Showing posts with label Belajar Nulis. Show all posts
Showing posts with label Belajar Nulis. Show all posts

Tuesday, December 29, 2020

8 Cara Meminimalisir Plot Hole dalam Novel

 


 

Hai ... hai ...!

Ketemu lagi sama Kak Rin yang sok sibuk, hehehe.

Mohon dimaklumi kalau sekarang sulit untuk ngasih materi di grup atau menyapa-nyapa kalian semua. Karena lagi punya bayi yang super aktif, bikin Kak Rin harus fokus mengurus anak-anak dan juga keiatan sosial yang ada di daerahku.

Hmm, kali ini aku mau sharing sedikit tentang ilmu kepenulisan yang aku dapat. Semoga, kalian nggak bosen baca tulisanku yang berantakan ini.

Tarik napas dulu dan baca tulisan ini dalam keadaan rileks. 

Supaya kalian bisa mencerna kata-kata yang aku tuliskan dengan baik.

Aku mau bahas tentang Plot Hole. Plot Hole itu apa sih? Plot hole adalah sebuah lubang kesalahan dalam alur cerita. Namanya juga plot, artinya alur atau jalan cerita yang kita tulis. Kalo jalannya bolong, berarti kita akan bikin pembaca jadi terperosok. So, penulis juga harus berhati-hati karena plot hole kadang bikin pembaca kita tersesat. Artinya, free writing juga nggak asal-asalan nulisnya, kudu masuk akal.

 

Plot hole biasanya sering terjadi karena penulis tidak fokus atau terburu-buru dalam menulis cerita. Terlebih, untuk penulis webnovel / novel series yang harus tayang setiap hari dengan ratusan bahkan ribuan bab. Kemungkinan untuk plot hole, itu sangat besar. Tidak semua penulis bisa melakukan persiapan dan teliti saat menulis novel ratusan bab.


Untuk itu, aku akan berbagi sedikit cara meminimalisir plot hole dalam novel kalian. Baca tips di bawah ini ya!



1. Meminimalkan Kebetulan-Kebetulan

 

    Sebagai penulis, harus memiliki persiapan saat menulis cerita. Sesuaikan dengan outline atau catatan-catatan yang kalian punya. Minimalkan adegan kebetulan. Kenapa? Karena adegan kebetulan itu pastinya akan mempengaruhi cerita selanjutnya jika tidak ada pengaruhnya pada bab selanjutnya yang akan kita tulis.


2. Carilah Solusi yang masuk akal untuk masalah dalam novelmu.

    Setiap konflik yang kita buat dalam novel, harus masuk akal dalam penyelesaiannya. Karena saat membuat teka-teki konflik, harus ada jawaban dan solusi yang masuk akal. Misalnya, ketika seseorang dibunuh di sebuah rumah sakit atau hotel dengan latar waktu tahun 2020. Jangan buat semuanya nggak ketahuan karena tahun dengan teknologi modern sudah ada CCTV di mana-mana dan bisa dicek semua pergerakan orang asing di sana. Jadi, penyelesaian masalahnya bisa menggunakan CCTV untuk menemukan pembunuhnya.

   
3. Pastikan kamu sudah menjawab pertanyaan-pertanyaan besar dalam novelmu.

    Dalam sebuah novel yang naskahnya panjang, kamu harus menyiapkan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan besar yang kamu buat dan akan dimunculkan di bab berapa. Jika ingin membuat pembaca penasaran, bisa berikan clue dari pertanyaan-pertanyaan itu terlebih dahulu agar kita tidak kebingungan ketika ingin menyelesaikan sebuah konflik.


4. Pastikan kamu sudah menjawab pertanyaan-pertanyaan kecil dalam novelmu.

    Dalam novelmu, pasti ada pertanyaan-pertanyaan kecil yang timbul dan harus sudah terjawab di bab berikutnya. Jangan menumpuk banyak pertanyaan. Gunakan outline sebagai panduan menulis ceritamu dan juga catatan-catatan kecil jika outline yang sudah kamu buat mengalami perubahan.


5. Gunakan transisi untuk menghindari lompatan waktu, berikan petunjuk tentang lewatnya hari, bulan dan tahun.

    Alur waktu adalah hal yang paling penting dalam sebuah cerita. Untuk webnovel dengan bab yang panjang, aku saranin untuk gunakan alur maju saja. Jangan terlalu banyak flashback karena itu akan sangat membingungkan untuk pembaca dan juga penulisnya. Gunakan saja alur maju, si tokoh masa itu yang bercerita tentang masa lalu.


6. Pastikan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam urutan logis waktu, kecuali novelmu memiliki genre yang tidak biasa.

    Untuk genre novel biasa seperti Perfect Hero, aku selalu berusaha untuk menggunakan urutan waktu yang logis. Tahun lahir tokoh tidak boleh lebih dahulu dari tanggal pernikahan kedua orang tuanya. Terlebih saat ada hubungan cerita dengan masa lalu.Karena, fiksinya Perfect Hero hampir ke real life story

    Kalau ditanya, apakah tokohnya sungguhan ada? Kalian cek saja kehidupan Crazy Rich Surabaya! Aku menggunakan kota itu sebagai latar novel, bukan tanpa alasan. Aku juga menggunakan alur waktu di tahun 2017 dan seterusnya. Jadi, ketika si tokoh nonton film di bioskop, aku tidak mungkin memunculkan film yang dirilis setelah tahun 2018. Alur waktu dan semuanya harus logis. Perlu banyak riset untuk bisa membuat alur waktu yang detil dengan jumlah bab yang ratusan.

    Kalau penulis genre fantasy, time traveller dan sejenisnya ... tentu bisa berimajinasi sebebas-bebasnya dan tidak terpaku pada alur waktu dan tempat yang sesuai di dunia nyata. 

    Artinya, menulis cerita fiksi juga nggak asal-asalan. Tetap harus melakukan riset, tetap harus menentukan alur waktu yang sesuai.



7. Pastikan perilaku karakter dalam novelmu sesuai dengan kepribadiannya.

    Nah, ini yang biasanya bikin penulis yang udah nulis banyak tokoh itu pusing. Pusing dengan banyaknya karakter yang dia ciptakan. Kenapa? Aku ngerasain sendiri, sih. 

