Monday, June 22, 2020

Pelatihan Literasi Oleh Kantor Bahasa Kalimantan Timur


Rabu, 07 November 2018

Ini hari ketiga aku menjalani Pelatihan Instruktur Literasi yang diselenggarakan oleh KBKT (Kantor Bahasa Kalimantan Timur).
Seperti hari sebelumnya, aku datang terlambat dan lift masih rusak. Oke, semangat ngos-ngosan naik tangga.
Materi pertama diisi oleh Mbak Sophie Razak dari Bisnis Indonesia dengan tema “Program dan Jejaring”. Kemudian dilanjut dengan materi kepenulisan oleh Pak Amien Wangsitalaja dan materi literasi financial oleh Bang Ali Sadli. Dari awal materi hingga akhir berjalan dengan baik dan lancar.
Aku sempat dikerjai oleh Bang Ali Sadli sebelum ia mengisi materi. Dia bilang tidak tahu jalan menuju ke Perpustakaan Kota dan sudah mutar-mutar tapi tidak ketemu. Otomatis aku langsung bereaksi mau jemput dia. Secara, rasa empati aku kan tinggi ya? Hahaha ... apaan sih? Aku bercanda saja kok.
Ternyata saat aku izin dengan Pak Amien Wangsitalaja yang sedang menyampaikan materi kepenulisan, Bang Ali sudah duduk santai di luar bersama panitia. Pak Amien yang mengatakan kalau beliau sudah lama sampai. Otomatis aku langsung keluar dari ruangan dan menghampiri Bang Ali. Aku tinju saja pundaknya dan dia tertawa lebar sudah berhasil mengerjaiku. Iih ... pematerinya nyebelin banget kan? Kebayang lah waktu ngasih materi, dia sering kali menggodaku dan membuat aku tidak bisa menahan tawa. Bukan hanya ketika menjadi pemateri, hari-hari biasa juga dia sudah biasa ngolokin aku. Ya Allah ... kenapa banyak kali orang senang meledek dan menggodaku? Apa aku ini terlalu lucu? Hadeuuh ...!
Oke, lupakan soal Bang Ali Sadli.
Kita lanjut ke cerita berikutnya.
Jadi, usai sesi foto bersama. Mas Abi mengajakku untuk main ke Kopaja. Wah ... aku seneng banget dong ya karena akhirnya bisa bertandang ke Kopaja. Jelas saja ajakannya langsung aku iyakan.
Mas Abi adalah pendiri Kopaja, komunitas sosial yang membina anak-anak jalanan di kota Balikpapan dan sudah berdiri selama 19 tahun.
Ada banyaaaaak sekali hal yang menginspirasi dari kopaja. Rasanya, aku ingin berlama-lama ada di Kopaja. Sangat menyenangkan. Anak-anak binaan Mas Abi sangat welcome. Menyambutku dengan ramah.
Saat aku datang, dua orang anak sedang duduk di bibir kolam kecil yang ada di sana. Satunya bermain ponsel sedang satunya lagi mengamati. Tak lama kemudian datang seorang anak kecil membuka kunci pintu rumah singgah itu dan ketiganya masuk ke dalam. Aku langsung ikut saja masuk karena memang sudah dipersilakan oleh mereka.
Tak lama Mas Abi dan ketiga temanku muncul. Aku sampai terlebih dahulu karena aku mengendarai motor sampai ke ujung gang. Sedangkan Mas Abi dan dua orang lagi naik Grab. Jadi, harus jalan kaki terlebih dahulu untuk masuk gang. Begitu juga dengan Hendi yang tidak berani menurunkan motornya ke dalam gang karena jalan lumayan curam. Aku saja yang nekat turun dengan modal sok berani. Secara sudah lama tidak mengendarai sepeda motor. Tapi, lumayan lah aku sering ngetrail waktu kerja di perkebunan. Jadi, nggak begitu takut asal kondisi rem baik-baik saja.
Saat Mas Abi datang, anak-anak sedang membersihkan ruangan. Mereka begitu menurut dan menyayangi Mas Abi. Bahkan seorang anak menyuguhkan minuman pada kami saat kami sudah duduk di dalam ruangan itu. Posisi duduk kami berpindah, berpindah pula minuman itu. Anak-anak melakukannya dengan inisiatif sendiri. Mereka sudah peka dengan keadaan di sekitar.
Mas Abi sharing pengalaman panjang lebar pada kami. Ada pajangan foto-foto aktivitas Kopaja sejak 19 tahun yang lalu. Saat Mas Abi masih berjuang membina anak-anak jalanan hanya beralas karpet dan beratapkan terpal. He is so amazing! Aku nggak tahu bagaimana cara Tuhan melahirkan hati malaikat dalam dirinya. Aku sampai bingung. Sampai nggak tahu harus ngomong apa. Semuanya begitu mengagumkan bagiku.
Ada banyak karya anak-anak yang terpajang di sana. Bukan hanya itu. Ada juga karya ibu-ibu rumah tangga berupa bross, hijab dll. Kebetulan di situ ada ruangan menjahit yang merupakan donasi dari kawan-kawan yang peduli terhadap pergerakan Kopaja.
Specially ...!
Tempat ini sangat spesial bagiku. Tak hanya tempatnya, tapi juga pendirinya dan orang-orang yang berkecimpung di dalamnya. Bukan hal yang mudah untuk membuat tempat yang istimewa ini.
Itulah sebabnya, besok aku akan kembali singgah ke sana. Karena bagiku, 2 jam di sana masih sangat kurang. Aku masih ingin mendengar banyak cerita dari Mas Abi. Masih ingin menikmati tempat itu.
Aku salut.
Aku terharu.
Anak-anak jalanan yang doyan ngelem dan pergaulannya buruk bisa menjadi anak-anak baik di tempat ini. Tentunya pengabdian Mas Abi selama bertahun-tahun menghasilkan kebahagiaan yang tak terkira. Bahagia ketika berhasil merangkul anak-anak yang tidak suka belajar, tidak mau sekolah menjadi anak-anak yang gemar belajar dan mengerti arti pentingnya pendidikan.

Terima kasih Mas Abi untuk pelajaran hidup hari ini.
Semoga esok kita masih bisa dipertemukan di tempat yang sama.

Selamat malam semua ...!
Maaf kalau tulisan ini rada nggak jelas karena aku tulis dalam keadaan sudah mengantuk.
Salam inspirasi, salam literasi ...!

#DWPF
#DWPFDiary

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas