobil, aku nggak bakal mau masuk ke toilet. Tak perlu aku gambarkan kondisinya seperti apa. Aku hanya berharap di sini ada sekolah, ada banyak murid-murid nakal yang dihukum membersihkan seluruh toilet yang ada di stadion ini supaya toiletnya layak untuk digunakan.

Oke, cukup di sini kesan pertama aku masuk ke stadion Aji Imbut. Kalau mau bahas kekurangannya, tulisanku tidak akan selesai dalam waktu seminggu.
Aku mau cerita soal pengalaman presentasi Pemuda Pelopor yang aku jalani di sana. Alhamdulillah, presentasi berjalan dengan baik. Komentar juri ada yang positif dan ada yang negatif. Positifnya, saya mendapat ilmu baru dan bisa memperbaiki kekurangan saya ke depannya. Negatifnya, ada kritik juri yang benar-benar menjatuhkan mental saya. Karena apa? Mungkin cukup aku yang tau bagaimana mentalku begitu jatuh ketika juri menyampaikan kritik sembari tersenyum sinis. It's oke ... apa yang aku lakukan mungkin tidak sesuai dengan harapan mereka. Tapi, yang aku lakukan selama ini bukan untuk pemerintah, aku melakukannya untuk masyarakat. Selama masyarakat di sekitar memberikan dukungan positif, artinya aku tidak boleh berhenti melangkah.

Ini pertama kalinya aku mengikuti seleksi dan memang mengerjakan presentasinya seorang diri tanpa pendampingan. Sehingga, aku hanya berpikir bagaiamana cara menyampaikan presentasi hanya dalam waktu maksimal 15 menit. Aku hanya menampilkan penjelasan-penjelasan secara deskriptif dan itu adalah salah satu kesalahanku.

It's oke ... apa pun hasilnya nanti, aku yakin kalau juri melakukannya untuk mendapatkan yang terbaik. Dan ini menjadi sebuah pengalaman yang berharga bagiku. Terlebih aku bisa bertemu dengan Pak Ahmad Junaidi dan foto bersama beliau. Hal yang selama ini sulit aku lakukan karena setiap kali bertemu dengan beliau di dalam sebuah acara di mana aku tidak mungkin mengakrabkan diri. Walau aku tahu beliau tidak pernah keberatan bila aku menyapa, tapi aku selalu menjaga posisiku sebagai perempuan dan masyarakat biasa. Ada saatnya aku bertegur sapa dan diskusi, ada saatnya aku tidak mengganggu acara inti beliau.

Terima kasih untuk Kepala Desa Beringin Agung, Bapak Zazuli, S.Pd.I dan Eks. Camat Samboja, Bapak Ahmad Junaidi yang telah memberikan dukungan sepenuhnya kepada kami, Saya  dan Adi Saputera, perwakilan dari Samboja untuk mengikuti seleksi Pemilihan Pemuda Pelopor di Kabupaten Kutai Kartanegara.

Semoga apa yang saya lakukan bisa memberikan banyak manfaat untuk masyarakat.








Wednesday, June 19, 2019

Musikalisasi Puisi by Duo Azizah - Taman Bacaan Bunga Kertas

Musikalisasi puisi Ultah Desa Beringin Agung ke-34.
Selasa, 18 Juni 2019 merupakan hari perayaan Ulang Tahun Desa Beringin Agung yang ke-34.
Taman Bacaan Bunga Kertas ikut berpartisipasi dalam mengisi acara Ulang Tahun Desa Beringin Agung. Selain menampilkan Tarian Dayak, Pameran Kriya, Pameran Buku dan Pameran Lukisan. Taman Baca juga mempersembahkan penampilan Duo Azizah dalam musikalisasi puisi.

Duo Azizah menyanyikan lagu Indonesia Pusaka dan Tanah Airku yang diselingi dengan puisi "Desaku".

Ada hal yang mengejutkan saat mereka akan menampilkan lagu wajib. Konsep awal yang kami buat adalah menyanyikan lagu Indonesia Pusaka dan Tanah Airku. Namun, saat acara berlangsung kami diminta untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya. Jelas saja tanpa persiapan. Tiba-tiba aku harus menjadi dirigen dan kami menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama para tamu undangan tanpa diiringi musik. Untungnya, semua undangan tetap khidmat menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama-sama.
Usai penampilan musikalisask puisi dari Duo Azizah, langsung dilanjutkan Tarian Dayak yang juga dibawakan oleh remaja-remaja puteri Taman Bacaan Bunga Kertas.
Dalam kesempatan kali ini, Taman Baca diberikan banyak andil untuk berpartisipasi. Ini merupakan tantangan tersendiri bagi saya karena harus menyiapkan semuanya hanya dalam waktu satu minggu.
Selain sibuk menjadi panitia lomba, saya juga harus sibuk mempersiapkan ibu-ibu Mamuja yang mendapat pesanan 200 souvenir dan karya untuk dipamerkan. Saya juga harus menyiapkan anak-anak di divisi seni rupa untuk menyiapkan karyanya. Juga anak-anak remaja puteri yang akan menampilkan musikalisasi puisi dan tarian dayak.

Minggu ini merupakan minggu yang sangat melelahkan karena kegiatan yang sangat padat.
Tapi, saya merasa senang karena masyarakat mendukung sepenuhnya kegiatan-kegiatan yang ada di taman baca dan anak-anak remaja juga dengan senang hati berperan aktif di dalam kegiatan taman baca.

Ini adalah awal yang baik dan semoga ke depannya bisa menjadi lebih baik lagi. Bisa bermanfaat untuk masyarakat sekitar walau aku sendiri tidak mendapatkan apa-apa. Bayarannya adalah senyum kebahagiaan dan prestasi mereka.

Terima kasih untuk anak-anak remaja taman baca. Tetap aktif berkreasi, tetap solid menjadi keluarga dan sahabat. Tetap menjadi kebanggaan orang tua dan masyarakat sekitar.


Salam Literasi ..!

Pameran Pertama Mamuja (Mama Muda Samboja)


Samboja, 18 Juni 2019 merupakan hari ulang tahun Desa Beringin Agung Samboja yang ke-34 sekaligus menjadi momen pertama kalinya Mamuja (Mama Muda Samboja) dari Taman Bacaan Bunga Kertas menggelar pameran untuk pertama kalinya.

Mamuja merupakan salah satu klub atau divisi kreatif ibu-ibu muda di Samboja sebagai bagian dari pelaksanaan program literasi finansial.

Dalam pameran kali ini, ibu-ibu membawa serta semua karya-karya tangannya untuk dipamerkan. Karya Mamuja terlihat beragam. Mulai dari bunga plastik, bunga flanel, bunga sedotan, tas dan dompet rajut, tas dan dompet dari talikur, tempat tisu, tempat permen, karya seni rupa dan lain-lain.

Anggota Mamuja yang aktif dalam pameran adalah Anis (ketua), Rety, Yani, Alvina, Uut, Erna, Enny, Suyati dan saya sendiri /Rin Muna (Founder).

Ini merupakan pengalaman pertama kali mengikuti pameran dalam rangka memeriahkan hari jadi Desa Beringin Agung yang ke-34. Antusias ibu-ibu sangat tinggi dan saya bahagia melihatnya karena mereka mau merelakan waktu dan tenaganya untuk memberikan sumbangsih di acara ultah Desa yang ke-34.

Harapan ke depannya... Mamuja terus aktif berkarya dan bisa memiliki outlet / galeri sendiri sebagai wadah untuk menjual karya ibu-ibu muda samboja ini.

Semoga... kegiatan seperti ini terus aktif dan menjadi kegiatan rutin di taman baca sebagai bagian dari literasi finansial.

Terima kasih untuk teman-teman yang selalu mengajakku untuk mengisi waktu-waktu luangku dengan hal yang berkualitas.

Penari Dayak TBM Bunga Kertas Samboja

Borneo Dancer from @tbm.bungakertas
Selasa, 18 Juni 2018 merupakan salah satu momen yang tidak terlupakan bagi remaja puteri Taman Bacaan Bunga Kertas Desa Beringin Agung. Pasalnya, ini pertama kalinya bagi mereka tampil untuk mengisi acara HUT Desa Beringin Agung yang ke-34.

Beberapa minggu yang lalu, mereka sudah berlatih di taman baca untuk persiapan pentas. Senang rasanya karena akhirnya bisa menampilkan kesenian Tradisional ini di tengah-tengah masyarakat umum dan para tamu undangan.

Tari Dayak ini tampil pada acara pembukaan. Ada 6 remaja puteri yang menarikan tarian ini yakni Joice, Margaretha, Ella, Esti, Evi dan Imel. Keenam remaja puteri ini tampil percaya diri menarikan tari tradisional Dayak.

Tari-tarian tradisional ini merupakan salah satu upaya untuk melestarikan kesenian dan kebudayaan asli Kalimantan Timur. Walau kami tinggal di wilayah pesisir dan bukan merupakan warga suku dayak. Tapi, kami juga ikut peduli dalam melestarikan kebudayaan asli wilayah Kalimantan Timur.

Dengan penampilan pertama mereka, saya berharap akan banyak yang tertarik dan bergabung dalam klub kesenian taman baca untuk bisa melestarikan budaya asli Kalimantan. Sekalipun warga desa Beringin Agung adalah masyarakat suku jawa. Tapi, kami juga ingin melestarikan budaya asli Kalimantan Timur.

Dengan aktifnya anak-anak remaja berkegiatan di Taman Baca. Maka, program penanaman Literasi Budaya sebagai pola dasar literasi di taman baca sudah mulai berjalan walau belum maksimal.



Samboja, 18 Juni 2019

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas