Friday, December 21, 2018

Datang dan Saksikan Persembahan Anak Negeri! [Melestarikan Budaya Jawa di Pulau Kalimantan]


Samboja. Minggu, 23 Desember 2018. Turonggo Lestari Budoyo yang merupakan sebuah paguyuban pimpinan Bapak Praptiyanto kembali menggelar pertunjukkan untuk menghibur masyarakat sekitar Desa Beringin Agung Samboja.
Paguyuban Seni Kuda Lumping ini berdiri pada tahun 2017 dan melakukan pertunjukkan pertama kali pada awal tahun 2018. 23 Desember 2018 merupakan penampilan yang keempat kalinya setelah melalui beberapa perjuangan yang tak sedikit.
Paguyuban ini berdiri atas kerjasama dan gotong royong warga Desa Beringin Agung. Semangat anak-anak muda Temanggung untuk melestarikan kebudayaannya membuat Paguyuban ini terus berkembang. Yang awalnya hanya menampilkan tari-tarian tradisional seperti Tari Sintren (Anak-anak, Remaja dan Dewasa), Tari Warok, Tari Kuda Lumping Temanggung, Tari Cendrawasih, Tari Pendet Bali dan Leak Bali. Kini mulai berkembang dengan menampilkan tarian lain yakni Tari Sontoloyo Wonosobo yang membuat Paguyuban Kuda Lumping ini semakin kaya akan tarian budayanya.
Diharapkan paguyuban ini dapat memberikan sumbangsih dalam pelestarian kebudayaan daerah dan menjadi salah satu objek pariwisata di daerah Samboja, Kalimantan Timut.
Paguyuban Seni Kuda Lumping ini telah berhasil mengkolaborasikan beberapa tarian di dalamnya.
Diharapkan kedepannya dapat terus berkolaborasi dengan tari-tarian lain baik yang berasal dari Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi dll sebagai wujud terciptanya ragam budaya di Indonesia dan keramahan budaya yang mampu bersinergi dalam melestarika budaya Indonesia.
Saksikan penampilan spektakuler dari Turonggo Lestari Budoyo yang hanya disiarkan secara langsung di Desa Beringin Agung, Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.



Samboja, 21 Desember 2018

Monday, December 3, 2018

Friday, November 2, 2018

Biografi | Zulhamdani A.S

Zulhamdani A.S lahir di kota kecil Sanga-Sanga (Kutai Kartanegara), 13 Mei 1958. Belajar teater dan film di ASDRAFI (Akademi Seni Drama & Film Indonesia di Yogyakarta. Lulus dari ASDRAFI pada tahun 1981. Pernah mengajar pelatihan pantomime di ASDRAFI selama 2 tahun. Pada tahun 1980-1986 berkeliling di beberapa daerah di tanah air termasuk Kalimantan Timur untuk pentas teater, pantomime dan memberikan workshop teater.

Sebagai seorang sastrawan, seniman dan budayawan Kaltim, karya-karyanya berupa cerpen, puisi, karya tulis/artikel dan lain-lain sudah banyak dimuat di media lokal, nasional dan internet. Termasuk salah satunya buku kumpulan cerpen yang berjudul "Bingkisan Petir: (ed. Korrie Layun Rampan, 2005) yang beredar di toko buku Gramedia. Zulhamdani A.S. sudah menulis lebih dari 100 puisi. Seorang penulis senior scenario TV di Kaltim yang sudah ditulisnya sebanyak 73 judul, antara lain : ANAK SEPANJANG SUNGAI (50 Episode), HANTU BANYU (20 episode), MANDAU (FTV) dan lain-lain.
Salah satu episode "ANAK SEPANJANG SUNGAI" mewakili Indonesia dalam Festival Sinetron Anak Antar Negara Asia Pasific di Jepang (1997). Begitu pula film televise (FTV) yang berjudul "MANDAU" pernah ditayangkan TVRI Jakarta, TPI Jakarta, TVRI Balikpapan, TVRI Samarinda dan TV3 Malaysia.

Zulhamdani A.S pernah membintangi FTV (Mandau) sebagai pemeran utama (antagonis), peran utama film semi documenter "DI BALIK PENOBATAN SULTAN SALAHUDIN" di Tenggarong dan "APA-APANYA DONG" sebagai peran pengganti Titik Puspa, juga film sejarah "JANUR KUNING", "SERANGAN FAJAR" dan "ASA DI FAJAR MERAH" sebagai peran figuran dan peran pembantu. Tahun 2013, Zulhamdani A.S menjadi peran pembantu di film "API CINTA DI TANA PASER" bersama Wulan Guritno dan Pit Pagau sebagai pemeran utamanya, juga bermain di film dokumenter "SUNGAI WAIN BALIKPAPAN" sebagai peran utama.

Pada tahun 2002 mendapatkan juara II nasional penulisan buku cerita (novel) dengan judul "DAYAK-DAYAK" di Jakarta, menyisihkan 300 penulis se-Indonesia yang diselenggarakan oleh DEPAG RI di Jakarta. DKB Award diperoleh Zulhamdani A.S pada tahun 2002 di bidang teater. Penghargaan tertinggi dari Walikota Balikpapan (Imdad Hamid, SE) sebanyak 3 kali, Pembina Teater (2003), Pemerhati Seni (2008), Perintis Seni Sastra dan Budaya (2009). Mendapat undangan baca puisi di Malaysia (2008) dan undangan membaca puisi di Radio dan Televisi Kerajaan Brunei Darusalam (2010).

Balikpapan, 18 Maret 2018



Sumber : Catatan Zulhamdani A.S saat memberikan materi "Dongeng" pada Pelatihan Pembinaan Komunitas Literasi Balikpapan (Oktober 2018)

Wednesday, October 31, 2018

Surat Terbuka Gol A Gong Untuk Politisi Negeri Ini





28 Oktober pukul 06.10
MOHON MAAF, MARI KITA JAGA SIMBOL "L" SEBAGAI "LOVE, LESTARI, LITERASI"
Kepada Tim Sukses
Prabowo - Sandiaga Uno
Jokowi - Ma'ruf Amin 
di Tempat
Hal: Salam L
Assalammualaikum wrtt.wrbb.
Bismillah.
Salam damai.
Setelah peristiwa Pak Ngabalin (dengan simbol "L = libas, lawan, lanjutkan"), kini simbol "L" juga digunakan oleh kubu Prabowo - Uno sebagai "vertikal = Allah" dan "horisontal = manusia".
Saya berada di lapangan. Saya aktif di setiap kegiatan gerakan literasi nasional; saya jadi narsum di dialog literasi, memberi pelatihan menulis novel, TV Program, esai, cerita bergambar dari dus bekas, dan membaca puisi, Semua bergembira.
Tapi ketika tiba waktu membuat kenangan dengan swa foto atau foto bersama, hampir kebanyakan orang (terlebih ASN ), merasa kikuk, bahkan cenderung "fobia". Kadang saya merasa kasihan, hanya karena menggerakkan satu, dua jari, dampak negatif menimpa! Terutama ASN, yang tiba-tiba saja harus menerima kenyataan pahit!
"L" tidak lagi membawa nikmat, tapi membawa petaka!
Saya mengucapkan terima kasih kepada timses Jokowi - Ma'ruf Amin, yang langsung menindaklanjuti dengan menghentikan penggunaan simbol "L", setelah ada reaksi keras dari para aktivis "Love, Lestari, Literasi". Semoga timses Prabowo - Uno pun demikian, tidak lagi bermain-main dengan simbol "L" yang sudah lama digunakan dan mendarah daging di jiwa para aktivis lingkungan dan literasi.
Saya memahami, jika semua orang memiliki hak untuk memperlakukan simbol "L" sebagai apa pun. Tapi, dengan segala hormat, mari kita seimbangkan hidup kita ini. Mari kita sterilkan simbol "L" dari kepentingan sesaat. Mari kita kembalikan "L" sebagai bentuk kegembiraan kita bersama.
"L" yang membahagiakan.
Saran saya kepada para penggerak "L = love, lestari, literasi", teruskan perjuangan. Jangan ragu. Allah tidak tidur. Allah tahu kenapa kita mengacungkan dua jari, membentuk simbol "L".
Mohon bantuan untuk membagikan.
Selamat Hari Sumpah Pemuda .
Terima kasih sudah membaca status saya ini.
Tetap semangat.
Salam hormat dari saya.
Tetap jaya Indonesia.
Wassalam
Jakarta, 28/10/2018
Gol A Gong
Pendiri Komunitas Rumah Dunia
Penasehat Form Lingkar Pena
Penasehat Forum Taman Bacaaan Masyarakat


Sumber : Facebook Gol A Gong

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas