Showing posts with label My Experience. Show all posts
Showing posts with label My Experience. Show all posts

Saturday, August 7, 2021

Tolak Angin Care, Jadi Andalan di Masa Pandemi

 

Design by Canva Pro


Huft ...!

Kalian ngerasa atau nggak sih kalau pandemi Covid-19 ini sudah berlalu sangat lama di negeri ini. Alih-alih vaksinasi bisa menekan penyebaran virus, eh ... malah makin merajalela. Semakin hari, terasa semakin mencekam.

Dunia tidak sedang baik-baik saja. Itu bisa kita rasakan di sekeliling kita. Hampir setiap hari, selalu ada berita kematian. Rasanya, penyakit begitu mudah menyerang tubuh kita. Saat satu orang keluarga sakit, semuanya ikut sakit. 

Kekebalan tubuh setiap orang berbeda-beda. Setahun setengah dipaksa untuk bekerja di dalam rumah alias Work From Home. Membuat aku hampir tidak pernah tahu bagaimana dunia luar. Apa yang sedang terjadi di sana. Setiap mau bepergian, selalu khawatir. Khawatirnya bukan karena takut terserang virus. Tapi khawatir jika aku bisa membawa virus untuk orang-orang di sekitarku yang imun tubuhnya nggak kuat.


Yah, selama setahun setengah ini berada di rumah. Aku sendiri ngerasa imun tubuhku juga menurun. Bayangin aja, harus terkurung di dalam rumah. Tingkat kebosanan dan stress juga makin tinggi. Aktivitas makin berkurang. Tiap hari cuma main di kamar, baring-baring nggak jelas. Nggak tahu apa yang harus dilakukan. Yah, gitu-gitu aja selama setahun. Nggak pernah beraktivitas di luar, bikin aku ngerasa kalau tubuh ini butuh untuk bergerak supaya tetap sehat.


Mau bergerak gimana kalau setiap hari dianjurkan untuk di rumah. Selama PSBB sampai PPKM, aku bener-bener nggak pernah keluar. Sampai sekarang juga belum dapet jatah vaksinasi karena aku selalu ngerasa tubuh ini nggak fit. Daripada makin sakit, mending aku ngurung diri di rumah. 


Akhir-akhir ini ... aku ngerasa badanku sering meriang. Meski kita memilih untuk ada di dalam rumah, tapi tetap aja nggak bisa menghindar ketika tetangga atau teman dekat bikin acara. Yah, mau nggak mau ... ketemu sama kerumunan banyak orang yang mungkin aja bawa covid-19. Kalau udah meriang-meriang atau nggak enak badan, aku pilih untuk di dalam rumah aja. Nggak ketemu sama siapa-siapa dulu. Kalau pun ada perlu keluar, aku harus prokes ketat.


Meski sudah berusaha ikuti aturan prokes, tetep aja nggak bisa menghindar dari sakit. Rasanya bukan cuma aku ... hampir semua keluarga berganti-gantian meriang dan flu. Harapannya, semoga bukan virus yang sudah berhasil mengacaukan seisi dunia ini.


Di saat kayak gini, andalan terbaikku cuma Tolak Angin Care. Yah, aku selalu bawa Tolak Angin Care ini ke mana-mana. Selain untuk meredakan perut kembung dan masuk angin. Tolak Angin Care bener-bener cocok di badan. Setelah pakai, badan rasanya enteng dan enak banget. Bisa mengatasi pegal-pegal dan masuk angin. Terlebih, aku yang lebih banyak beraktivitas di dalam rumah, kurang bergerak dan kurang sinar matahari. Bentar-bentar selalu aja sakit, lemes dan suntuk.


Tolak Angin Care Roll On - Produk Sidomuncul


Yah, terpaksa banget deh ... Tolak Angin Care jadi salah satu andalanku di saat pandemi kayak gini. Kenapa? Karena sakit dikit aja udah worry banget! Khawatir kalau terpapar covid-19 dan nggak imun tubuh aku nggak mampu buat nahan. So, aku selalu sedia Tolak Angin Care di mana pun. Di rumah atau di perjalanan, Tolak Angin Care cocok banget jadi temen setia. Simple dibawa ke mana-mana dan nggak ribet. 

Aku suka banget sama Tolak Angin Care ini...


Kalau kamu, sudah coba produk yang satu ini atau belum?


Bagi juga pengalaman kamu di kolom komentar, ya!


Kalian bisa beli produk ori lewat situs resmi PT. Sidomuncul, loh.

Silakan klik https://www.sidomunculstore.com/shop/detail/55/tolak-angin-care-10-ml-minyak-angin-aromaterapi-hilangkan-gatal dan nikmati aromatherapy yang menenangkan ini!



MuchLove,

@rin.muna


Tuesday, June 22, 2021

Pembinaan Siaga Aktif Germas



Selasa, 22 Juni 2021

Pagi ini, aku mendapat undangan berkumpul di ruang rapat Desa Beringin Agung karena termasuk salah satu anggota KPM (Kader Pembangunan Manusia) yang khusus menangani masalah stunting.

Tak hanya kader KPM. Tapi di sini juga ada ibu-ibu PKK Desa Beringin Agung, kader Posyandu Balita, Posbindu, Posyandu Lansia, RDS (Rumah Desa Sehat). Kami semua berada di bawah naungan Desman (Desa Sehat Mandiri). Sehingga, kami semua dikumpulkan untuk mendapatkan pembinaan tentang Pola Hidup Bersih & Sehat di kala pandemi seperti ini.

Seluruh kader dan lapisan masyarakat dihimbau untuk peduli pada pencegahan penyebaran covid-19 yang sudah melanda negeri kita selama kurang lebih 1,5 tahun.

Saat ini, pemerintah sedang gencar melakukan vaksinasi pada seluruh warganya untuk memberikan daya tahan tubuh yang lebih kuat. Meski beberapa orang memilih untuk tidak melakukan vaksinasi dengan berbagai alasan.

Pembinaan ini dilakukan agar semua berita yang ada di Puskesmas bisa sampai ke semua lapisan masyarakat. Sebab, ada wacana yang mengatakan jika semua bantuan sosial dari pemerintah (termasuk BPJS Kesehatan) akan dinonaktifkan apabila peserta tidak melakukan vaksinasi.

Kepala Desa Beringin Agung (Bpk. Kusnadi) khawatir jika hal tersebut terjadi pada warganya. Jika bantuan sosial dihentikan secara otomatis karena peserta tidak terdaftar melakukan vaksinasi.

Wacana seperti ini seolah-olah memaksa semua masyarakat untuk melakukan vaksinasi. Ini semua berangkat dari ketidaksiplinan warga yang menyepelekan protokol kesehatan yang diimbau oleh pemerintah, juga oleh tenaga medis yang ada di Indonesia, bahkan dunia.

Di negara lain, disiplin prokes berhasil memutuskan mata rantai penyebaran covid-19 sehingga warganya bisa beraktifitas normal kembali.

Oleh sebab itu, Ibu Darni, Amd, Keb (selaku bidan desa) dan Tenaga Kesehatan dari Puskesmas Samboja melakukan pembinaan ini agar semua warganya bisa melakukan vaksinasi. Sebab, vaksinasi tahap pertama, tidak banyak warga desa yang berperan serta mengikuti program vaksinasi.

Setelah ini, diharapkan vaksinasi covid-19 bisa merata dan semua warganya bisa mendapatkan pelayana  vaksinasi gratis dari Puskesmas Samboja.
Perlu diingat, sebelum melakukan vaksinasi, kita harus menyadari kesehatan diri kita terlebih dahulu. Sama seperti vaksin pada bayi dan anak-anak kita. Kondisi tubuh yang akan mendapatkan vaksinasi harus fit. Tidak dalam keadaan batuk, pilek, demam, dll.

Kalau kalian merasa kondisi kalian lagi fit buat dapet vaksin. Buruan langsung ikutan vaksin, ya! Biar sistem imun tubuh kita bisa meningkat dan mempertahankan diri dari bahaya virus covid-19.

Cukup di sini dulu catatan kecil dari aku.
Semoga, pandemi di negara kita cepat berakhir dan bisa menjalani hidup normal seperti biasanya. 
Udah capek 'kan di rumah terus?
So, bantu pemerintah dengan menjadi warga yang taat dan disiplin, ya!



Kita ketemu lagi di catatan-catatan selanjutnya!

MuchLove,
@vellanine.tjahjadi

Friday, May 28, 2021

Kisahku dan Dedikasinya (Selamat Jalan Pak Slamet)


“Rin, ojo tegang-tegang! Nanti cepet tua kalo keakehan mikir!” Pak Slamet langsung memijat pundakku begitu ia masuk ke kantor.

“Enaknya, Pak! Sering-sering aja pijitin!” sahutku sambil terkekeh geli.

“Malah keenakan!” dengus Pak Slamet. Ia langsung menarik salah satu kursi kosong yang tak jauh dari tempat dudukku, kemudian duduk tepat di sampingku.

“Dari afdeling, Pak?” tanyaku sambil menatap layar ponsel.

“Iya. Dari mana lagi? Masa dari warung janda?”

“Halah, biasane juga mampir warung janda,” sahut Pak Mesdi sambil terkekeh geli.

Kami semua yang ada di dalam ruangan ini, ikut tertawa lebar.

“Ohh ... Pak Met, ya ... diam-diam suka ke warung janda juga!” seru kerani yang lainnya.

“Cuma ngopi aja,” sahut Pak Slamet sambil mengeluarkan buku agendanya.

“Rin, BKM ada masalah apa nggak?” tanya Pak Slamet.

“Nggak ada sih, Pak. Tapi ini anggaran bapak sudah mau habis, loh. Over budget untuk pekerjaan piringan.”

“Kok, bisa?” tanya Pak Slamet.

“Ya nggak tahu, Pak. Kemarin pengajuan dananya gimana? Pasti copas, nih!” tuduhku ngasal sambil menahan tawa.

“Kayak nggak tahu aja, Rin. Wes mumet neng lahan, suruh bikin laporan lagi. Tambah mumet,” sahut Pak Slamet.

“Suruh kerani bapak, lah. Apa gunanya gaji kerani kalau asistennya masih repot ngurusin laporan?” sahutku.

“Kamu aja yang jadi keraniku!” sahut Pak Slamet.

“Hahaha. Lawan dulu Bos Besarnya, Pak. Kalo boleh jadi keraninya Pak Met. Aku mau aja. Kerjaannya santai dan nggak banyak. Daripada kayak gini, mumet juga aku, Pak,” sahutku.

Aku bekerja di kantor sebagai Kerani Pembukuan. Tapi, bukan hanya mengerjakan laporan pembukuan saja. Di perusahaan perkebunan yang memiliki keterbatasan anggaran. Kami sebagai kerani harus bisa semuanya. Tapi, memang tidak semua kerani. Kalau kata bosku, aku adalah joker di perusahaan. Salah satu kerani yang bisa mengerjakan semua pekerjaan di semua divisi. Mulai dari laporan harian kerani sampai penyusunan budget perusahaan.

Hampir setiap hari, asisten lapangan akan mengecek laporan yang sudah masuk ke akunku. Hanya akunku yang bisa melihat semua transaksi perusahaan melalui sistem yang sudah terintegrasi (Integrated Plantation System; iPlas), sehingga asisten kerap mengecek laporan bersamaku. Kadang, aku juga sering berantem dengan asisten karena data lapangan yang masuk ke akunku tidak sinkron. Hal biasa, tapi memang harus terjadi demi kebaikan bersama.

Pak Slamet adalah asisten yang paling aktif pergi ke kantor. Kalau istilah candaan kami, mereka rindu sama aku. Rindu karena modus. Minta baikin laporan dan sebagainya.

Setiap jam dua siang, saat karyawan lapangan sudah pulang kerja. Asisten akan pergi ke kantor untuk mengecek laporan. Terkadang, mereka juga terpaksa datang saat aku menelepon. Aku hanya menelepon ketika ada masalah dalam laporan yang masuk, sementara laporan harus segera dikunci. Supaya tidak banyak revisi yang memberatkan sistem kami.

Sebenarnya, aku tidak tega kalau harus menyuruh asisten harus bolak-balik ke kantor dan lapangan yang jaraknya tidak dekat. Tapi itulah perjuangan seorang asisten lapangan. Menjadi atasan yang dibenci karyawan karena keputusannya. Menjdi bawahan yang dimaki-maki atasan karena belum menjalankan prosedur dengan baik. Kalau kata KTU, posisi kami ini serba salah. Di atas ditojok sama bos, di bawah di dodos sama karyawan. Hahaha.

Yah, mau diapakan lagi. Sudah nasib kami yang berada di posisi tengah-tengah seperti ini.

Seperti saat ini, Pak Slamet tiba-tiba datang ke kantor untuk mengecek laporannya.

“Haduh, Rin ... pusing aku. Di lahan banyak masalah. Di kantor banyak masalah. Di rumah juga mumet. Mau mindahin sekolahnya anakku, biayanya banyak banget,” keluh Pak Slamet.

Aku menanggapi ucapannya. Kami bercerita sambil mengecek laporan yang ada di komputerku. Meski sambil mengerjakan laporan, sesekali aku sering mendengar keluhan atasan kami. Mungkin, ada beban hidup yang tak bisa mereka katakan pada orang lain, bercerita adalah salah satu cara untuk melepaskannya perlahan. Dan aku hanya bisa menjadi pendengar yang baik.

Pak Slamet ... setiap ke kantor, bukan hanya curhat masalah pekerjaan dan pendidikan anak-anaknya. Tapi juga kerap memberi nasehat padaku. Aku bisa membeli sepede motor, juga berkat saran beliau. Biasanya, aku memilih jalan kaki dari rumah ke kantor atau ke mess. Saat itu, gajiku hanya 1,3 juta. Tidak berani kredit motor karena aku harus menghidupi nenek-kakek, dua orang tua dan adik-adikku. Tapi akhirnya, aku memberanikan diri mengambil cicilan motor berkat saran dari dia.

Banyak hal yang tidak bisa aku lupakan. Meski hanya sebagai rekan kerja, tapi kami sudah sepertu keluarga. Kami bukan hanya berbagi suka-duka. Kami juga saling support, sering berantem. Tapi tetap berjalan bersama-sama untuk saling support.

Saat aku tahu beliau sakit, aku merasa iba. Tubuhnya semakin kurus dan ringkih. Tatapan matanya tak lagi bercahaya. Tapi dia tetap semangat setiap hari. Bahkan, selalu menyempatkan diri datang ke kantor hanya untuk menghibur kami.

Hari ini ... rasanya masih tak percaya kalau beliau benar-benar sudah pergi untuk selamanya. Meski sudah 4 tahun aku resign dan tidak lagi menjadi bagian dari keluarga AMS/Gama Group, tapi dedikasi atasan-atasanku tak kan pernah terlupakan.

Pak Slamet, bukan hanya rekan kerja yang baik. Dia banyak memberi nasehat. Selalu menghibur meski kami tahu dia sedang lelah. Baginya, anak-anak di kantor sudah seperti anaknya sendiri. Menjadi tempat untuk menenangkan diri saat ia sudah lelah di lahan.

Hari ini ... tanggal 28 Mei 2021 adalah hari pemakaman beliau. Meski sudah 4 tahun tak lagi bekerja bersama. Tapi kami sudah menjadi rekan kerja selama 7 tahun. Bagiku, dia sudah seperti seorang ayah. Selalu memberi nasehat, menceritakan pengalamannya, mengajak diskusi, membuat kami tertawa bersama, membuat kami merasakan kehangatan sebuah keluarga di dunia kerja.

Selamat jalan, Pak Slamet ...!

Terima kasih untuk dedikasinya selama ini. Terima kasih untuk semua ilmu dan pengalamannya. Mungkin, semua ilmu yang pernah kamu berikan tak terlihat, tapi bisa dirasakan oleh orang banyak. Kamu mengajarkan aku untuk kuat menghadapi masalah, berani mengambil resiko. Hingga hari ini, mentalku yang kuat terbentuk karena peran darimu juga.

“Cintailah perusahaan tempatmu bekerja. Meski tidak membuatmu kaya, tapi memberikanmu hidup.”

Kutipan ini seringkali kudengar di tempatku bekerja. Kutipan sederhana yang membuat kami terus bekerja dengan hati, memberikan dedikasi kepada perusahaan demi keluarga dan si buah hati. Membuat kami selalu bekerja dengan sungguh-sungguh. Tak mudah pergi meski banyak orang yang ingin menjatuhkan dan menyakiti.

Selamat jalan, Pak Slamet ...!

Banyak pelajaran hidup yang telah beliau berikan. Pelajaran hidup yang tidak pernah terlupakan adalah ...

 “Tetap semangat dan jangan menyerah pada hidup. Yang hidup, akan terus menghadapi ujian kehidupan. Kalau sudah tidak diuji, maka sudah waktunya untuk pulang.”

 

 

___________________________________________ 

Tulisan kecil ini aku persembahkan untuk mendiang Pak Slamet (Asisten Afdeling PT. Alam Jaya Persada, PT. Tritunggal Sentra Buana – AMS GAMA GROUP)

 

 

 

Thursday, March 25, 2021

My Hope

 


Hai hai...!

 

Apa kabarnya nih teman-teman? Semoga semuanya baik-baik aja ya. Hari ini aku ingin bercerita tentang perjalanan aku bersama dengan sosok Mungil yang ada di foto ini. Dia adalah gadis kecil yang hadir dalam hidupku. Dia selalu jadi semangat dalam hidupku.

Di tengah kesibukan ku, aku mengajak dia pergi ke salah satu pantai karena kebetulan di sana ada kegiatan Camp yang diselenggarakan oleh Yayasan teman kita untuk pelatihan anak-anak remaja di desa beringin Agung.

Aku selalu bahagia mengajak dia pergi ke tempat-tempat wisata yang edukatif. Karena di sana, anakku tidak hanya bahagia menikmati wisata saja. Dia juga bisa belajar banyak hal tentang kehidupan sehari-hari dan tentang kehidupan masa depan yang akan dihadapi nanti.

Bagiku dia adalah sebuah harapan. Harapan tentang masa depan dan cita-cita yang tidak pernah terwujud selama hidupku. Ada harapan besar yang aku inginkan untuk dia. Tidak sulit, Tidak harus menjadi pengusaha sukses atau menjadi pegawai negeri yang punya gaji tetap. Aku hanya ingin anakku bisa menghadapi masa depan kelak dengan baik. Mampu bersaing dengan zaman yang semakin canggih dan dituntut serba cepat.

10 atau 20 tahun lagi, Mungkin semuanya tidak akan seperti ini. Zaman akan berubah, pola pikir manusia akan berubah, cara bekerja pun akan berubah banyak. Yang harus aku lakukan adalah mempersiapkan Dia sedini mungkin. Mempersiapkan mentalnya sejak kecil supaya dia menjadi anak yang tangguh meski diterpa badai, meski harus menjalani banyak ujian dan tantangan dalam hidupnya.

Aku selalu ingin anak-anakku bisa keluar melihat dunia. Dunia yang begitu luas, dunia yang tidak pernah dilihat oleh ibunya sebelumnya. Supaya dia tahu tahu bagaimana menjadi manusia yang sesungguhnya. Supaya dia tahu bagaimana membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Supaya dia tahu jalan mana yang akan dipilih untuk masa depannya.

Terkadang kita sebagai orang tua selalu memiliki rasa ingin menguasai anak-anak kita. Tidak perlu mendengarkan apa yang mereka inginkan, yang kita mau anak-anak kita selalu menuruti apa yang kita inginkan. Padahal belum tentu mana kita bahagia dengan pilihan orang tuanya.

Oleh karenanya bagi anak-anak adalah harapan. They are my Hope. Mereka adalah harapan-harapan ku. Harapanku yang aku inginkan untuk mereka, bukan untukku. Karena merekalah yang akan menghadapi masa depan, bukan aku lagi.

Sebab ada rasa takut yang begitu besar menyelimutiku. Aku takut mereka tidak bisa menghadapi masa depan. Masa sekarang saja rasanya sudah sangat sulit. Bersaing dengan begitu banyak orang, bukan jutaan lagi tapi miliaran.

 

Zaman sekarang, kita sulit membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. 20 tahun lagi, Mungkin dunia akan lebih kejam dari ini. Itulah mengapa harapan terbesarku adalah membuat anak-anak Mengerti bagaimana dunia di luar sana. Membuat mereka tangguh yang tetap kuat menghadapi masalah hidup sebesar apapun.

 

 


Thursday, January 21, 2021

4 Hak Anak yang Wajib Kita Ketahui

 



Hai, teman-teman!

Apa kabarnya hari ini?

Semoga tetap semangat selalu ya!


Kali ini aku mau berbagi sedikit ilmu yang aku dapat saat menjalani pelatihan menuju "Desa Ramah Anak" yang diadakan di Desa Beringin Agung. Aku nggak pintar, sih. Mungkin, nggak pantas untuk mengajari orang lain. So, aku cuma mau sharing materi saja. Semoga bermanfaat.



Buat kalian yang masih anak-anak atau pernah menjadi anak, udah pada tahu apa belum sih kalau kita tuh punya hak-hak yang harus kita dapat dalam kehidupan bermasyarakat?




Nah, kali ini ... aku mau bahas 4 hak anak yang wajib kita ketahui.


1. Hak Hidup

    Hak atas hidup dan kebutuhan dasar untuk keberlangsungan hidup anak. Mendapatkan ASI eksklusif, imunisasi, mendapatkan makanan bergizi, perawatan kesehatan, mendapatkan tempat tinggal yang layak, dll.

2. Hak Tumbuh Kembang

    Hak untuk mengembangkan potensi secara penuh; Mendapatkan pendidikan termasuk pendidikan usia dini, kasih sayang, motivasi, rekreasi, kegiatan untuk mengembangkan minat dan keterampilan, dll.

3. Hak Untuk Dilindungi

    Perlindungan anak untuk mencegah terjadinya segala bentuk kekerasan, penelantaran dan eksploitasi. Tidak diperlakukan kasar, tidak dihukum secara fisik atau verbal, tidak digunakan untuk kepentingan seksual dan ekonomi, tidak dipenuhi hak hidup dan tumbuh kembangnya, dll.

4. Hak Untuk Berpartisipasi

    Memberikan kesempatan pada anak untuk terlibat dalam hal-hal yang mempengaruhi hidup mereka seusai denga usia dan tingkat perkembangan anak. Meminta pendapat dalam mengambil keputusannya sendiri seperti tentang mendengarkan pendapat anak tentang pilihan sekolah, makanan, hobby/minat, dll.


Itulah empat hak anak yang wajib kita ketahui. Supaya, kita sebagai anak juga bisa menuntut hak-hak kita jika suatu hari kita menemukan pelanggaran terhadap hak-hak anak.



Sumber : Buku Pintar Perlindungan Anak (dalam rangka mewujudkan Desa Beringin Agung yang ramah anak), Yayasan Teman Kita x Pertamina Hulu Sanga-Sanga



Wednesday, December 30, 2020

Hutang Kebaikan Akan Dibalas dengan Kebaikan

 

Siapa sih aku?

Aku bukan orang baik, bukan juga orang kaya raya.

 

Source : pixabay.com


Aku terlahir di desa terpencil, minim akses pendidikan, minim fasilitas mewah. Setiap hari hanya berpanas-panasan di bawah terik matahari dengan kaki yang tergenang lumpur di tengah sawah. Cuma anak kecil yang dekil, hitam dan sering kali dijuluki "Kecap Manis Kedelai Hitam" karena saking hitamnya ini kulit. It's Okay! Aku nggak pernah ambil hati ketika dibully.

Meski aku mengabaikannya, tapi bukan berarti batinku bisa melupakannya begitu saja. Karena body shamming memang menyisakan luka batin sampai aku sedewasa ini. Tapi aku bisa apa? Nggak punya kekuatan untuk melawan. Hanya bisa menerima kekurangan yang aku miliki dalam hidupku.

Saat aku lulus SD, aku keluar dari desa dan pergi ke kota untuk bersekolah. Karena di desa tidak ada sekolahan dan harus berjalan kaki kurang lebih 10 kilometer kalau ingin bersekolah di desa. Tahun 2004 lalu, desaku masih sangat terpencil. Jangankan punya buku, mau lihat pasar pun hanya bisa satu tahun sekali dan harus berjalan kaki sepanjang 10 kilometer.

 Saat aku bersekolah di kota, aku tinggal di Panti Asuhan. Ya, Panti Asuhan memang diperuntukkan untuk anak-anak yatim piatu dan anak tidak mampu. Aku adalah salah satu anak tidak mampu, berprestasi dan beruntung bisa bersekolah di kota walau harus tinggal di Panti Asuhan.

Sebagai anak yang tidak mampu, aku nggak bisa bersaing dengan anak-anak kota yang orang tuanya punya banyak uang. Bisa membelikan buku-buku pelajaran, bisa memberikan kursus tambahan untuk anak-anaknya. Sedangkan aku, harus berjuang lebih keras untuk bisa setara dengan mereka.

 

Karena aku cuma anak panti yang jelek, dekil, dan tidak punya apa-apa. Aku tidak punya banyak teman dekat. Hanya beberapa orang yang mau berteman tulus denganku. Sampai aku menikah, dia satu-satunya orang yang masih menganggapku sebagai teman.

 

Di sekolah, aku nggak pernah bisa jajan seperti yang lain. Biasanya, aku cuma dijajanin sama teman. Kadang, harus nahan laper sampai sore karena di panti, aku cuma bisa sarapan mie instan. Nggak ada makanan lain. Kadang juga nggak sarapan karena memang nggak ada apa-apa.

Tinggal di panti asuhan memang nggak mudah. Banyak hal yang membuat kita harus menerima kenyataan kalau kita bukanlah siapa-siapa di masyarakat dan tidak akan mendapatkan peran apa-apa. Sampai aku lulus SMA, aku mengenal orang-orang yang begitu baik. Yang aku tidak bisa membalas budi kebaikan mereka.

Setelah lulus SMA, aku bekerja sebagai admin di salah satu perusahaan perkebunan. Hanya dengan gaji pas-pasan, aku harus menghidupi diriku sendiri, dua nenek kakek dan dua adikku yang masih bersekolah. Setiap aku teringat masa-masa sekolahku, aku selalu berpikir ... kapan aku bisa membalas kebaikan-kebaikan tema-temanku dulu. Hutang budi yang tidak akan terbayarkan, pikirku.

 Hingga aku menikah, aku masih harus bekerja keras karena suamiku memilih berhenti dari pekerjaannya dan tidak mau lagi bekerja hingga sekarang. Mengandalkan hidupnya dari penghasilanku. Jujur, rasanya memang sangat berat. Tapi aku tidak bisa pergi begitu saja. Entah karena aku yang terlalu baik atau aku yang terlalu bodoh. Aku nggak sanggup membiarkan kakek nenek dan anak-anakku terluka, itu saja.

Huft, sampai di sini ... aku semakin tidak berdaya. Beban hidup yang aku pikul semakin berat dan aku semakin tidak bisa membalas kebaikan-kebaikan teman-temanku semasa sekolah dulu. Aku hanya bisa berdoa, semoga Tuhan membalas kebaikan mereka melalui malaikat-malaikatnya. Sebab, aku di sini masih terpuruk dan tidak bisa melakukan apa pun.


Sampai akhirnya ... Tuhan menjawab semua doa-doaku. Melihat mereka sukses dan bahagia, aku juga merasa sangat bahagia. Tuhan juga menjawab doa dan harapanku 15 Tahun kemudian. Saat itu, aku pernah membaca 1 buah novel dan bercita-cita menjadi seorang novelis. Aku nggak tahu, apakah aku bisa mendapatkan keinginanku itu karena banyak sekali cerita yang sudah aku tulis, tapi tidak ada yang mau membacanya. Bahkan, aku ditolak oleh penerbit mayor karena tema yang aku tulis tidak marketable.

Dari kata marketable yang dituliskan oleh penulis mayor tersebut, akhirnya aku tahu ... meski menulis adalah sebuah tugas mulia untuk keabadian, tapi ketika ingin masuk ke penerbit mayor, itu sudah menjadi sebuah bisnis dan harus memberikan keuntungan untuk penerbit.


Karena aku sudah berhenti bekerja, uang tabunganku tidak banyak, suamiku pun tidak bekerja. Aku belajar menulis dari berbagai platform dan komunitas penulis. Semuanya sangat mudah untuk diakses ketika di desaku sudah ada internet. 

Aku berkarir di dunia kepenulisan, awalnya sebagai konten writer atau blogger yang menulis beberapa artikel "evangelist" untuk beberapa produk perusahaan. Disitulah awalnya, tulisanku bisa menghasilkan uang. Kenapa? Karena saat ini, editor platform lebih banyak menggunakan penulis dengan gaya bahasa santai untuk bisa menjamah banyak pembaca. Cara penyampaian ilmiah pun, harus disampaikan dengan bahasa yang asyik dan tidak membosankan.


Sejak itu, akhirnya aku juga menjadi seorang ghost writer. Dengan aktivitas di dunia nyata yang padat, aku selalu menyempatkan diri untuk menulis. Meski menjadi ghost writer, aku selalu menulis untuk diriku sendiri. Sebab, menjadi GW tidak akan dikenal banyak orang. Menulis hanya demi uang. Karena saya tidak munafik, saya butuh uang untuk anak-anak saya. Meski tidak seberapa.


Sekarang, aku sudah menjadi salah satu penulis best seller. Bisa menghidupi keluargaku dari menulis, bahkan menolong orang-orang di sekitarku. Tapi aku tidak begitu berbesar hati karena belum tentu semua karya tulisku akan best seller.


Sekarang, aku sudah bisa membantu salah satu sahabatku yang sedang membutuhkan pertolongan. Meski tidak seberapa, aku merasa sangat bahagia. Sebab, dia selalu menganggapku sebagai teman baik sejak dulu. Selalu membantuku tanpa pamrih, melihatku sebagai seorang teman sejak SMP hingga sekarang.

Hutang kebaikan, akan dibalas juga dengan kebaikan. Jangan meremehkan orang yang masa lalunya terlihat buruk dan tidak punya apa-apa. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi sepuluh atau dua puluh tahun ke depan. Bisa jadi, merekalah yang akan menolong kita karena kebaikan kecil dari kita, dia menganggapnya sangat besar.

Itulah yang aku rasain sekarang. Jika aku tidak bisa membalas kebaikan orang yang sudah berbaik ke aku. Maka aku akan berusaha melakukan lebih banyak kebaikan yang dia berikan supaya kebaikan-kebaikan itu juga bisa sampai ke tangannya. 

Melakukan kebaikan itu tidak seperti berjualan. Asal kita ikhlas melakukannya, Tuhan akan membalas dari mana saja. Bahkan dari sesuatu yang tidak pernah kita duga.


Terima kasih untuk semua yang pernah meremehkanku, menghinaku, berusaha menjatuhkanku sejatuh-jatuhnya. Tapi aku tetap ingin menjadi bola bekel, semakin dijatuhkan lebih keras, aku akan semakin melambung lebih tinggi. 

Sebab, saat kita berada di tempat yang lebih tinggi, orang-orang yang ada di bawah kita akan selalu berusaha menarik kita untuk jatuh. Tapi Tuhan tidak pernah pergi. Dia akan selalu berada di sisi orang-orang baik dan menyelimutinya dengan kebaikan.


Semoga tulisan ini bisa membuat kita berusaha menjadi orang baik, walau sering gagal, teruslah mencoba. Karena menjadi baik itu sulit, tidak semua orang bisa melakukannya dengan ikhlas.


Terima kasih sudah membaca tulisan ini.


Salam hangat untuk sahabat-sahabatku yang telah banyak menebarkan kebaikan dan mengajariku cara berbuat baik.

 

 

 Much Love,

@rin.muna


______________________________________________
🅒Copyright. 
Dilarang mengutip atau menyebarluaskan konten blog ini tanpa mencantumkan link atau kredit penulis.







Thursday, December 24, 2020

Ibu Takut, Nak!


Bulan ini, putera kecilku genap berusia enam bulan. Masih sangat kecil. Bahkan dia belum bisa memanggilku “Mama”.

Tapi aku ingin menulis banyak hal untuk dia. Sebab, bisa saja aku mati besok dan tak ada satu kata pun yang bisa kuucapkan untuk dia.

Aku tulis ini agar ia baca suatu hari nanti. Saat aku tak bernyawa lagi atau terserang alzheimer yang membuatku melupakanmu.

 

Nak, hari ini Ibu sangat takut!

Entah, ketakutan itu datangnya dari mana. Padahal, aku sangat bahagia memilikimu dalam hidupku.

 

Kamu seorang laki-laki, haruslah menjadi laki-laki yang sejati. Menjadi laki-laki yang bertanggung jawab. Menjadi laki-laki yang melindungi dan menyayangi orang-orang tercintamu.

 

Sebab itu, Ibu takut tidak bisa menjadikanmu laki-laki yang baik dan bertanggung jawab. Ibu takut jika kamu tidak bisa melindungi orang-orang yang kamu cintai.

 

Kamu seorang laki-laki …

Harusnya ibu bisa berjuang memberikan yang terbaik untuk masa depanmu. Agar kamu menjadi laki-laki yang bisa membahagiakan orang-orang yang kamu cintai.

 

Kamu seorang laki-laki …

Harusnya Ibu bisa berjuang memberikanmu pendidikan yang layak. Agar kamu menjadi laki-laki yang dihargai di masa depan.

 

Kamu seorang laki-laki …

Harusnya Ibu bisa memberimu senjata. Bukan untuk melukai orang lain, tapi untuk melindungi orang-orang di sekelilingmu.

 

Nak, hari ini Ibu takut …!

Ibu takut tidak bisa memberikan apa yang seharusnya Ibu berikan untukmu.

Ibu takut, kamu tidak bisa menjadi laki-laki yang baik dan dihargai.

Ibu takut, kamu tidak bisa menjadi laki-laki yang bermanfaat untuk orang-orang di sekelilingmu.

 

Nak, hari ini Ibu takut.

Ibu takut kamu tidak bisa melindungi saudarimu.

Ibu takut kamu tidak bisa lagi menyayangi Ibu sepenuh hati.

 

Nak, dua puluh tahun lagi ...

Mungkin kamu akan jatuh cinta dan meninggalkan Ibu.

Jika kamu jatuh cinta pada seorang wanita ... ingatlah, hanya Ibu cinta pertama dalam hidupmu!

Jika kamu menyayangi wanita lain selain Ibu. Ingatlah, hanya Ibu yang cintanya tak bisa kau duakan.

Jika suatu hari kamu memilih wanita untuk menemani seluruh sisa hidupmu, pilihlah wanita yang bisa mencintai Ibu seperti dia mencintai ibunya. Cintailah ibu wanita itu seperti kamu mencintai Ibunya sendiri.

Sebab, Ibunya sudah merawat dan menjaganya penuh cinta sejak kecil ... lalu kamu ingin mengambilnya.

Sebab, Ibu juga sudah merawatmu sejak kecil untuk bisa membahagiakan wanita yang kamu cintai sepenuh hati.

 

Ibu hanya takut saja ...

Ibu takut kamu tidak bisa melakukan hal yang seharusnya kamu lakukan.

Ibu takut tak bisa memberimu kehidupan yang layak.

Ibu takut kamu menjadi pria yang tidak dihargai karena tak punya apa-apa.

 

Nak, jadilah pria dewasa dan baca tulisan ini dua puluh tahun yang akan datang.

Aku mencintaimu tanpa batas, Nak!

Aku mencintaimu tanpa batas ...

 

Maka jadilah pria yang istimewa. Pria yang memiliki keteguhan hati. Pria yang bermartabat. Pria yang melindungi orang-orang tercintanya. Pria yang berguna bagi banyak orang. Pria yang mampu membawa namanya sendiri ke tempat yang lebih tinggi.

 

 

Catatan kecil ini ... hanyalah bentuk kekhawatiran seorang ibu. Hiduplah dengan baik dan bacalah tulisan-tulisan Ibu saat sudah dewasa nanti. Sebab hari ini, kamu tidak mungkin membaca tulisan ini.

 

Jika suatu hari kamu membaca ini ... Ibu ingin kamu sudah menjadi seorang pria yang sukses. Ibu akan berjuang sekuat tenaga. Meski harus melakukannya seorang diri, Ibu tidak akan pernah menyerah. Maka, janganlah kamu menyerah untuk mewujudkan mimpi-mimpimu!

 

 

 

Salam manis dari Ibu ...

 

 ______________________________________________

🅒Copyright. 
Dilarang mengutip, screenshoot atau menyebarluaskan konten blog ini tanpa mencantumkan link atau kredit penulis.

 

 

Bolehkah Ibu Egois, Nak?


Menjadi seorang wanita adalah hal yang paling istimewa. Sangat istimewa karena bisa melahirkan wanita lain dalam hidupnya. Bukan hanya wanita, tapi juga melahirkan laki-laki.

Kesempurnaan seorang wanita adalah menjadi ibu. Ya, aku merasa sempurna saat dua malaikat Tuhan dikirim untuk menemani hari-hariku. Hari-hariku yang sepi, penuh liku dan luka.

Tak terasa, di tahun 2020 ini ... putri kecilku sudah berusia 5 tahun. 10 tahun lagi, dia akan tumbuh menjadi gadis remaja. Sepuluh tahun itu bukan waktu yang lama. Akan terasa sangat singkat bagiku di dunia ini. Sebab itu, aku sudah merasa sangat takut akan kehilangan dia dalam hidupku.

Mungkin, sepuluh atau lima belas tahun lagi ... dia akan merasakan apa itu jatuh cinta. Dia akan bisa membaca tulisan-tulisan ibunya. Dia akan mengenal pria yang mungkin akan membawanya pergi dari pelukanku. 

Kamu tahu, aku menuliskan ini dengan derai air mata ... ada rasa takut yang begitu besar saat melihat wajahnya yang terus tumbuh dengan baik. Ada rasa bahagia yang begitu besar karena telah membuatnya tersenyum bahagia. Tapi juga ada ketakutan di belakangnya.

Suatu hari nanti, mungkin kamu akan membaca tulisan-tulisan ibu ini. Entah, aku masih hidup atau sudah mati. Aku ingin kamu tahu, bahwa cinta ibu tidak akan pernah berhenti begitu saja. Selamanya ... ingin melihatmu bahagia.

Nak, Ibu takut kamu jatuh cinta pada orang lain selain Ibu.
Ibu takut kamu memeluk orang lain selain ibu.
Ibu takut kamu pergi meninggalkan Ibu saat kamu menemukan pria yang mencintai kamu.

Nak, bolehkah Ibu egois?
Ibu tidak ingin melihatmu jatuh cinta dan meninggalkan Ibu.
Ibu tidak ingin kamu pergi bersama pria lain dan melupakan pelukan Ibu.

Ibu takut, Nak!
Ibu takut ...!
Ibu takut, kamu jatuh pada pria yang salah.
Ibu takut, kamu akan hidup dengan orang yang membuatmu menitikan air mata, walau hanya setetes.
Ibu takut, kamu tidak bahagia berada di rumah yang lain.
Ibu takut, apa yang Ibu alami saat ini ... kamu juga ikut mengalaminya.

Ibu tidak ingin melihatmu menderita. 
Ibu yang melahirkan kamu ke dunia dengan susah payah.
Ibu yang memberimu ciuman pertama.
Ibu juga yang pertama kali mendekapmu penuh cinta.
Ibu juga yang membesarkan dan merawatmu dengan peluh dan air mata.

Nak, bolehkah Ibu egois?
Ibu tidak akan menyerahkan kamu pada pria yang salah.
Ibu tidak akan menyerahkan kamu pada pria yang akan membuatmu menangis.
Ibu tidak akan menyerahkan kamu pada pria yang akan membuatmu terluka.

Nak, apa pun yang kamu mau ... ibu selalu berusaha memberikannya.
Jajan, sepatu baru, tas baru, baju baru, mainan baru dan semuanya ... ibu berusaha memberikannya tanpa mengeluh.
Bisakah orang lain memberikan yang lebih dari apa yang telah ibu berikan untuk kamu?
Bisakah orang lain membuatmu bahagia tanpa mengeluh?

Nak, semua rasa sakit yang Ibu rasakan sekarang ... Ibu tidak ingin kamu merasakannya.
Hidup dengan pria yang salah, akan membuat hidupmu tak bahagia seumur hidup. Menemukan pria yang benar, juga sulit untuk dilakukan.
Terkadang, kita harus bertemu pria yang salah untuk melihat siapa yang tepat untuk kita. Tapi saat sudah membuat keputusan dan tak bisa membuatmu kembali. Kamu akan hidup dalam lautan air mata selama hidupmu.

Nak, mungkin Ibu hanya bisa menemanimu sampai lima belas tahun ke depan. Setelahnya, Ibu harus menyerahkan kamu kepada orang lain. Bahkan Ibu tidak sampai mendapatkan setengah usiamu untuk menemanimu setiap hari. Ibu tidak akan rela, tapi tetap harus Ibu lakukan.

Nak, jika suatu hari kamu jatuh hati ... jatuhkanlah hatimu pada orang yang tepat. Jatuhkanlah hatimu pada orang yang akan menemani dan membuatmu bahagia seumur hidup. Jatuhkanlah hatimu pada pria penakut! Pria yang takut menciptakan air mata di pipimu, pria yang takut melukai hati dan fisikmu, pria yang takut tak membuatmu bahagia, pria yang takut mencintai orang lain selain kamu.

Sebab, Ibu tak bisa menemanimu hingga ujung usiamu. Ibu tidak akan selamanya membelikan baju baru untukmu, membelikan sepatu baru, mengajakmu berlibur, membawamu melihat indahnya dunia luar.


Ini surat kecil untuk puteriku tercinta. Hari ini, mungkin dia tidak akan membacanya. Tapi, suatu hari saat ia beranjak remaja. Ia pasti akan membaca tulisan ini. Entah aku masih hidup atau sudah tiada. Aku ingin dia tahu, bahwa cintaku padanya begitu besar dan aku tidak ingin dia jatuh ke tangan orang yang salah.

Sebab, Ibu ingin melihatmu hidup dengan baik dan bahagia meski memandangnya dari langit yang tinggi. Di bumi atau di langit ... keinginan ibu tetap ingin melihatmu bahagia meski tak ada ibu lagi di sisimu. Ibu akan selalu ada di hatimu.



Catatan kecil untuk puteri kecil.


Hari Ibu, 22 Desember 2020


______________________________________________
🅒Copyright. 
Dilarang mengutip atau menyebarluaskan konten blog ini tanpa mencantumkan link atau kredit penulis.







Tuesday, December 1, 2020

SMEP Program Pokok PKK Desa Beringin Agung Tahun 2020


Selasa, 01 Desember 2020.

Di Desa Beringin Agung tempat tinggalku, ada kunjungan dari TP PKK Kecamatan Samboja  yang melakukan SMEP (Supervisi, Monitoring, Evaluasi, Pelaporan) Pelaksanaan 10 program pokok  TP PKK Tahun 2020.

Dalam hal ini, aku mendapat bimbingan san evaluasi terkait program kerja Pokja III karena kebetulan aku menjadi bagian dari keanggotaan Pokja tersebut yang menangani sandang, pangan dan tata laksana rumah tangga.

Ada beberapa hal yang menjadi bahan evaluasi di sini dan aku ingin berbagi dengan teman-teman, siapa tahu ... suatu saat nanti kalian juga menjadi bagian dari Tim Penggerak PKK.

PKK memiliki 10 program pokok. Yang saat ini menjadi bahan evaluasi adalah pengisian Papan Data. Di mana, kami harus mendata semua rumah tangga dan warga yang ada di desa. Mulai dari kader yang tersertifikasi hingga fasilitas yang sudah dimiliki desa.

Papan Pokja III terdiri dari 19 kolom yang harus diisi.

1. No.
2. Nama RT
3. Kader Pangan (Bersertifikat)
4. Kader Sandang (Bersertifikat)
5. Kader Tata Laksana Rumah Tangga (Bersertifikat)
6. Beras (Semua Warga yang mengonsumsi beras, kecuali bayi 6 bulan ke bawah)
7. Non Beras
8. Peternakan (Warga yang beternak; sapi, ayam, bebek, kambing, dsb.)
9. Perikanan (Warga yang memiliki kolam ikan konsumsi di pekarangan rumah)
10. Warung Hidup (Rumah yang memiliki tanaman sayuran/buah di pekarangan untuk dikonsumsi dan dijual)
11. Lumbung Hidup (Rumah Tangga yang memiliki tanaman padi, umbi-umbian, dsb. Biasa disimpan untuk dikonsumsi)
12. Toga (Rumah Tangga yang memiliki Tanaman Obat Keluarga minimal 5 macam)
13. Tanaman Keras (Rumah Tangga yang di pekarangan rumah memiliki tanaman yang tidak menghasilkan buah seperti pohon akasiah, pohon jati, dll.)
14. Industri Rumah Tangga (Pangan) - Usaha makanan yang memiliki minimal 2 orang pekerja.
15. Industri Rumah Tangga (Sandang) - Usaha jahit yang memiliki minimal 2 orang pekerja.
16. Jasa (Supir, Tukang Ojek, Loundry, Tukang dll.)
17. Rumah Layak Huni (Rumah Tangga yang memiliki jamban dengan septitank di ruamhnya)
18. Rumah Tidak Layak Huni
19. Keterangan


Selain papan pokja, masih ada 9 buku yang harus diisi oleh masing-masing Pokja, yakni:

1. Buku Daftar Kader
2. Buku Daftar Anggota
3. Buku Tamu
4. Buku Surat Masuk Surat Keluar
5. Buku Program Kegiatan
6. Buku Inventaris
7. Buku Keuangan
8. Buku Kegiatan
9. Buku Prestasi



Nah, buat kalian semua yang juga terlibat dalam Tim Penggerak PKK. Bisa siapin data-data di atas untuk laporan setiap tahunnya.
Oh ya, PKK itu bukan cuma kader yang ada di struktur pengurusan ya. Struktur pengurus hanyalah sebagai Tim Penggerak saja. Jadi, semua warga yang tinggal di desa adalah bagian dari PKK. Jadi, berkaryalah dan menjadi bagian dari perubahan.

Kalau kalian ibu rumah tangga yang suka berorganisasi sosial, ini bisa menjadi salah satu kegiatan positif. Bisa untuk menambah wawasan, pengalaman dan persaudaraan.

Jangan ditanya soal gaji. Di PKK, kami tidak pernah mendapatkan gaji. Semua hanya kegiatan sosial dan kebersamaan dengan warga. Dana yang masuk ke kas PKK digunakan untuk kegiatan pelatihan dan operasional PKK. 

Hampir semua kegiatan organisasi itu tidak ada uangnya, murni untuk kegiatan sosial. Begitu pula yang aku lakukan.

Kenapa sih, pada mau sibuk-sibuk ngabisin waktu, tenaga dan pikiran tanpa dibayar?
Kenapa?
Karena hidup itu bukan sekedar tentang berapa uang yang kita dapat, tapi tentang hal yang tidak bisa digantikan dengan uang. Yakni, kebersamaan, gotong royong, kepedulian dan rasa kasih sayang sebagai sesama manusia.


Sampai di sini dulu tulisan mungil dari aku.


Semoga bermanfaat ...


Much Love,

Rin Muna

Sunday, October 18, 2020

5 Aplikasi Desain Grafis Terbaik untuk Cover Novel yang Menarik

 Hai, teman-teman ...!

How are you?

Buat penulis pemula, pasti suka bingung kan gimana caranya bikin cover untuk novel kita supaya menarik. 

Ada banyak aplikasi design grafis yang murah, mudah dan bahkan gratis ... yang bisa kamu coba untuk membuat design novel kamu.

Aku punya 5 rekomendasi aplikasi yang bisa kalian coba untuk membuat design cover. Untuk gambar gratis, tentunya tidak akan melanggar hak cipta. Gambar premium bisa didapatkan dengan membayar.

 

Canva


Untuk kita yang masih pemula dan belum memiliki skill design, canva adalah pilihan yang tepat karena di dalamnya banyak template menarik yang bisa langsung kamu gunakan. Selain template juga ada berbagai logo, text, frame, dan objek lainnya yang bisa kita kreasikan. Sangat praktis. Tersedia dalam web maupun aplikasi mobile. Kalian bisa download Canva di Playstore atau App Store. Kalau lewat web, bisa masuk melalui kanal www.canva.com.

Aplikasi yang satu ini adalah yang paling aku suka dari semuanya. Selain design cover, kita juga bisa membuat design lain untuk promosi novel kita agar lebih menarik lagi.

 

Adobe Spark


Adobe Spark hampir sama seperti canva, aplikasi ini juga menyediakan berbagai template siap pakai. Fitur yang tersedia sederhana. Ini menjadi nilai plus bagi kamu yang pemula karena lebih user-friendly, juga bisa diakses melalui handphone atau PC. Kalo yang namanya Adobe, yah ... pastinya nggak ada yang gratis. Yang gratis selalu ada watermark-nya. Aku paling nggak suka dengan aplikasi yang meninggalkan watermark. Artinya, kita harus bayar kalau ingin memiliki design yang memang kita kreasikan sendiri 

Gravit Designer

Gravit Designer merupakan salah satu aplikasi desain grafis berbasis vektor. Aplikasi ini berada di bawah naungan Corel, artinya ... cara kerjanya juga mirip dengan Corel Draw. Hanya saja, aplikasi ini online, jadi kamu harus terhubung ke internet untuk bisa membuat design di aplikasi ini. 

Gravit memiliki peralatan desain yang cukup lengkap. Banyak koleksi obyek (bentuk, ilustrasi, stiker, garis, emoji, dll). Tersedia versi Mac, Windows, dan Linux (PC/Laptop).   

Untuk kalian yang masih pemula, aku nggak rekomendasi karena agak ribet. Tapi, buat kalian yang ingin membuat desain yang lebih bagus dan berbeda dari yang lain, kalian bisa coba aplikasi yang satu ini.

 

 

SketchBook


Autodesk Sketchbook adalah aplikasi desain grafis yang digunakan untuk membuat sketsa atau menggambar. Sketchbook menyediakan berbagai tools seperti layer, perspective dan aneka brush. Dapat diakses melalui HP. Untuk bisa menggunakan aplikasi ini, kita harus memiliki kemampuan menggambar sendiri.

 

Desygner


Desygner adalah aplikasi sejenis Canva. Isinya sangat lengkap. Cocok untuk kamu yang suka berkreasi. (bahkan kamu bisa upload font sendiri). Aplikasi ini pun user-friendly  dan dapat diakses melalui HP.    

 

Nah, itu dia 5 aplikasi yang bisa kita gunakan untuk membuat desain cover buku kita.

Kalau aku sendiri, sejauh ini lebih nyaman pakai Canva. Maybe, karena aku sudah memakainya selama bertahun-tahun dan agak lambat kalau mengenali fitur-fitur baru di aplikasi lain.


Kalau kamu,paling suka pakai aplikasi apa untuk bikin cover buku?


Yuk, share pengalaman kamu di bawah ini ya!

Nanti aku coba, deh.



Much Love,


Rin Muna


 

 

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas