Labels
Thursday, July 7, 2022
Saturday, March 12, 2022
Kenangan Bersama Ibu Rullyta Aminudin [Pahlawan Tanpa Tanda Jasa Masa Kini]
Hai, guys ...!
Kali ini aku mau cerita sesuatu yang penting banget buat kalian semua.
Jangan di-skip bacanya biar
kalian tahu tentang makna hidup dan sosok pahlawan di sekelilingmu! Karena kali
ini aku mau cerita tentang sosok pahlawan yang ada sekitar kita. Karena lagi ada Kontes Blog Super Bercerita ke IV dari Aplikasi Super yang akan mengangkat tema tentang sosok pahlawan yang inspiratif di sekitar kita.
Menurutmu, pahlawan itu apa sih? Siapa nih yang udah punya sosok pahlawan dalam hidupmu?”
Kalau menurut KBBI, pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran.
Orang yang disebut pahlawan sudah pasti memiliki nilai-nilai kepahlawanan. Ada lima nilai-nilai kepahlawanan yang dimiliki oleh seorang pahlawan yakni; rela berkorban, mengutamakan kepentingan orang banyak di atas kepentingan pribadi, pantang mundur, cinta tanah air, dan, ikhlas dan tanpa pamrih.
Nah, kali ini aku bakal cerita tentang sosok pahlawan yang punya arti dan mempengaruhi hidupku. Biasanya, aku selalu menempatkan ibu sebagai pahlawan nomor satu dalam hidupku. But, kali ini aku akan menuliskan tentang sosok pahlawan lain di sekitarku. Semua orang yang telah membantuku, mereka adalah sosok pahlawan. Aku tidak akan pernah melupakan jasa-jasa mereka.
Dan kali ini, aku ingin memperkenalkan seorang wanita yang telah memberikan banyak pelajaran hidup dan juga berperan mengubah hidupku.
Ibu Rullyta Aminudin adalah sosok wanita yang begitu menginspirasi bagi saya. Karena beliau telah memberikan banyak pelajaran hidup, telah memberikan akses menuju satu kata “sukses” dalam hidup saya. Membangun sebuah kepercayaan diri yang tidak pernah saya miliki sebagai orang kampung.
Pada akhir tahun 2017, Tuhan menentukan takdir saya untuk bertemu dengan sosok wanita baik hati ini di salah satu pameran seni yang diadakan oleh kota Balikpapan. Saat itu, saya langsung tertarik dengan lapak buku yang beliau gelar di tempat tersebut. Membuat kami berkenalan dan saling mengenal lebih jauh.
Ibu Rullyta adalah seorang pendidik, pegiat & penggiat literasi, relawan, seorang ibu, dan inspirator sekaligus. Beliau adalah pendiri dan pengelola Kampoeng Literasi (TBM An-Nisa) kota Balikpapan.
Pertemuan saya dengan beliau adalah sebuah takdir yang berhasil mengubah hidup saya. Dari beliaulah saya terinspirasi untuk mendirikan taman baca seperti yang beliau dirikan. Karena buku-buku adalah bagian dari impian saya. Saya adalah bagian dari orang yang suka dengan buku-buku dan saya ingin buku-buku yang saya baca juga bisa dibaca oleh banyak orang. Terutama untuk mereka yang suka membaca, tapi tidak memiliki uang untuk membeli buku.
Saat itu, saya dan suami tidak punya pekerjaan. Saya berhenti dari perusahaan dan memutuskan sebagai ibu rumah tangga biasa. Karena tidak memiliki kesibukan, saya berusaha mewujudkan impian saya untuk memiliki perpustakaan pribadi.
Berawal dari diskusi kecil dengan Ibu Rullyta, akhirnya saya memberanikan diri membuka sebuah taman bacaan masyarakat hanya bermodalkan lima puluh buku koleksi pribadi. Pada Februari 2018, saya mendirikan sebuah taman baca yang saya beri nama “Taman Bacaan Bunga Kertas” yang saat ini dikenal sebagai "Yayasan Rumah Literasi Kreatif". Hingga saat ini, taman baca saya terus berkembang. Dari koleksi lima puluh buku, terus bertambah hingga lebih dari seribu lima ratus buku. Dalam tiga tahun terakhir ini, taman baca yang saya dirikan mendapat penghargaan setiap tahunnya untuk program pemberdayaan masyarakat yang bekerjasama dengan perusahaan swasta.
Dari beliau juga, saya lebih banyak belajar. Terutama kepercayaan diri saya yang hanya lahir sebagai anak pelosok dan lulusan SMA. Beliau tidak pernah berhenti memberikan booster untuk saya.
Ketika saya bilang “Saya nggak bisa, Bu. Saya cuma lulusan SMA.” karena saya memang tidak percaya diri. Tapi beliau selalu bilang kalau ijazah bukanlah satu-satunya modal bagi kita untuk berperan di masyarakat. Karena pengetahuan dan wawasan kita tidak ditentukan oleh selembar ijazah. Ketika kita sudah bisa berperan dan diterima oleh masyarakat, selembar ijazah itu bisa kita dapatkan dengan program pembelajaran khusus.
Dari situlah saya semangat untuk belajar. Menambah wawasan dan pengetahuan dengan cara membaca buku. Hingga akhirnya saya bertemu dengan ilmu yang berhasil mengubah hidup saya. Dari beliaulah saya terinspirasi untuk lebih banyak belajar. Selama kita bisa membaca dan memahami bacaan kita, maka kita akan memiliki akses menuju ke masa depan yang lebih baik.
Dari membaca, saya memiliki banyak pengetahuan. Pengetahuan tentang bagaimana menggunakan sosial media dengan baik hingga merambah ke blogger. Dari hobby membaca, saya tertarik untuk membuat tulisan dan memang memiliki cita-cita sebagai novelis. Awalnya, saya tidak percaya kalau saya akan hidup sebagai seorang novelis. Terlebih, saya tidak tahu kalau menulis bisa menghasilkan uang.
Berbekal pengetahuan dan wawasan dari buku-buku dan tulisan yang saya baca, saya akhirnya bisa menciptakan sebuah tulisan. Semakin banyak membaca, kosa kata kita akan bertambah dan semakin berani untuk menulis. Membuat saya akhirnya bisa menulis novel dengan ribuan bab dan memiliki penghasilan hingga ratusan juta. Sangat berbeda jauh dengan ketika saya bekerja di perusahaan.
Bagi saya, orang-orang yang telah menginspirasi dan mengubah hidup saya adalah seorang pahlawan. Terkadang, satu kalimat saja bisa menggugah hati kita untuk lebih bersemangat menjalani kehidupan ini. Ada banyak kalimat motivasi dan inspiratif dari orang-orang besar yang terdengar di telinga kita, tapi tidak membuat hidup kita berubah. Malah, orang-orang biasa di sekitar kita yang memberikan inspirasi dan membuat kita menjadi besar.
Orang yang membukakan pintu untuk akses menuju kesuksesan adalah pahlawan bagi saya. Saya tidak bisa bersikap dan berkata bahwa apa yang saya miliki adalah murni kerja keras saya tanpa peran orang lain. Ada banyak orang-orang yang berperan dalam hidup saya dan Ibu Rullyta adalah inspirasi, role model yang telah membuat saya bersemangat untuk belajar hingga bisa berdiri di titik ini.
Terima kasih untuk mendiang Ibu Rullyta yang telah memberikan semangat pada saya! Menjadi pahlawan bagi saya dan bagi banyak orang di luar sana. Memberikan inspirasi tiada henti tanpa pamrih. Tidak mengharapkan balasan dan selalu tulus memberikan pelajaran hidup pada banyak orang di luar sana.
Saya percaya, bukan hanya saya yang tergugah hatinya karena motivasi dari beliau. Ada banyak orang yang terinspirasi oleh perjuangan beliau. Saya tidak pernah lupa senyum terakhir beliau di saat kritis melawan kanker di tubuhnya. Dia menggenggam erat tangan saya dan berkata, “Penerusku.”
Kalimat terakhir beliau membuat saya tergugah untuk terus menjadi inspirasi di daerah saya. Menjadi seorang ibu yang tidak pernah berhenti belajar, selalu tulus membantu sesama, bermanfaat untuk banyak orang, tetap berprestasi dan memberikan inspirasi untuk negeri.
Terima kasih untuk pahlawan yang telah berhasil mengubah hidup saya dan banyak orang di luar sana ...! Jasa-jasamu tidak akan pernah aku lupakan. Bagiku, relawan pendidikan adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang sesungguhnya.
Kalau kalian ingin tahu lebih dalam tentang sosok Almarhumah Ibu Rullyta, kalian bisa baca karya beliau berjudul "Kisahku dan Buku" yang ditulis ketika dia berjuang melawan kanker.
Siapa pahlawan tanpa tanda jasa yang ada di dalam hidupmu dan mampu membuat hidupmu berubah?
Demikian tulisan kecil dariku, semoga menginspirasi dan memotivasi kalian semua.
Oh ya, aku mau kasih tahu ke kalian kalau Kontes Blog Super Bercerita ke IV udah buka, loh. Kalian bisa bikin konten blog mulai April - Juni 2022. Pada kontes blog kali ini, Super Bercerita akan mengangkat tema #KadoUntukPahlawan. Kalian bisa mengangkat sosok-sosok inspiratif yang ada di sekitar kalian dan layak mendapatkan predikat sebagai pahlawan. Blogger dengan tulisan terbaik akan mendapatkan hadiah dari Aplikasi Super dan sosok pahlawan yang diangkat dalam tulisan juga akan mendapatkan kado, loh.
Yuk, buat kalian yang suka nge-blogging. Wajib banget ikut kontes ini! Selain dapet hadiah, kalian juga bakal dapet pahala karena sudah memberikan kado dari karyamu untuk pahlawan yang membantu menginspirasi hidupmu.
Kalian bisa klik link di bawah ini untuk ikut kontesnya, ya!
Wednesday, December 15, 2021
Langkah Kecilku untuk Indonesia
Semua hal besar, selalu berawal dari hal kecil. Bahkan kokohnya Gunung Semeru, berawal dari debu dan pasir yang saling menyatu.
Begitulah kiranya, aku ingin memberikan manfaat di setiap tetes kehidupan yang aku miliki.
Awalnya, aku suka melihat reality show di salah satu stasiun televisi swasta. Bisa dibilang, aku menjadi deretan penggemar presenter acara itu. But, kalau mau ketemu beliau hanya punya dua jalan ... menjadi orang yang menginspirasi atau penuh dengan sensasi.
"Oke. Aku putuskan untuk memilih jalan yang pertama!"
But, gimana memulainya?
Bingung 'kan?
Sama. Aku juga bingung.
Lebih bingung lagi, ketika aku menjadi pengangguran dan tidak tahu harus bagaimana memulai diriku untuk menjadi sebuah inspirasi. Wanita kecil yang tinggal di desa terpencil sepertiku, apa yang bisa dibanggakan orang lain? Terlebih untuk menjadi sebuah inspirasi, aku harus melakukan begitu banyak hal.
Sampai akhirnya, aku berkelana dan Tuhan mempertemukan aku dengan seseorang yang menginspirasi. Dari beliau, aku terinspirasi untuk membuat sebuah taman bacaan. Setelah berkonsultasi beberapa kali, akhirnya aku memutuskan untuk membuat taman bacaan di desaku dengan modal nekat. Kenapa dibilang modal nekat? Karena saat itu, aku hanya memiliki 50 buah buku koleksi pribadi. Kualitas bukunya pun tidak begitu bagus. Hanya beberapa bahan bacaan saja. Saat itu, internet belum masuk desa dan minat baca anak-anak di desa cukup besar.
Dari modal 50 buah buku itu, aku mendapatkan bantuan buku dari teman-teman penulis di seluruh Nusantara. Tidak terhitung berapa banyak kepedulian mereka. Aku sangat berterima kasih pada mereka yang begitu peduli, tanpa mengharapkan balasan.
Dengan modal 50 buah buku, kertas HVS dan pensil warna, aku berhasil mengembangkan taman bacaku secara perlahan. Aku tidak ingin terlalu cepat. Ada banyak proses yang harus kulalui. Terutama, modal untuk membuat kegiatan sosial ini. Terlebih saat itu, aku memang tidak memiliki finansial yang baik. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saja, aku masih kesulitan.
Lalu, kenapa malah buka taman baca? Sudah jelas kalau kegiatan sosial itu tidak akan menghasilkan rupiah, malah kita yang keluar uang untuk kegiatan tersebut. Modal nekat banget 'kan?
Aku berpikir, ingin bersedekah tidak harus menunggu jadi kaya. Kalau aku tidak ditakdirkan untuk kaya, artinya aku tidak akan bersedekah seumur hidupku. Aku tidak punya uang banyak yang bisa aku sedekahkan. Oleh karenanya ... selain senyuman, aku memilih bersedekah ilmu dan buku. Ilmu yang masih terbatas dan buku yang masih terbatas pula. Namun, aku sudah berniat untuk terus meningkatkan diri dengan lebih banyak belajar. Supaya aku bisa bermanfaat dan membantu banyak orang. Setidaknya, aku bisa menjadi tempat bertanya yang baik. Tempat berbagi cerita atau sekedar bercanda tawa.
Aku membuka taman baca di teras rumahku untuk pertama kalinya pada 18 Februari 2018. Di tahun 2018, aku mendapatkan gelar Juara Favorite pada ajang pemilihan Duta Baca Kaltim. Sebuah prestasi yang tidak pernah terpikirkan olehku saat itu karena aku sudah memiliki seorang anak. Bisa dibilang, aku sudah berkeluarga. Rasanya, tidak mungkin mendapatkan gelar seperti itu. Sementara, di luar sana masih banyak anak muda berbakat yang lebih layak mendapatkannya.
Pada tahun 2019, aku kembali mendapatkan sebuah penghargaan sebagai Pemuda Pelopor Kukar bidang Pendidikan yang diselenggarakan oleh Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora).
Di tahun 2019 pula, kegiatan sosial yang aku lakukan secara pribadi ini dilirik oleh salah satu perusahaan swasta. Setelah berdiskusi beberapa kali untuk menyatukan visi dan misi, akhirnya perusahaan tersebut mempercayakan program sosialnya di taman bacaan kecilku yang akhirnya berubah nama menjadi Rumah Literasi Kreatif (Rulika) Bunga Kertas.
Pada tahun 2020, Rulika mendapatkan penghargaan kategori Gold dalam ajang CSR Indonesian Award dan Kukar CSR Award 2020.
Pada tahun 2021, Rulika kembali mendapatkan penghargaan kategori Gold dalam ajang Indonsian Sustainablity Development Award 2021.
Semua prestasi yang didapatkan oleh rumah bacaku itu adalah hasil kerja keras dan keaktifan warga dalam berkegiatan sosial di Rumah Literasi Kreatif. Berkat dukungan mereka semua, Rulika berhasil membawa nama baik desa dan semua masyarakat yang terlibat di dalamnya.
Dari proses inilah, aku mulai belajar banyak hal. Belajar tentang kehidupan dan cara menghidupkan.
Meski sedikit tertatih karena tuntutan program yang semakin tinggi, aku tetap berusaha untuk melangkah. Tidak boleh berhenti meski terkadang butuh waktu untuk beristirahat.
Saat ini, aku aktif sebagai seorang penulis platform dan tetap berusaha untuk aktif dengan kegiatan rumah bacaku pula.
Di Rumah Literasi Kreatif, ada 6 pola dasar literasi yang diterapkan, yakni:
1. Literasi Baca Tulis
2. Literasi Berhitung
3. Literasi Sains
4. Literasi Digital
5. Literasi Finansial
6. Literasi Budaya dan Kewargaan
Dari 6 literasi tersebut. Yang paling aktif adalah Divisi Literasi Finansial. Di tahun kedua membuka taman baca, saya dan ibu-ibu kreatif membentuk sebuah kelompok yang disebut MAMUJA. MAMUJA merupakan bagian dari RULIKA dan sebagai penerapan Literasi Finansial.
Mamuja terdiri dari ibu-ibu kreatif dengan bakat yang beragam. Mereka semua aktif belajar menjahit, membuat tas rajut, dompet, membuat kue dan sebagainya. Semua kegiatan itu dilakukan untuk mengisi waktu luang agar lebih bermanfaat dan membantu perekonomian keluarga. Aku juga menjadi bagian dari mereka yang juga menerima manfaatnya.
Selama ini, kami masih tidak tahu bagaimana memulai sebuah bisnis kecil-kecilan dengan mudah. Sampai akhirnya, aku menemukan aplikasi Super App di salah satu media sosial. Aplikasi ini sangat bermanfaat dan memudahkan untuk ibu-ibu yang sedang memulai berbisnis online maupun offline. Cara mendapatkan barangnya mudah, murah dan dikirim langsung oleh kurir Super satu hari setelah pemesanan. Ini sangat membantu dan memudahkan untuk saya dan teman-teman dalam memulai usaha. Kalian semua juga bisa mencobanya dengan cara mendownloas aplikasi Super di Playstore atau App Store, loh.
Inilah langkah kecilku yang aku mulai untuk Indonesia. Meski tak besar, setidaknya bisa bermanfaat untuk orang-orang terdekat.
Sampai di sini catatan kecil perjalananku.
Semoga bermanfaat untuk kalian dan bisa menginspirasi!
Much Love,
@rin.muna
Wednesday, December 1, 2021
Tetap Cinta Buku di Tengah Derasnya Arus Digitalisasi
Wednesday, March 31, 2021
Program Desa Ramah Anak di Desa Beringin Agung
Saturday, March 20, 2021
Rela Menempuh Jarak Jauh dalam Keadaan Hamil Demi Menjadi Relawan Pengajar di Rulika
Hai ... hai ...!
Kali ini aku mau cerita tentang hari bersejarah dalam hidupku. Hari di mana aku mengenal sosok wanita yang begitu istimewa. Aku mengenal Miss Fida yang merupakan guru aktif di sekolah menengah atas yang ada di Kecamatan Samboja dari salah satu keluargaku.
Hari itu ... Miss Fida datang berkunjung ke Rumah Literasi Kreatif. Kami berdiskusi banyak hal hingga akhirnya aku mengetahui kalau beliau adalah seorang guru Bahasa Inggris di salah satu sekolah swasta.
Selain mengajar, beliau juga sangat senang berkegiatan sosial. Sama seperti yang kerap aku lakukan di Rumah Literasi Kreatif. Ada banyak kegiatan sosial yang aku lakukan di desa. Meski tidak menghasilkan uang, tapi membuat hidup kami diselimuti banyak keberkahan dari Tuhan.
Karena jiwa sosial dan kepedulian beliau. Beliau rela menjadi relawan guru Bahasa Inggris di Rumah Literasi Kreatif. Aku sangat bahagia dan terkesan dengan perjuangan beliau. Beliau rela menempuh jarak yang cukup jauh untuk bisa mengajar secara sukarela di Rulika (Rumah Literasi Kreatif).
Ada banyak guru di desa ini, tapi tidak ada satu pun yang berminat menjadi tenaga pengajar sukarelawan. Aku sedikit kesulitan mencari tenaga sukarela yang mau mengajar di Rulika. Kenapa? Karena Rumah Literasi Kreatif murni bergerak di bidang sosial pendidikan. Kami tidak memungut biaya dari peserta bimbingan atau pelatihan. Sehingga, aku tidak bisa menjanjikan apa pun pada relawan pengajar yang mengajar di Rulika. Kalau nggak dibayar, siapa sih yang mau meluangkan waktunya berlelah-lelah? Nggak semua orang bisa melakukannya.
Oleh karenanya, aku meminta bantuan dari beliau. Beruntungnya, Miss Fida justru sudah menawarkan diri untuk menjadi relawan pengajar sebelum aku memintanya untuk membantu mengajar di Rulika. Aku tidak bisa mengajar semuanya, hanya menjadi fasilitator saja. Sebab, ada 6 pola literasi dasar yang aku terapkan di Rulika. Jadi, banyak kegiatan yang harus aku urus di samping pekerjaan utamaku. Aku juga tidak bisa mengabaikan pekerjaanku begitu saja, hehehe.
Aku membutuhkan relawan-relawan yang mau membantu mengajar di Rulika. Namun, aku juga tidak bisa mengintervensi atau menuntut mereka untuk selalu aktif mengajar karena aku tidak bisa menjanjikan apa pun. Hanya mengharapkan mereka yang dengan sukarela memberikan tenaga dan pikirannya untuk menjadi bagian dari perubahan masa depan.
Kami sudah sama-sama tua. Tidak mungkin bisa terus bergerak seperti anak-anak muda. Oleh karenanya, kami juga hadir dalam acara Youth Camp untuk melihat bagaimana anak-anak muda bersemangat dalam memajukan desanya. Sebab, apa yang aku lakukan saat ini ... aku tetap membutuhkan regenerasi. Orang yang sejalan dengan visi-misi, peduli dengan pendidikan dan lingkungan sekitarnya tanpa menuntut apa-apa.
Terima kasih untuk Miss Fida yang begitu menginspirasi. Meski dalam keadaan hamil, dia tetap semangat untuk belajar hal baru. Belajar bersama anak-anak muda yang kelak akan membawa perubahan untuk masa depan.
Sampai di sini tulisan kecil dari aku ...
Semoga bisa menginspirasi dan menjadikan hidup kita bermanfaat!
Much Love,
@rin.muna
Sunday, March 14, 2021
Membangun Negeri dari Youth Camp Desa Beringin Agung
Samboja, 13-14 Maret 2021
Pertamina Hulu Sanga-Sanga dan Yayasan Teman Kita berkolaborasi mengadakan "YOUTH CAMP" untuk pemuda/pemudi Desa Beringin Agung.
Camping yang berlangsung selama 2 hari 1 malam ini diikuti oleh 21 peserta dan diisi oleh pemateri-pemateri yang kece banget. Ada Kak Rio, seorang psikolog yang membawakan materi "Self Awareness". Ada Kak Andin Destian (Founder Serumpun Lima Studio) yang membawakan materi "Seni Budaya dan Kearifan Lokal. Ada Kak Dion Agustian Pratama Putra (Founder Editorest.id) yang membawakan materi tentang "Konten Kreator" dan ada Kak Iswahyudi (Manager Riset & Inovasi HBICS, Yayasan Tunas Cahaya Bangsa) yang membawakan materi tentang Kepemimpinan dan Organisasi.
Wah, pematerinya keren-keren banget, ya!? Mereka semua adalah orang-orang yang aku kagumi.
Meski aku nggak ikut jadi peserta, tapi aku juga nggak mau ketinggalan dapetin ilmunya, dong. Oleh karenanya, aku juga hadir di sana hanya untuk belajar. Mengikuti materi dan diskusi dengan orang-orang hebat seperti mereka.
Selain materi-materi yang keren banget. Mereka juga mengadakan outbond dan pementasan untuk membangun kebersamaan, percaya diri, kepedulian, saling menyayangi dan bekerja sama.
Dari materi awal yang dibawakan sama Kak Rio, udah keren banget. Gimana pemuda/pemudi ini bisa nyusun puzzle dengan mengandalkan kepekaan timnya. Kalau temennya nggak peka, itu puzzle nggak bisa jadi. Iih ... pokoknya keren banget! Waktu aku masih muda, aku nggak pernah dapetin pelatihan seru seperti mereka. Rasanya, pengen kembali muda lagi.
Materi selanjutnya, tentunya lebih seru lagi. Aku juga nggak mau ketinggalan untuk melihat mereka sedang membuat program apa untuk desa mereka.
Di akhir materi, aku kagum dengan pemikiran anak-anak muda yang memiliki kepedulian terhadap kemajuan desa mereka. Karena ada banyak orang pintar, tapi mereka belum tentu peduli. Ada banyak orang kaya, mereka juga belum tentu peduli.
Hari ini aku belajar banyak dari
mereka. Belajar tentang semangat muda untuk membangun negeri. Belajar tentang
bagaimana menjadi generasi yang peduli pada daerah sendiri.
Jika bodoh, kita masih bisa
belajar. Tapi jika di hati sudah memiliki rasa tak peduli, maka masa depan akan
hancur.
Kenapa aku peduli pada masa
depan? Kadang, orang lain kerap bertanya. Untuk apa aku berlelah-lelah
memberikan begitu banyak ilmu dan inspirasi tanpa dibayar? Awalnya, aku memang
tidak memiliki jawaban karena aku ini orang bodoh. Aku hanya merasa, ini adalah
panggilan Tuhan. Karena hatiku merasa bahwa sedih jika melihat generasi masa
depanku tak punya harapan. Sampai akhirnya ... hari ini aku sadar bahwa aku
haruslah peduli pada masa depan. Sebab, di sana ada anak-anakku yang akan
hidup.
Dunia bisa benar-benar berubah
karena segelintir orang yang ingin melakukan perubahan. Jika hidup hanya memenuhi
kebutuhan sandang dan pangan saja, tentulah aku tidak akan bisa menulis di blog
seperti ini. Tulisanku bisa ada di sini karena ilmu pengetahuan yang terus maju
dan berkembang.
Sekarang, kita bisa menikmati
mudahnya naik kendaraan bermotor karena ilmu pengetahuan. Itulah sebabnya, kita
haruslah peduli pada generasi masa depan kita. Peduli pada kemajuan daerah
kita. Jika sumber daya manusianya maju, daerah itu pasti akan maju.
Aku merangkul mereka, anak-anak
muda untuk berkarya dan menginspirasi. Menjadikan garda terdepan dalam kemajuan
desa dan terwujudnya “Kampung Literasi” di Desa Beringin Agung.
Karena ...
Yang muda yang berkarya.
Yang muda yang menginspirasi.
Yang muda yang membuat perubahan.
Terima kasih untuk semua stakeholder
yang telah terlibat dalam kegiatan ini!
Semoga “Kampung Literasi” di Desa
Beringin Agung akan benar-benar terwujud dalam dua tahun ke depan. Aamiin.
Much Love,
@rin.muna
Artikel lain yang sama :
Mamuja Tak Henti Berkarya, Kini Berhasil Meluncurkan Produk Mamuja Food
Sepanjang tahun, Mamuja tak henti berkarya. Dibentuk pada 03 Februari 2019 karena keisengan belaka. Awalnya, hanya ingin kumpul-kumpul untuk memanfaatkan waktu luang agar lebih berisi dan bermanfaat. Tak disangka jika Mamuja mampu bergerak terus-menerus dan menjadi bagian dari penggerak ekonomi masyarakat.
Meski hingga saat ini hanya beranggotakan 7 orang saja, tidak membuat semangat ibu-ibu ini tumbang. Mereka justru bersemangat setiap harinya untuk melahirkan karya, bukan melahirkan anak saja.
Setelah mendapatkan pelatihan bisnis yang diadakan oleh Pertamina Hulu Sanga-Sanga pada Januari 2020. Ibu-ibu Mamuja terinspirasi untuk membuat sebuah produk UMKM yang bisa dinikmati oleh semua kalangan, terutama oleh generasi milenial.
Kali ini, Mamuja bersama Rumah Literasi Kreatif berusaha untuk mengemas produk-produk UMKM hasil binaan agar bisa dipasarkan ke luar desa Beringin Agung. Mengingat bahwa produk-produk desa sulit untuk bersaing di pasar karena banyak kendala dan hambatan yang menjadi pokok persoalan. Salah satunya adalah masalah pengemasan dan pemasaran produk. Jarak tempuh dari pedesaan ke kota lumayan jauh. Akses transportasi ini cukup menjadi pengaruh besar dan menjadikan harga produk tidak lagi kompetitif.
Meski banyak hambatan, ibu-ibu tetap tidak menyerah untuk terus berkarya. Mencoba banyak hal. Belajar dari kegagalan dan tidak berhenti bergerak. Sampai akhirnya, ibu-ibu Mamuja berhasil membuat salah satu cemilan dari buah-buahan yang juga kekinian. Yakni, aneka keripik dan stick buah.
Karena aku tidak pandai urusan marketing. Hanya punya basic menulis, maka aku hanya bisa membantu ibu-ibu ini mempromosikan produk-produk mereka agar laku terjual dan bisa membantu perekonomian keluarga.
Selai itu, aku juga meminta tolong pada adik bungsuku yang kebetulan bekerja sebagai marketing untuk membantu memasarkan produk dan karya ibu-ibu Desa Beringin Agung. Harapan ke depannya, produk-produk Mamuja yang menaungi beberapa produk ibu-ibu di desa ini mampu menjadi produk yang layak untuk bersaing di pasar. Bersanding dengan produk-produk lain yang juga ada di pasaran.
Ada beberapa produk stick buah yang diproduksi oleh ibu-ibu desa. Salah satunya adalah Stick Nanas yang menjadi produk unggulan di Desa Beringin Agung.
Stick Nanas ala Mamuja ini memiliki daya tarik sendiri karena bahannya berasal dari Nanas khas Samboja. Kalian tidak hanya bisa membawa Nanas Samboja sebagai oleh-oleh, tapi juga bisa membawa stick nanas ala Mamuja.
Mudah dibawa ke mana saja, bisa dimakan kapan saja dan cocok dengan berbagai suasana.
Buat kalian yang ingin order Stick Nanas khas Mamuja, bisa langsung DM di Instagram @nanas.samboja atau WA di 0821-4949-9566 (Chat Only).
Dengan membeli produk-produk Mamuja, kalian sudah membantu berdonasi untuk kegiatan Sosial Pendidikan dan Kemanusiaan yang ada di Rumah Literasi Kreatif Bunga Kertas di Desa Beringin Agung.
Terima kasih sudah bersedia membaca tulisan ini!
Semoga menginspirasi dan membuat kalian tersentuh untuk ikut memajukan desanya.
Much Love,
@rin.muna
Sunday, February 21, 2021
PERAN SERTA PEMUDA/PEMUDI DALAM PENDIDIKAN ANAK-ANAK DI DESA BERINGIN AGUNG
Hai, buat semua teman-teman yang sudah sering baca blog aku, salam sayang semuanya!
Sudah lama sekali aku tidak menulis di blog aku sendiri.
Bukan berarti, aku nggak ada kegiatan apa-apa atau lagi mager. Jujur, kerjaan aku di dunia nyata lumayan menguras keringat. Terlebih, aku juga harus survive dengan hidupku sendiri dan kegiatan-kegiatan sosial yang ada di Rumah Literasi Kreatif.
Sejak aku membuka rumah baca pada 18 Februari 2018 lalu. Aku selalu melakukan kegiatan sosial sendirian. Dengan tenaga sendiri dan biaya sendiri pula. So, aku juga tidak bisa mengabaikan pekerjaan atau usahaku supaya bisa tetap bisa menghidupi rumah baca. Karena tidak setiap bulan aku mendapatkan donatur, jadi harus punya biaya sendiri untuk menghidupi kegiatan yang ada di rumah literasi kreatif. Memang cukup berat untuk aku yang tidak punya pekerjaan tetap alias freelance, hehehe.
Meski begitu, aku selalu bahagia menjalaninya. Setiap kali ada banyak masalah hidup yang harus dihadapi ... aku selalu melampiaskan dengan menulis atau berkegiatan sosial. Karena aku tipe orang yang suka foya-foya. Daripada menghamburkan uang untuk hal yang kurang bermanfaat, lebih baik aku gunakan sedikit uangku untuk kegiatan sosial.
Tahun ini ... Rumah Literasi Kreatif kembali membuka kelas belajar Bahasa Inggris untuk anak-anak di Desa Beringin Agung. Kelas Bahasa Inggris kali ini disponsori oleh Pertamina Hulu Sanga-Sanga, sama seperti kelas Bahasa Inggris di tahun sebelumnya.
Bedanya apa?
Tentu ada perbedaannya, dong.
Kalau dulu ... aku masih mengajar sendiri karena belum ada relawan yang mau membantu mengajar anak-anak di Desa Beringin Agung. Tapi tahun ini ... aku mendapat kejutan yang bisa dibilang sangat membahagiakan. Kenapa? Karena kali ini ... kelas Bahasa Inggris di Rulika sudah dibantu oleh 3 orang relawan / volunteer yang bersedia menjadi pengajar untuk anak-anak SD (Basic English).
Aku merasa sangat senang karena relawan/volunteer adalah mahasiswa dan juga penduduk lokal yang rela meluangkan waktu dan tenaganya untuk mengajar tanpa dibayar. Kalau dulu, guru adalah pahlawan tanpa tanda saja. Kalau sekarang, aku bilang ... relawan adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Mereka mau berlelah-lelah, meluangkan waktu dan membagi ilmu yang mereka miliki untuk anak-anak yang punya semangat untuk belajar.
Tiga orang remaja itu adalah Rifkal Artha Yudha (Mahasiswa Prodi Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur), M. Ade Surya Husaini (Mahasiswa Teknologi Industri & Proses, Institut Teknologi Kalimantan) dan Aisyah Nurul Hidayah (Alumni Madrasah Aliyah Nuruddin Samboja).
Mereka bertiga adalah pemuda/pemudi yang menginspirasi. Sebab, tak banyak anak-anak muda yang mau meluangkan waktunya untuk berkegiatan sosial. Mereka lebih suka bermain game atau sibuk dengan gadget masing-masing di rumahnya. Tapi ... segelintir anak muda ini telah rela menghabiskan waktu dan tenaganya untuk berbagi. Hal ini, membuat saya sangat terkesan. Saya tidak menyangka kalau masih ada pemuda di desa ini yang ikut peduli dengan pendidikan dan ikut mencerdaskan generasi penerus bangsa tanpa mengharapkan imbalan. Insya Allah ... imbalannya akan dibalas oleh Allah dengan kesuksesan mereka di masa depan. Aamiin...
Di balik semangat mereka memberikan inspirasi, tentunya ada rasa lelah yang harus dikorbankan. Saya tahu, sebab saya pernah mengalaminya.
Berapa banyak pengorbanan mereka, mereka tidak pernah mengeluh dan tetap tersenyum, penuh semangat memberikan pengajaran untuk anak-anak.
Aku lihat sendiri bagaimana Ade Surya baru datang dari Balikpapan untuk mengajar Bahasa Inggris karena pagi harinya, dia masih ada mata kuliah dan harus kembali lagi untuk belajar secara daring/tatap muka di kampusnya. Kebayang, gimana heroiknya dia yang harus bolak-balik Balikpapan-Samboja.
Begitu juga dengan Rifkal. Di tengah-tengah kesibukannya kuliah, dia meluangkan waktu untuk menjadi pengajar di Rumah Literasi Kreatif setiap hari Sabtu dan Minggu.
Kalau untuk Kak Aisyah ... mmh, nggak perlu aku sebut lagi, deh. Dia setiap hari memang menjadi relawan di Rumah Literasi. Dia yang kerap bantu beres-beres di Rumah Literasi Kreatif. Kalau bukunya sudah dihambur sama anak-anak yang berkunjung, dia yang akan mengomel panjang lebar karena dia yang sering membereskan buku-bukunya. Ke depannya, semoga bisa di-manage dengan baik dengan menjadi pustakawan di Rumah Literasi Kreatif.
Terima kasih untuk semua relawan yang sudah berperan aktif menjadi bagian dari inspirasi ...
Suatu hari ... Tuhan akan mengangkat kalian ke tempat yang lebih tinggi. Karena ada banyak hati yang berharap, kalian akan terus memberi manfaat untuk mereka...
Cukup sampai di sini tulisan dari saya...
Much Love,
Rin Muna,
Founder Rumah Literasi Kreatif
Thursday, February 4, 2021
2 Tahun Bersama Mamuja - Menjaga Kebersamaan Itu Tidak Mudah
Mamuja adalah salah satu komunitas divisi Literasi Finansial yang ada di taman bacaku. Aku bentuk satu tahun setelah aku mendirikan Rumah Literasi Kreatif pada 18 Februari 2018.
Monday, November 30, 2020
Nggak Nyangka! Ideku Diadopsi untuk Pembelajaran Pencegahan Kekerasan Seksual untuk Anak Usia Dini
Pelatihan Kader Ramah Anak Desa Beringin Agung
Minggu, 22 November 2020.
Pagi-pagi sekali, 30 warga desa Beringin Agung yang terdiri dari perwakilan guru dan warga berangkat menuju Graha Bintang untuk mendapatkan pelatihan kader Desa Ramah Anak yang dilaksanakan oleh Pertamina Hulu Sanga-Sanga, berkolaborasi dengan Yayasan Teman Kita dan Desa Beringin Agung.
Acara ini dihadiri oleh Rendy Wirawan (Ketua Yayasan Teman Kita), Kusnadi (Kepala Desa Beringin Agung) dan Hidayah Utama Lubis (Sr. Officer Communication & Relation Pertamina Hulu Sanga-Sanga).
Program Desa Ramah Anak merupakan program yang fokus pada pencegahan kekerasan seksual pada anak dan pergaulan bebas.
Pelatihan ini merupakan pelatihan kedua yang dilaksanakan oleh Yayasan Teman Kita, minggu sebelumnya, mereka sudah melakukan pelatihan di Desa Beringin Agung untuk 10 orang.
Dalam pelatihan ini, kita diajarkan banyak hal. Terutama bagaimana menyikapi anak-anak era digital yang sangat mudah mengakses informasi yang luas dan tak terbatas.
Selain materi yang diberikan, kami juga melakukan FGD. Dalam FGD ini yang paling seru menurutku. Karena semua orang harus membentuk kelompok untuk membuat bahan ajar dalam mengkampanyekan pendidikan seksual pada anak (mengenalkan tubuh yang boleh dan tidak boleh disentuh oleh orang lain).
Karena saya dapet kelompok laki-laki semua dan mereka bukan dari dunia pendidikan alias warga desa biasa. Alhasil, cucok banget dengan kelakuan aku yang bar-bar. Sampai-sampai, kami menjuluki kelompok kami adalah kelompok bar-bar karena tidak menggunakan banyak bahan peragaan. Hanya diskusi kecil sambil ketawa-ketawa, kemudian langsung praktek tanpa ribet supaya bisa mengajarkan anak-anak mengenal tubuh yang boleh disentuh dan tidak boleh disentuh menggunakan dua warna kartu. Merah artinya tidak boleh disentuh. Biru artinya boleh disentuh.
Hingga sore hari, kami semua larut dalam keseruan pelatihan ini. Jadwal yang harusnya sudah selesai jam lima sore. Eh, nambah sampai jam setengah enam. Itu artinya, pelatihan kali ini memang asyik dan tidak membosankan.
Kalian yang sudah baca artikel ini, bantu kampanyekan Desa Ramah Anak yang ada di desa Beringin Agung demi masa depan anak-anak kita semua.
Dengan adanya pelatihan kader ramah anak ini, diharapkan mampu menciptakan Desa Beringin Agung yang aman dan nyaman untuk anak-anak.
___________________________
Buat orang tua di rumah, bisa ajarkan anaknya menggunakan lagu ini ya!
Link Lagu untuk anak-anak, klik ini ya! 👉 : Jaga Diriku (Sentuhan Boleh, Sentuhan Tidak Boleh)
Terima kasih, ini catatan kecil dari Kak Rin.
Much Love,
Rin Muna