    Aku perlu bekerja keras untuk membuat kepribadian si tokoh itu tidak berubah ketika menghadapi konflik. Aku pakai contoh di Novel aku aja ya, karena aku lebih mudah untuk mengingatnya. 

    Ada lima Hero yang ada di novel Perfect Hero. Yeriko, Chandra, Lutfi, Satria dan Arjuna. Setiap tokoh punya karakter dan kehidupan yang berbeda. Punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.

    Itu baru 5 tokoh utama. Belum lagi sama pasangannya, kedua orang tua mereka, teman-teman bisnis, teman sekolah dan lain-lain. Secara, kita hidup di dunia ini juga bertemu dengan banyak orang. Hanya orang-orang tertentu yang setiap hari bertemu dengan kita. Kita akan terus bertemu dengan orang berbeda setiap hari, setiap bulan dan setiap tahun. Udah nggak terhitung berapa tokoh "Perfect Hero" yang sudah menginjak bab 700 di bulan ke-8. Yang jelas, kalau nggak panda menguatkan karakter, kadang tokoh itu bisa tertukar kepribadiannya.


8. Periksa semua detail agar informasi yang kamu berikan tetap konsisten.

    Untuk penulis novel fisik yang jumlah katanya nggak lebih dari 100rb kata dan masih bisa melakukan perubahan, tentunya akan lebih mudah sebelum novelnya dirilis. Tapi ... untuk penulis webnovel yang dituntut untuk rilis minimal 3 bab sehari, harus bener-bener punya pegangan untuk yang satu ini supaya cerita dalam novel kita tetap konsisten.

    Saat kita ingin memberikan informasi tapi tidak mengetahui detailnya, itu bener-bener bikin sakit kepala. Selain kita harus nyari ide, kita juga harus riset secara bersamaan. Makanya, jadi penulis webnovel itu nggak mudah. Tingkat setress-nya jauh lebih tinggi karena setiap hari harus rilis dan berhadapan langsung sama pembaca. Udah kayak nulis skenario sinetron.

    Supaya bisa tetap konsisten, tentunya harus punya detil informasi setiap adegannya. Jangan terlalu banyak menggunakan bahasa ilmiah kalau sebenarnya otaknya pas-pasan kayak aku. Karena cuma akan bikin banyak plot hole di cerita kamu.

 

 

Udah, ah ...

Sampai di sini aja ya ocehan dari aku.

Aku udah ngantuk banget dan harus istirahat. Supaya, bisa nulis novel lagi untuk besok pagi.

 

Jangan lupa baca "Perfect Hero" hanya di aplikasi Novelme atau Novelaku ya!

Udah bab 733 loh...

Kamu akan ngerasain gimana amazingnya menulis cerita dengan episode yang puanjaaang banget! Sampai-sampai, semua reader setianya Perfect Hero selalu mengaitkan novel ini dengan sinetron "Ikatan Cinta" yang belum pernah aku tonton sekali pun. Maklum ya, penulis ya sibuknya ngehalu sama nulis doang. Belum sempat mau nonton sinetron karena harus update bab setiap hari.

 

Thanks udah mau baca tulisannku yang acak-acakan ini...

Sekarang, kalian boleh muntah setelah baca ini!

 

Ups, aku nggak tanggung jawab!

 

Kabooor dulu, guys!

 

Bye-bye!! 




______________________________________________
🅒Copyright. 
Dilarang mengutip atau menyebarluaskan konten blog ini tanpa mencantumkan link atau kredit penulis.



Thursday, July 2, 2020

6 Cara Ampuh Mengatasi Writer's Block



Hai guys...!!
How are you today?
Semoga selalu sehat ya...

Oh ya, aku ke sini karena lagi writer's block nih... biasanya, aku selalu nulis novel minimal 3000 kata dalam sehari. Kalo ide lagi lancar tuh. Kalo nggak, ya gini ... suka kelimpungan seharian saat aku lagi nggak punya ide sedikitpun buat nulis. 

Terkadang ide dengan mudahnya ngalir kayak kran bocor. Terkadang juga udah kayak PDAM mati seharian. Kagak ada yang bisa dipake mandi. Badan bau seharian.. euuuh...!!!

Kamu pernah nggak sih ngerasain kayak gini juga?
Kalo pernah, sharing dong gimana cara ngatasinnya?

Kalo aku sih.. punya beberapa cara yang bisa aku lakuin biar kalimat writer's block itu nggak nangkring kelamaan dalam diriku.

Berikut ini, 6 cara yang bisa aku lakuin kalo aku lagi Writer's Block alias males semales-malesnya. 
Simak di bawah ini ya!

1. Rehat Sejenak

Writer's block juga bisa disebabkan karena kita sudah memforsis otak kita untuk bekerja seharian menggali ide yang ada di pikiran kita. Kita butuh rehat sejenak buat ngembaliin suasana hati kita. Biar pikiran kita fresh lagi dan mudah dapetin ide. Alangkah baiknya kalau kita ... mmh ... jalan-jalan sejenak sambil gandengan tangan. Asyiiik ...!!!
Cara ini termasuk salah satu cara yang efektif buat ngilangin kejenuhan yang bikin kita jadi writer's block.


2. Menulis sesuka hati & Diedit lain waktu

Menulislah sesuka hati ...!
Eh, kenapa aku bilang kayak gini? 
Karena ... salah satu alasan yang bikin penulis writer's block adalah terlalu takut dengan bahasa penulisan yang kita gunakan. Takut kalo diksi yang kita pakai nggak tepat. Takut kalau pembaca nggak suka baca tulisan kita atau bahkan kita bakal dapet kripik pedas dari pembaca.
Kekhawatiran ini merupakan salah satu hambatan dalam menulis. Membuat kita nggak bisa leluasa mencurahkan ide dan imajinasi kita karena terhalang oleh dinding kaidah kepenulisan.
So, coba aja menulis sesuka hati dulu. Abis itu, bisa deh kita edit lagi tuh tulisan. Soalnya kita emang sering banget nulis kata berulang waktu menulis.
Kalau kita nggak mikirin salah atau bener, biasanya kita bisa lebih mudah mencurahkan ide yang ada di kepala kita dalam bentui tulisan.

3. Mencari Inspirasi lewat buku atau film

Writer's Block juga bisa disebabkan karena ide di kepala kita nggak jalan. Apalagi penulis novel kayak aku. Kadang, bingung banget mau mulai adegan dari mana. Miskin ide ini yang jadi kendala besar banget buat aku. Apalagi aku emang penulis fiksi yang kudu mikirin adegan mana dulu yang harus aku buat.

Salah satu cara untuk bisa mengembalikan kita dari posisi stuck nulis adalah dengan mencari inspirasi lewat buku atau film. 
Baca buku, kita bisa dapetin kosakata baru dan menambah koleksi kata-kata di otak kita. Kadang juga suka bingung mau menggambarkan suatu keadaan dengan kalimat apa.
Selain baca buku, nonton film atau drama yang kita sukai juga bisa memberikan inspirasi. Terutama, untuk memperkaya adegan yang ada dalam cerita kita.



4. Membuat kerangka penulisan

Mmh ... yang satu ini adalah hal penting yang harus kita siapin sejak awal kita nulis adalah kerangka karangan. Kenapa? Karena kadang kita mikir keras buat nulis adegan selanjutnya. Terus, benang merah konfliknya mau kita taruh di mana.
Apalagi untuk seorang penulis webnovel seperti aku yang harus update tulisan setiap hari. Nggak bisa kalau mau ngerombak naskah dari awal ketika kita melakukan kesalahan. So, aku selalu siapin outline matang-matang. Tujuannya juga supaya tidak terpengaruh dengan komen dan kritik dari pembaca. Sekalipun tulisan kita bertujuan untuk menyenangkan pembaca, tapi konflik yang kita buat juga harus dimulai dan diakhiri dengan baik. Jangan sampai kita kebingungan mau nulis cerita selanjutnya karena nggak punya panduan menulis.

5. Hilangkan perfeksionisme

Perfeksionisme adalah hal yang selalu diinginkan oleh setiap penulis. Menulis sesempurna mungkin. Jangan sampai ada diksi atau tanda baca yang buruk!

Ah, untuk penulis profesional, hal ini mungkin berlaku. Tapi, nggak berlaku buat aku yang selalu dikejar deadline setiap hari.
Kalau aku harus menulis naskah dengan kaidah penulisan yang super perfect, mungkin aku nggak bisa ngejar deadline karena selalu kepikiran untuk tidak melakukan kesalahan. Akhirnya, lebih banyak mikir ketimbang eksekusi naskahnya.


6. Hilangkan rasa khawatir akan opini orang lain.

Poin yang ke-enam ini bener-bener bisa mengatasi writer's block buat aku. Why? Karena mood nulis aku bener-bener terpengaruh saat aku mendapatkan komentar buruk dari pembaca. 

Apa yang bakal kamu lakukan saat ada yang bilang tulisanmu nggak bermutu? Membosankan? Dan bla bla bla ...?
Ada banyak komentar buruk yang sering kita terima. Padahal, untuk menulis 1 bab saja kita membutuhkan kerja keras. Kita harus nyari ide cerita, mikirin adegan apa yang mau kita ciptakan, mikirin karakter tokohnya seperti apa saat beradu dalam satu adegan, mikirin awal dan akhirnya harus seperti apa dan lain sebagainya. Belum lagi kalau kita harus riset.

Saat kerja keras itu tiba-tiba diejek dan dihina sama orang lain. Rasanya pasti nge-down banget kan? Rasanya pengen berhenti nulis saat itu juga!!!
Tapi, kalau kita kayak gitu terus, selamanya kita nggak bisa berkarya dengan baik. So, kita harus kebal dengan opini orang lain. Nggak boleh khawatir cerita yang kita tulos bakal dihujat sama orang lain. Ambil baiknya aja. Kalau ada yang ngasih saran baik, bisa kita gunakan untuk meningkatkan kualitas tulisan kita.



Nah, itu dia 6 tips dari aku biar kalian bisa terbebas dari Writer's Block.
Kalau kalian, ada tips lain yang lebih ampuh bisa sharing di kolom komentar ya!
Kali aja bisa menambah ilmu buat akundan yang lainnya juga.


Terima kasih sudah berkunjung ke rumahku yang sederhana ini.



Salam peluk hangat,

-Kak Rin as Vella Nine-


Tuesday, May 26, 2020

4 Manfaat Menulis Bagi Kesehatan Mental


Hai ... hai ...!
Apa kabar nih?
Ketemu lagi sama Kak Rin yang suka nulis. Nulis apa aja lah, suka-suka.
Kalau kamu, demen nulis juga atau nggak sih?
Jangan bilang, nggak demen nulis tapi setiap hari update story di media sosial. 
Itu sih, namanya juga nulis, bukan nangis. Hehehe

Kalau aku, emang demen nulis dari dulu. Dari masih duduk di bangku eSDe. Awalnya, suka nulis diary doang. Sampai sekarang, nulis udah candu buat aku. Rasanya, kayak ada yang kurang kalau sehari aja nggak nulis.

Dulu, waktu belajar nulis, setidaknya aku harus menargetkan diriku sendiri. Membuat tulisan minimal 100 kata dalam sehari. Di mana? Oh ... jelas di status facebook atau Whatsapp aja. Tulisan ngasal yang kadang bisa bikin perasaan kita lebih baik setelah kita tuliskan di status/story media sosial.

Sama halnya dengan beberapa orang yang demen curhat di media sosial. Kadang, mereka menyinggung seseorang, kadang juga mengingatkan diri sendiri tapi orang lain tersinggung. Secara nggak sadar, ternyata tulisan story yang dibuat di media sosial ikut mempengaruhi kesehatan mental kita loh. Karena, kadang kita baru merasa lega setelah meluapkan emosi kita di media media sosial. Padahal, dengan begitu kita malah menunjukkan pada semua orang tentang kelemahan diri kita sendiri.

Tapi, di situlah salah satu manfaat menulis. Nggak harus menulis buku. Menuliskan isi hati di media sosial, sama halnya dengan kita menulis di sebuah buku diary. Yah, buku diary yang terbuka untuk umum. Semua orang bisa membaca kisah hidup kita.

Ternyata, menulis memang punya banyak manfaat. Berikut ini beberapa manfaat menulis untuk kesehatan mental kita:



1. Membantu Menuangkan Emosi
     
      Nah, manfaat yang satu ini pasti semua udah ngerasain. Terlebih kalau kamu udah suka main media sosial. Hampir semua hal akan diluapkan melalui sebuah tulisan. Saat kita merasakan kekesalan, kesedihan, kebahagiaan dan sebagainya, kita sering kali membuat status/story di media sosial. Kenapa? Padahal, kalau dipikir-pikir, orang lain nggak akan benar-benar peduli dengan keseharian kita. Tapi, perasaan kita menjadi lebih lega saat sudah menuangkannya lewat sebuah tulisan.

2. Membuat Pikiran menjadi terbuka

      Orang yang suka menulis, biasanya akan suka membaca dan memiliki pengetahuan yang luas. Tak perlu lah mencontoh seorang penulis profesional yang emang ilmu kepenulisannya udah tinggi. Aku kasih contoh sederhana di keseharian kita aja sebagai orang awam yang nggak ngerti sama sekali tentang kaidah penulisan yang baik dan benar. Saat kita bikin story/status di media sosial. Secara otomatis, orang-orang akan berkomentar tentang apa yang sudah kita tulis. Terkadang, komentar mereka bisa membuat pikiran kita menjadi lebih terbuka. Bagi seorang penulis, sebuah tulisan bisa membuat kita membuka diri dan membuat pikiran kita menjadi lebih baik.


3. Memperbaiki Kualitas tidur.

       Tulisan mampu memperbaiki kualitas tidur yang kurang baik. Kalau awalnya kita sulit untuk tidur, dengan menulis kita akan menjadi lebih mudah untuk beristirahat. 
       Asalkan bukan menulis dalam keadaan deadline ketat atau kejar target tulisan kayak aku, hahaha. Karena, aku punya banyak deadline tulisan setiap harinya dan memang harus pandai mengatur waktu untuk istirahat dan menulis.

4. Menajamkan Imajinasi dan Kreatifitas.

       Ternyata, menulis juga bisa menajamkan daya imajinasi dan kreatifitas kita dalam menulis. Kadang, kita sering berimajinasi tentang sesuatu yang tidak pernah kita alami di dunia nyata. Misalnya, kita ingin sekali pergi ke bulan menggunakan sayap ( padahal, nggak mungkin ), maka kita bisa menuangkan imajinasi dengan tulisan dan menghasilkan sebuah karya tulis (kreatifitas) bergenre fantasy yang sangat indah. Membayangkan sesuatu yang indah, sangat mempengaruhi kondisi kesehatan mental kita. Sebab, kita bisa melupakan kekesalan atau kekecewaan yang kita alami saat kita sedang menulis atau berimajinasi tentang dunia lain yang tak pernah kita alami sebelumnya.



Nah, itu dia manfaat menulis untuk kesehatan mental kita. Biasanya, orang-orang yang suka menulis, tidak akan terpengaruh banyak hal negatif yang terjadi di dunia nyata. Bisa jadi, kamu adalah orang yang sibuk menulis hingga tak menghiraukan perkataan buruk orang lain tentang dirimu. Sehingga, kita bisa terus berpikir positif dan tidak memikirkan hal yang tidak-tidak.

Demikian tulisan kecil dari aku.
Sampai jumpa di artikel selanjutnya ya!

Bye-bye ...!



Sumber referensi : www.dosenpsikologi.com

Tuesday, May 19, 2020

5 Cara Ampuh Mengatasi Kejenuhan dalam Menulis



www.rinmuna.com

 Hai ... hai ... hai ...!
Kayaknya udah lama banget nih aku nggak share tips menulis karena aku lumayan sibuk dengan project webnovel aku di Novelme. Setiap harinya, aku kudu update minimal 3.000 kata buat novel aku. Mmh ... sebenarnya nggak berat sih nulis segitu, yang bikin berat itu ngais-ngais idenya.

Karena hampir setiap hari aku nulis, otomatis banyak waktu yang aku habiskan hanya dengan duduk di depan komputer. Mmh ... karena selain menulis novel, aku juga aktif menulis blog aku. Eh, nggak aktif-aktif banget sih. Kadang, cuma nyampah doang di blog. Lebih sering ditinggalin dan banyak sarang laba-labanya. Oh, My God! Bener-bener nggak terawat rumah aku yang satu ini.

Buat kamu yang juga demen alias suka nulis, pernah nggak sih ngerasa bosan atau jenuh sama tulisan sendiri. Kadang, stuck sampe di situ doang. Kehabisan ide, kehabisan kata-kata dan kehabisan waktu cuma buat mikir doang, nggak buruan di-eksekusi.

Kalau aku, walau setiap hari sudah jadi kebiasaan aku menulis, kadang masih jenuh juga loh. Padahal, kalo sehari aja nggak nulis, rasanya kayak ada yang kurang gitu. Ibaratnya, kayak makan sehari tiga kali, terus tiba-tiba nggak makan seharian karena menu makanannya itu-itu lagi. Tahu lagi, tahu lagi. Atau tempe lagi, tempe lagi. Akhirnya, aku sendiri ngerasa bosan.

Nah, kalau kita sendiri udah ngerasa bosan waktu menulis. Jangan deh dipaksain buat menulis cerita. Pasti, ceritanya bakalan monoton dan yang baca juga bosan.

Aku punya tips buat kamu buat ngatasin kejenuhan alias kebosanan dalam menulis.
Simak tipsnya di bawah ini ya!



1. Ubah Kebiasaan

Mmh ... salah satu cara supaya bikin kita nggak bosan adalah mengubah kebiasaan. Misalnya, kita terbiasa menulis di dalam kamar yang sepi (asal jangan hati yang sepi!). Coba deh sesekali nulis di tempat lain. Bisa pilih taman terdekat atau kafe, biar nggak jenuh karena suasana baru bisa memunculkan ide baru juga loh. 
Kalau kamu terbiasa menulis pakai PC/Laptop, coba deh sesekali nulis pakai handphone kamu sambil jalan-jalan di sekitar rumah. Menikmati pemandangan sekitar yang sering kamu lewatkan karena sering menghabiskan waktu di dalam rumah aja.

2. Mempersiapkan diri dengan baik

 Salah satu masalah penulis dalam menulis adalah ketidaksiapan dari diri sendiri. Ketidaksiapan dalam menulis membuat lelah mental dan fisik. Oleh karenanya, kita harus mempersiapkan segalanya dengan baik. Pastikan kalau kita sudah memiliki cukup ide untuk menulis. Ide-ide ini bisa kita dapatkan dari membaca buku, menonton film, mendengarkan curahatan teman dan lain-lain.  Saat menulis, pastikan juga kamu sudah memiliki outline yang teratur dan rapi supaya ide cerita kamu juga nggak berantakan.


3.Tulis Hal yang Membuat Kamu Penasaran

Saat kita menyukai suatu hal, kita pasti akan mencari tahu hal yang kita sukai. Rasa penasaran ini bisa  membuat kita lebih semangat lagi dalam menulis. Kenapa? Karena kita bisa memasukan informasi yang kita dapat ke dalam ide cerita. Misalnya, kamu sedang tertarik dengan dunia bonsai. Maka, kamu bisa menggunakannya untuk ide cerita kamu biar kamu nggak jenuh karena bisa menuliskan hal-hal update yang sedang terjadi dalam dirimu.

4. Membaca

Terkadang, topik yang mau kita angkat dalam tulisan sudah pernah kita buat. Kalau kita tulis lagi, pastinya akan terasa membosankan dan membuat kita enggan untuk menulis. Oleh karenanya, kita bisa menyelingi waktu menulis kita dengan membaca buku. Membaca buku memberikan banyak manfaat buat penulis. Selain mendapatkan ide baru, kita juga akan mendapatkan kosa-kata baru supaya tulisan kita nggak monoton dan membosankan untuk dibaca.
 
5. Beristirahat / Beraktivitas Lain

Terkadang, kelelahan juga bisa menyebabkan kita bosan. Istirahatlah sejenak dan lanjutkan menulis ketika mood kita sudah lebih baik dari sebelumnya. Kalau aku, biasanya memilih untuk berbaring sejenak ketika sudah menyelesaikan satu bab novel atau satu artikel. Karena, setelah mengolah ide dan kata-kata, otak kita juga butuh istirahat.
Selain berbaring, biasanya aku menyelingi dengan aktivitas lain sambil memikirkan ide cerita yang akan aku tulis selanjutya. Terkadang, aku memilih aktivitas lain di dalam atau pun di luar ruangan. Misalnya, mencuci piring, memasak, menjahit atau nge-gosip dengan tetangga juga boleh. Hahaha.


Nah, itulah lima tips dari aku buat ngatasin kejenuhan kita dalam menulis. Karena, menjadi penulis produktif harus tetap menghasilkan karya setiap hari dan tidak bisa membiarkan diri sendiri tenggelam dalam kejenuhan. Harus segera diatasi supaya tetap bisa melahirkan karya-karya setiap harinya.


Sampai jumpa di lain waktu dan tips menulis lainnya ya!

Jangan lupa download aplikasi Novelme dan baca novel aku yang berjudul "THEN LOVE" dan "PERFECT HERO"! Kamu juga bisa gabung jadi penulis di Novelme dan mendapat banyak keuntungan loh. Caranya gampang banget. Cukup daftarkan diri kamu di website tulis.novelme.com dan persiapkan karya kamu. Aku bakalan bantu terus sampai bisa menerbitkan sebuah novel online yang enak buat dibaca.

Terima kasih,


Salam karya


Rin Muna
 

Wednesday, May 13, 2020

Kenapa Jatuh Cinta Sama Novelme?



www.rinmuna.com

Kak Rin, kenapa milih nulis di Novelme?

Aku seringkali mendapat pertanyaan yang satu ini. Kenapa ya?

Eh, kenapa ya nanyanya kenapa? Hahahah ...  udahlah, nggak usah hirauin pertanyaanku yang rada sakau itu.

Mending, fokus aja ke jawabannya. Aku tulis ini Cuma ingin berbagi pengalamanku sama temen-temen semuanya.



Aku ... awalnya bukanlah seorang penulis murni. Penulis murni adalah orang yang full time menulis seperti seorang seniman murni.

Aku bekerja di salah satu perusahaan swasta sebagai admin pembukuan. Menulis, hanya menjadi bagian dari hobby dan sama sekali nggak terpikirkan bakal dapet duit dari nulis. Yang aku pikirin saat itu adalah ... bagaimana aku bisa mewariskan sesuatu untuk anakku. Sesuatu yang bisa dia kenang dan tidak akan hilang begitu saja sampai ratusan tahun ke depan. Awalnya, Cuma iseng-iseng aja belajar nulis. Eh, lama-lama jadi candu.



1.       Berawal dari Status di Facebook



Kalau ditanya, kapan mulai nulis, aku sendiri nggak pernah tahu. Yang jelas, aku adalah salah satu orang yang suka berceloteh di facebook dan twitter pada masa itu.

Saat itu, aku memang suka membaca novel dan salah satu penulis favorite aku adalah Tere Liye. Ada hal yang menggelitik dan menyentuh hatiku sehingga aku memutuskan untuk belajar menulis dengan sungguh-sungguh.

Dalam salah satu acara jumpa fans, Tere Liye pernah berkata kalau status di Facebook kita bisa menjadi sebuah novel kalau dikumpulin. Bener banget kan?

Bayangin aja kalau setiap mau melakukan sesuatu kita selalu update status facebook. Bangun tidur, mau mandi, mau makan, mau berak sampai mau tidur lagi, kita selalu aja bikin status.

Anggap aja, kita menulis minimal 100 kata dalam sehari. Maka, kita sudah menulis 1000 kata dalam sepuluh hari, 3000 kata dalam sebulan, 30.000 kata dalam 10 bulan dan 60.000 ribu kata dalam kurun waktu 20 bulan. Artinya, kita bisa menghasilkan 1 novel hanya dalam waktu 2 tahun, Cuma ngumpulin status facebook doang. Produktif banget kan?

Itulah salah satu pemantik semangatku dan membuatku belajar menulis novel.


2.       Ikut Lomba Menulis Sejak SD


Kalau ditanya, kapan mulai suka nulis? Aku pasti bakal jawab sejak kelas tiga SD. Tapi, saat itu aku sama sekali nggak pernah serius atau pun bercita-cita menjadi seorang penulis. Tapi, aku sangat menyukai pelajaran Bahasa Indonesia dan menjadi juara 1 lomba Sinopsis se-Kecamatan Samboja. Dulu, menang lomba mah seneng baanget. Sayangnya, piagam aku nggak disimpan dengan baik dan entah ke mana. Jadi, aku bener-bener nggak punya kenangan masa kecil. Orang tuaku bukanlah tipe orang tua yang suka membanggakan prestasi anaknya dan tidak pernah menyimpan piagam-piagamku dengan baik. Berbeda dengan aÄ·u yang sendirinya gila prestasi dan senang berkompetisi.

Saat itu, aku masih terlalu kecil dan tidak menyadari bakat menulisku memang sudah ada. Aku juga suka menulis diary, mencurahkan isi hati dalam bentuk syair atau puisi. Nggak kayak zaman sekarang yang kalau punya masalah, ngedumel lewat sosmed. Yah, termasuk aku juga karena ngikutin trend. Wkwkwk ...



3.       Pernah Bercita-Cita Menjadi Novelis



Kalau ditanya soal cita-cita, waktu SD aku bercita-cita jadi guru atai dokter. Kenapa? Karena saat itu, guru Cuma memperkenalkan beberapa profesi yang umum. Padahal, ada banyak profesi di dunia ini. Tapi, di sekolah kita dikenalkan oleh profesi yang itu-itu aja. Dokter, Guru, Tentara, Polisi, Presiden. Yah, itu-itu lagi. Sama sekali nggak tahu tentang profesi lain. So, wajar kalau waktu SD, aku punya cita-cita jadi guru.

Setelah beranjak remaja, aku tetep aja suka nulis. Nulis buku diary. Bahkan, aku seringkali nge-remake novel yang udah aku baca dan aku tulis ulang pakai tangan. Maklum, saat itu belum punya komputer atau mesin ketik. Jadi, ya nulis tangan aja. Hasil tulisan tanganku itu sering banget dipinjam sama temen buat dibaca-baca dan akhirnya menghilang entah ke mana. Selalu saja begitu sampai beberapa kali.

Saat aku duduk di bangku SMA, aku bercita-cita menjadi seorang novelis. Kenapa? Yah, nggak tahu juga. Mungkin karena aku suka nulis. Mungkin juga karena novelis itu kerjaannya santai. Cuma menghayal doang bisa dapet duit. Selain itu, aku bisa mengubah kehidupan seseorang di dalam sebuah novel.



4.       Sempat Hopeless



Waktu akhirnya aku kerja di salah satu perusahaan, aku bener-bener hopeless. Saat itu, aku mengubur dalam-dalam keinginanku untuk menjadi seorang novelis. Apalagi, saat aku mengetahui kalau masuk dalam dunia kepenulisan itu tidaklah mudah. Nggak ada orang yang mau baca tulisanku. Nyoba buat nulis lagi, tapi setelahnya langsung nge-down lagi karena karyaku bener-bener buruk. Jangankan mau baca, lihatnya aja orang sudah malas.

Selain itu, juga harus bersaing dengan penulis-penulis senior. Aku yang nggak punya ilmu sama sekali, sering banget dihina karna karyaku emang jelek banget. Bahkan sampai sekarang, aku masih ingat sama penulis yang udah meremehkan dan menghina tulisanku. Aku bersyukur, dari dia ... akh akhirnya punya semangat untuk membuktikan kalau aku bisa berkarya lebih baik dari dia.



5.       Serius Belajar Nulis Sejak Tahun 2016



Mungkin, semua orang mengira kalau aku emang udah demen nulis dari kecil. Demennya emang bener sih. Tapi ... aki justru serius belajar nulis sejak tahun 2016. Saat aku sudah punya satu orang anak. Sebelumnya, aku Cuma gabung-gabung di komunitas penulis dan Cuma jadi pembaca doang.

Saat itu, aku coba buat ngirim naskah puisi aku ke FAM Indonesia. Salah satu penerbit buku Indie. Alhamdulillah, naskahku terpilih untuk dibukukan. Aku wajib membeli satu eksemplar buku terbit. Bagiku nggak masalah, yang penting ... aku bisa mewariskan buku-buku itu untuk anak cucuku kelak.



6.       Menjelajah Semua Platform Online



Karena masih belajar nulis, banyak hal yang harus aku pelajari. Aku emang pengen banget jadi novelis. Ceritanya sih, nulis novel di platform sana-sini. Tapi, nggak ada yang cocok. Pembacanya minim banget dan kalah sama penulis senior yang udah lama di platform tersebut. Aku sampai beberapa kali memindahkan novelku. Yah, karena nggak ada perjanjian yang mengikat karyaku di platform-platform itu. Akhirnya, aku pindah-pindahin gitu aja sesukaku. Hampir semua sudah aku coba dan nggak ada satu pun platform yang cocok dan bikin aku nyaman.

Sampai akhirnya, aku nemuin Novelme di akun instagram dan langsung deh aku coba-coba buat gabung di platform tersebut.



7.       Alluna Wedding Party, Novel Pertama yang Kelar Aku Tulis di Novelme


Saat itu, aku nggak tahu apa bedanya novel dan webnovel. Aku pikir, di Novelme itu semuanya adalah novel  yang standar. Setidaknya terdiri dari 100rb kata. Ternyata ... di sana bisa menulis ratusan bab dan ratusan ribu kata. Aku juga mengetahuinya dari komunitas novelme. Alhasil, novelku selanjutnya aku tulis sebanyak 262 bab dan mengandung 421.537 kata. Ini merupakan pencapaian yang baik buat aku.



8.       Jatuh Cinta Sama Novelme



Awal menulis, aku cuma menyalurkan hobby aku aja. Nggak pernah terpikir kalau akan mendapatkan uang beneran dari menulis sebuah novel. Aku bener-bener jatuh cinta sama platform yang satu ini karena telah menghargai jerih payah penulis. Selain itu juga sangat menjaga hak cipta penulisnya. Beberapa kasus plagiarisme memang sempat masuk ke Novelme dan diselesaikan dengan cepat oleh pihak Novelme.

Semenjak bergabung dengan Novelme, aku sampai kepikiran menjadi seorang penulis full time. Why? Karena, hasil dari menulis novel bisa buat jajan dan hasilnya juga lumayan. Dari hasil menulis, aku sudah bisa beli 1 unit sepeda motor dan sisanya aku simpan.

Sebagai seorang ibu rumah tangga, pekerjaan yang paling cocok memang menulis. Kenapa? Karena menjadi seorang penulis nggak harus keluar rumah dan berinteraksi dengan orang banyak. Selain bisa tetap mengurus rumah dan anak, juga menghasilkan uang tanpa mengabaikan anak-anak.

Novelku yang rilis selanjutnya, mendapat sambutan baik dari pembaca. “Perfect Hero” yang aku rilis sejak 20 April 2020, kini sudah dibaca sebanyak 184.4 Ribu kali sampai 12 Mei 2020. Belum genap sebulan, sudah bisa masuk ke Ranking 18 Kategori Novel Terpopuler. Juga mendapat sambutan baik dari para pembaca Novelme. Rasanya, seneng banget dan bikin aku makin jatuh cinta sama Novelme.



Kamu juga bisa jadi penulis di Novelme dan dapet uang jajan kayak aku. Caranya gampang banget. Tinggal Download Aplikasi Novelme dan Daftar Jadi Penulis lewat website : tulis.novelme.com


Selamat Mencoba!

Semua bisa jadi penulis dan menghasilkan uang loh....

Salam Literasi,







Friday, March 13, 2020

Kenapa Latar (Setting) Tempat di Indonesia Nggak Marketable?

Source : Canva.com

Aku kadang sering bertanya-tanya sendiri saat mencari latar (setting) tempat untuk penulisan novel. Kalau pakai latar lokal, katanya nggak marketable. Nggak menjual sama sekali dan nggak ada yang berminat baca tulisannya. Kenapa? Yah, mungkin karena pasar pembaca lebih suka dengan latar (setting) luar negeri yang jauh lebih 'WAH ...!' daripada latar lokal.

Hmm ... bener juga, sih. Hampir semua pembaca selalu menyukai latar tempat yang ada di luar negeri. Di sana, tempatnya lebih asyik dan membuat pembaca berimajinasi, berada di tempat yang dideskripsikan dalam cerita.

Sebagai salah satu penulis novel adaptasi dari luar negeri, kadang aku juga ngerasa bingung. Aku nggak bisa menarik pembaca karena latar tempat yang aku pakai. Sementara, secara tuntutan, aku harus menggunakan latar tempat asli Indonesia alias nggak boleh pake latar yang ada di luar negeri. Alhasil, pembacaku nggak sebanyak penulis novel yang memakai latar (setting) luar negeri.

Kalau dipikir-pikir, sayang banget kan ya? Novel adaptasi dengan project puluhan juta, tapi nggak bisa dapetin pembaca karena pemilihan latar (tempat) yang nggak bisa pakai lokasi di luar negeri.
Tapi ... karena itu merupakan syarat dari negara pemilik naskah, mau nggak mau ya harus tetap dijalani juga. Dengan tertatih-tatih, berusaha memperkenalkan tempat-tempat menarik yang ada di dalam negeri.

Kenapa sih, latar (setting) di Indonesia nggak marketable banget?
Aku sudah mencoba menganalisa selama beberapa tahun belakangan ini. Bukannya penulis tidak mau memperkenalkan dan membanggakan daerahnya sendiri. Semuanya kembali pada permintaan pasar.

Ketika pembaca mayoritas lebih menyukai latar (setting) di luar negeri, maka si penulis akan berusaha membuatkan hidangan sesuai keinginan pembacanya.
Sama halnya dengan konten mature yang memiliki pembaca jauh lebih banyak daripada novel teenlit atau novel-novel inspirasi. Semuanya, kembali pada selera pasar, pada selera pembacanya.


So, gimana caranya biar latar (setting) tempat di dalam negeri bisa diterima oleh pembaca?
Yah, dengan memberikan pengertian dan mengajak pembaca untuk cinta pada Indonesia. Pembaca harus bisa menghargai para penulis yang memilih untuk mengambil setting tempat di dalam negeri. Selain itu, penulisnya juga harus tahu diri. Wkwkwk ... (ngatain diri sendiri).

Penulis juga nggak asal nulis, artinya ... kualitas dan kuantitas tulisan juga harus diperhatikan. Biar pembaca juga nggak kecewa, walau latar tempatnya di dalam negeri, kalau ceritanya menarik, bakalan bikin pembaca setia terus menikmati tulisan-tulisan kita.

Latar tempat memang sangat penting, tapi isi cerita juga menjadi bagian terpenting. Asalkan ceritanya menarik, pembaca tidak akan mempermasalahkan di mana tempat cerita itu berasal. Yah, pandai-pandai saja menarik minat pembaca supaya latar (setting) tempat di Indonesia juga jadi marketable.


Cukup sampai di sini tulisan kecil dari aku.

Buat kamu yang punya kritik, saran dan masukan-masukan, atau yang pengen diskusi tentang ini juga, bisa komen di bawah ya! Ditunggu kripiknya!


Salam manis,
@rin.muna



Tuesday, January 21, 2020

Mengenal Macam-Macam Alur Cerita



Hai ... temen-temen!
Buat kalian yang lagi belajar menulis, pasti banyak hal yang ingin kalian kenal kan? Salah satunya adalah mengenal alur cerita. Ada 3 macam alur cerita yang bisa kita gunakan dalam menulis fiksi. Alur adalah runtutan peristiwa atau kejadian yang ada dalam cerita. Alur merupakan salah satu poin penting dalam menulis sebuah cerita. Agar tidak membingungkan, maka kita harus menentukan alur cerita yang kita inginkan sebelum menulis. Alur sangat mempengaruhi apakah cerita yang kita buat menarik pembaca atau tidak.

Nah, kali ini aku mau ngasih penjelasan singkat tentang macam-macam alur cerita. Semoga mudah dipahami ya!
 



Di bawah ini, penjelasan dari 3 macam alur cerita:
Simak yuk!


1. Alur Maju

  Alur Maju yakni alur yang menampilkan peristiwa atau kejadian secara kronologis, maju dan berurutan dari awal sampai akhir cerita. Alur maju menceritakan kejadian secara beruntun dan tidak menceritakan adegan atau kejadian di masa lampau.

Contohnya : 

Baca Cerpen : Court of Love

Cerpen ini menggunakan alur maju. Meski membahas masa lalu, namun di dalam cerita ini tidak ada adegan atau kejadian yang diceritakan di masa lalu mereka. Kejadiannya sederhana, menceritakan masa sekarang sampai masa ke depannya.

2. Alur Mundur

    Alur Mundur yakni alur yang menampilkan peristiwa atau kejadian yang dimulai dengan penyelesaian atau akibat. Alur ini sering kita temui pada sebuah cerita yang memakai setting waktu di masa lampau. Alur Mundur menceritakan kejadian yang menarik saat ini dan penyebabnya di masa lalu.

Contohnya : 

Seseorang yang telah menikah, kemudian menceritakan kembali kehidupannya sebelum menikah. Bagaimana mereka bertemu dan saling jatuh cinta di masa lampau.

3. Alur Campuran

    Alur Campuran yakni alur yang menampilkan peristiwa atau kejadian yang diawali dengan kllimaks cerita, kemudian menceritakan kembali masa lalu dan diakhiri dengan penyelesaian di masa sekarang. Dalam menggunakan alur ini, kita harus berhati-hati. Jangan sampai membuat pembaca bingung. Alur campuran jarang sekali digunakan oleh penulis pemula karena runtutan cerita yang dapat membingungkan pembaca, juga menyulitkan penulis itu sendiri jika belum terbiasa.

Contohnya : 

Kisah seorang adik yang memiliki kakak yang sedang koma di rumah sakit karena kecelakaan. Ia menceritakan kejadian masa lalu sebelum kakaknya mengalami kejadian kecelakaan sampai akhirnya koma. Dia melakukan segala cara untuk bisa menyembuhkan kakaknya dan membuat kakaknya tersadar dari komanya.




Yang masih nggak paham dan mau tanya-tanya, bisa langsung komen aja. Aku bakal balas komentarnya saat aku sudah luang.

Monday, September 16, 2019

Bagaimana Membuat Outline / Kerangka Karangan yang Baik dan Mudah?


Hai, temen-temen ...!
How are you?

Maaf banget kalo aku jarang nulis buat blog aku sendiri.
Bukan karena aku nggak nulis sama sekali atau berhenti nulis.
Tapi, karena aku lagi nulis project novel adaptasi dari salah satu perusahaan.
Yah, lumayan lah bisa buat beli susu anak.

Karena tulisanku seringkali dipinang oleh beberapa perusahaan. Aku tuh jadi sering dapet pertanyaan, gimana sih caranya biar admin itu bisa fall in love sama tulisan kita?

Hmm ... aku sendiri juga nggak tahu kenapa para mimin banyak yang hubungin aku buat ngasih job nulis. Dan pastinya, ada honor dari nulis itu sendiri. Kalo ditanya kayak gitu, aku selalu nggak bisa jawab. Mungkin takdir, mungkin itu jalan Allah kasih aku rezeki.

Nah, ada beberapa yang nanya sama aku ... gimana sih caranya bikin kerangka karangan atau outline biar cerita kita itu runtun sampai akhir. Nggak ngegantung-gantung dan saat kita nggak punya ide, tulisan itu bakal jadi sampah yang nggak tahu mau kita apain lagi.

Buatku, saat menulis novel, bagian paling penting yang harus kita lakukan adalah menyusun kerangka karangan atau outline.

Aku sendiri nggak pernah bikin outline yang baku banget. Kayak kerangka karangan yang ditulis beberapa artikel. Entah kenapa, aku tuh suka baca tapi gampang bosen. Mungkin karena cara penulisannya yang baku banget dan hampir semua artikel yang aku baca, isinya sama. Ya iyalah, namanya juga artikel. Kalo tema yang diangkat sama, pasti isinya nggak jauh beda. Yang bikin beda itu gaya penulisan si penulis itu sendiri.

Nah, kan ... aku malah ngoceh panjang lebar kayak gini. Padahal, aku cuma mau ngasih tahu ke kalian gimana caranya bikin outline yang baik, benar dan mudah dipahami.

Oke ...
Let's go!

Pertama-tama ... kamu harus tahu dulu tema yang mau kamu buat itu tentang apa. Misal, tentang percintaan dunia remaja, percintaan dewasa atau cerita-cerita lainnya. Karena, pemilihan tema itu hal pertama yang harus kamu lakukan sebelum kamu memilih sebuah judul.

Kedua, kamu harus nentuin di mana setting (tempat) dari cerita yang akan kamu buat. Misalnya, kamu mau setting di Jakarta atau di Toraja. Dua tempat ini punya budaya, bahasa dan kearifan lokal yang berbeda. Misalnya, kamu mau ambil setting tempat itu daerah pantai. Otomatis, kamu harus bikin cerita itu tentang orang yang suka banget sama air atau berenang. Jangan ambil peran pendaki karena nanti nggak akan nyambung sama tempat dan tokoh yang kamu buat. Setting/latar tempat ini adalah hal yang paling lama prosesnya karena aku juga melakukan riset yang lumayan panjang.

Ketiga, kamu harus bikin karakter tokoh atau penokohan. Biasanya, aku bikin list sendiri tentang tokoh yang mau aku munculkan. Mulai dari ciri-ciri fisik, hobi dan kebiasaan-kebiasaan yang sering dilakukan oleh si tokoh. Poin yang satu ini bakal jadi acuan ketika si tokoh menghadapi masalah atau konflik.

Keempat, kamu harus bikin outline atau kerangka karangan per chapter atau per bab. Tulis secara singkat saja. Cukup satu atau dua kalimat yang bisa mewakili atau menggambarkan cerita yang akan kamu kembangkan. Misal, di Chapter 1, si A dan si B bertemu. Di Chapter 2, kamu harus bikin si A dan si B ini ada kelanjutan ceritanya. Misalnya, melakukan hobi mereka bersama atau apa saja. Begitu juga seterusnya ...


Yang kelima ... hmm, tentunya ini sama aja sama tips dari semua penulis-penulis senior. Seringlah baca buku-buku berkualitas. Karena, dengan membaca buku, kosa-kata kita akan terus bertambah. Yah, walau untuk seorang penulis yang sudah sibuk mengembangkan idenya setiap hari, pasti tidak ada waktu untuk membaca. Kadang, aku juga ngerasa kayak gitu. Nggak asyik banget rasanya, pengen baca tapi waktu buat baca buku nggak ada.


Buat adik-adik, selagi punya banyak waktu, pergunakanlah untuk belajar dan membaca. Membaca tidak akan kamu rasakan saat ini, tapi puluhan tahun ke depan.

Nah, itu dia tips singkat dari Kak Rin. Mudahan gampang dipahami ya!

Kalau mau tanya-tanya, bisa langsung komen di bawah.
Maaf, bukannya aku nggak bisa nulis pake bahasa baku. Tapi aku lebih nyaman santai kayak gini.


Terima Kasih ...


Rin Muna
 

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas